Sukses

Celana Jeans Rasis Terjual Rp1,3 Miliar dalam Pelelangan

Celana jeans yang mengandung pernyataan rasis itu diproduksi Levi's pada 1880an.

Liputan6.com, Jakarta - Celana jeans bisa rasis? Item fashion itu menjadi salah satu barang langka yang dilelang di Durango Vintage Festivus di New Mexico, Amerika Serikat, pada 1 Oktober 2022.

Pelelangan berhasil dengan Kyle Hauper keluar sebagai pemenang. Kolektor pakaian-pakaian jadul selama 23 tahun asal San Diego itu menawar 87 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,34 miliar untuk celana jeans produksi 1880an tersebut.

Meski usianya lebih dari satu abad, celana jeans dengan ukuran pinggang 38 inci dan panjang 32 inci itu disebut dalam kondisi 'baik/bisa dipakai. Jeans bekas yang dijuluki sebagai 'cawan suci koleksi denim vintage' tersebut ditemukan di dalam bekas tambang yang terlantar beberapa tahun lalu. Benda itu diyakini sebagai salah satu jeans Levi's tertua dari era tersebut.

Sebuah label tercetak di bagian dalam saku, bertuliskan 'satu-satunya jenis yang dibuat oleh Buruh Putih'. Slogan bernada rasis itu digunakan perusahaan tersebut selama periode diskriminasi anti-China yang meluas di AS, menurut Wall Street Journal.

Praktik diskriminasi rasial itu memuncak setelah Undang-Undang Pengecualian China disahkan pada 1882. Berdasarkan aturan tersebut, kata juru bicara Levi's, pekerja dari China dilarang memasuki AS selama 10 tahun.

Levi's menjelaskan bahwa pemilik perusahaan berpikir slogan itu akan "meningkatkan penjualan dan sejalan dengan pandangan konsumen pada saat itu." Namun, juru bicara perusahaan menyatakan slogan itu akhirnya dihapus pada 1890-an. Sementara, UU yang mendiskriminasi warga keturunan China baru dicabut pada 1943.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cari Penawar Baru

Celana itu masih tertutup bintik-bintik lilin dari lilin yang digunakan para penambang yang mencari emas di terowongan sempit. Mereka memiliki tombol suspender dan satu saku belakang.

Haupert membeli jeans tersebut sebagai investasi bersama dengan Zip Stevenson, pemilik lama toko denim vintage di Los Angeles. Stevenson merupakan yang pertama menaikkan 90 persen dari penawaran, sementara penawar lainnya bertanggung jawab atas kenaikan harga 10 persen berikutnya. 

"Saya masih agak bingung, hanya terkejut pada diri saya sendiri bahkan membelinya," kata Haupert kepada Journal.

Haupert mengatakan dia telah menerima beberapa pertanyaan dari pembeli potensial. Dia dan rekan bisnisnya berharap bisa menjual kembali jeans tersebut dengan harga setidaknya 150.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,3 miliar.

"Anda bisa memakainya ke Starbucks," kata Stevenson kepada Journal.

Itu bukan satu-satunya koleksi jeans lawas yang dimiliki Haupert. Di akun Instagramnya, ia juga memamerkan sebuah jaket denim produksi 1930an merek The Boss yang bernoda abu batubara.

3 dari 4 halaman

Jangan Dicuci Sering-Sering

Jeans terkenal dengan ketahanannya. Meski begitu, para ahli mengingatkan untuk tidak terlalu sering mencuci denim. Pasalnya, pencucian yang terlalu sering justru akan merusak serat denim juga melunturkan warna aslinya.

Namun, pertanyaan berikutnya yang muncul adalah bagaimana dengan kuman yang menempel pada bahan jeans. Dikutip dari USA Today, Senin, 3 Oktober 2022,  pakaian berbahan denim lebih tebal dari kaos oblong dan jika Anda menggunakan pakaian dalam, kekhawatiran tentang bakteri kemungkinan tidak terlalu besar.

Pada 2017, seorang mahasiswa di University of Alberta mengenakan jeans selama 15 bulan berturut-turut. Setelah diteliti, jeans tersebut mengandung tingkat bakteri yang sama seperti ketika dia mengenakannya kurang dari dua minggu.

Namun berbagai manfaat yang dirasakan kian muncul, hal ini lebih baik untuk menjaga lingkungan, membuat jeans terlihat bagus dan tidak mudah pudar, kemudian yang paling penting adalah mengurangi cucian. Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Levi's pada 2015 mengatakan, mencuci jeans setiap 10 kali pemakaian "daripada setiap dua kali pemakaian akan mengurangi penggunaan energi, dampak perubahan iklim, dan asupan air hingga 80 persen."

4 dari 4 halaman

Baca Label Petunjuk

Lalu, bagaimana teknik mencuci jeans agar warnanya awet, tidak luntur, dan tidak kendur? Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, langkah pertama adalah membaca label petunjuk pencucian di jeans. Produsen biasanya menuliskan dalam bentuk logo yang memiliki arti berbeda-beda. 

Misalnya, logo wadah dan air, artinya pakaian harus dicuci menggunakan mesin. Sebaliknya, logo bergambar tangan berarti pencucian harus dilakukan secara manual. Ada pula logo bergambar wadah dan air diberi tanda silang, artinya pakaian harus dicuci kering. 

Kalaupun harus dicuci, jangan lupa pakaian jeans anda dibalik ke sisi luar agar warnanya tidak luntur. Kancingkan yang perlu dikancing atau tutup resleting agar tak tersangkut dengan pakaian lain saat dicuci pakai mesin. Saat mencuci jeans, sebaiknya menggunakan air dingin untuk memperlambat pemudaran warna dan penyusutan kain. Hindari pula memeras kain terlalu keras.

Selanjutnya, perhatikan logo pengeringan biasanya disimbolkan dengan lingkaran dalam kotak dan sejumlah titik. Arti titik menandakan suhu yang digunakan untuk mencuci pakaian. Semakin banyak titik maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan pakaian. Jika lingkaran berwarna hitam, artinya pakaian dikeringkan tanpa panas. Hindari menjemur jeans di bawah sinar matahari langsung.

Sedangkan logo setrika pada jeans biasanya disertai titik. Titik satu pada logo setrika menandakan suhu maksimal 110 C, titik dua 150 C, dan titik tiga 200 C. Jika terdapat tanda silang di logo setrika artinya pakaian tidak boleh disetrika.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.