Sukses

Remaja 14 Tahun Meninggal Usai Terjatuh dari Wahana Pemacu Adrenalin yang Baru Beroperasi Sebulan

Wahana pemacu adrenalin setinggi 430 kaki atau sekitar 131 meter yang disebut Orlando Free Fall itu segera diturunkan menyusul kematian seorang remaja.

Liputan6.com, Jakarta - Niat bersenang-senang di sebuah taman hiburan malah berujung petaka. Remaja lelaki berusia 14 tahun meninggal dunia usai terjatuh dari wahana pemacu adrenalin setinggi 430 kaki atau sekitar 131 meter yang bernama Orlando FreeFall.

Korban bernama Tyre Sampson menaiki wahana di Icon Park itu  yang berlokasi di luar Orlando, Florida, Amerika Serikat, pada 24 Maret 2022. Wahana tersebut padahal baru dioperasikan sebulan sebelum kematian Tyre.

Sejak insiden mematikan tersebut, wahana tersebut ditutup. Keluarga Tyre menuntut agar wahana serupa Hysteria di Dufan tersebut dicabut. Mereka juga gugatan atas kematian putra mereka terhadap beberapa entitas, termasuk pengelola taman, operator wahana, dan produsen wahana.

Waktu untuk menghentikan operasi wahana itu selamanya 'akan ditentukan berdasarkan persetujuan semua pihak yang terlibat dan badan pengatur', demikian bunyi pernyataan tersebut.

Ayah Tyre, Yarnell Sampson mengaku 'menangis bahagia' mendengar rencana bahwa wahana itu akan diturunkan. "Ini hari yang emosional... Ini hanya sedikit keadilan bagi anakku," kata Sampson kepada CNN, dikutip Jumat (7/10/2022).

Meski begitu, ia menegaskan bahwa misinya belum berakhir. Pencabutan itu sebagian penyebabnya. "Seorang anak muda kehilangan nyawanya," ia menambahkan.

Dua pengacara yang mewakili Yarnell Sampson mengatakan setelah lama menunggu, kabar yang disampaikan merupakan informasi melegakan untuk seorang ayah yang berduka, yang telah mengadvokasi hal tersebut sejak kematian Tyre. Mereka menegaskan bahwa wahana tersebut semestinya tidak pernah diizinkan beroperasi dalam kondisi bermasalah.

"Taman bermain, perusahaan induk mereka, dan lembaga berwenang seharusnya bertindak lebih baik untuk mencegah tragedi semacam ini dialami oleh keluarga lain," demikian pernyataan tertulis dari pengacara Ben Crump dan Bob Hilliard.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rencana Beasiswa

Dalam sebuah pernyataan daring, pejabat bersama operator wahanan Orlando Slingshot mengaku 'sangat terpukul dengan kematian Tyre'. "Kami mendengarkan keinginan keluarga Tyre dan masyarakat, dan memutuskan untuk menurunkan FreeFall," kata Ritchie Armstrong, pejabat Orlando Slingshot, dalam sebuat pernyataan.

"Selanjutnya, Orlando Slingshot akan menghormati Tyre dan warisannya di kelas dan di lapangan sepak bola dengan memberikan beasiswa atas namanya," ia menambahkan.

Detail tentang beasiswa itu masih 'digodok' dan informasi lebih lanjut akan disampaikan di kemudian hari setelah berkonsultasi dengan keluarga Tyre, sesuai bunyi pernyataan tertulis Orlando Slingshot. ICON Park tempat wahana itu berada juga menyampaikan dukungan untuk menurunkan wahana tersebut.

"Kematian Tyre adalah tragedi yang kami tak akan lupakan. Sebagai pemilik lahan, ICON Park menyambut dan mengapresiasi keputusan Orlando Slingshot untuk menurunkan wahana tersebut," kata pihak pengelola taman hiburan, dalam pernyataan terpisah.

Menanggapi rencana beasiswa, ayah Tyre Sampson berpendapat, "Mereka mencoba melakukan hal yang benar. Itu yang aku ingin mereka lakukan."

 

3 dari 4 halaman

Penyebab Terjatuh

Laporan menyebutkan bahwa penyebab jatuhnya Tyre dari wahana menantang itu akibat sensor kursi yang tidak diamankan. Video viral yang beredar di media sosial memperlihatkan bagaimana Tyre terjatuh dari kursinya sekitar lima detik setelah wahanan itu meluncur ke bawah.

Tyre bisa tergelincir dari kursinya karena 'ia tidak diamankan dengan benar'," menurut laporan awal yang dikeluarkan pada April 2022 oleh perusahaan teknik forensik yang ditugaskan oleh pejabat Florida untuk menyelidiki. Berdasarkan penyelidikan, perusahaan menemukan penyebabnya adalah karena "kesalahan penyetelan" manual dari sensor di kursi yang diduduki Tyre.

Sensor kursi biasanya tidak akan membiarkan pengendaraan berfungsi kecuali mereka menunjukkan bahwa setiap sabuk pengaman kursi diturunkan ke titik yang mengamankan pengendara sepenuhnya. Tapi, penyesuaian sensor di kursi Ban, serta penyesuaian serupa di kursi kedua, memungkinkan perjalanan beroperasi dengan jarak yang lebih besar dari biasanya antara harness dan kursi, tulis laporan itu.

Laporan oleh firma teknik Quest Engineering & Failure Analysis Inc. tidak mengatakan kapan sensor untuk dua kursi dipindahkan. Tidak dijelaskan pula siapa yang memindahkannya atau mengapa mereka dipindahkan.

 

4 dari 4 halaman

Hasil Autopsi

Menurut manual operasi dan pemeliharaan wahana yang diunggah online oleh pejabat, berat penumpang maksimum semesinya 130 kilogram atau sekitar 287 pon. Sementara, Tyre menurut hasil autopsi memiliki berat 383 pon dengan tinggi 6 kaki.

Hasil otopsi juga menyebutkan Tyre meninggal karena trauma oleh benda tumpul. Penyebab kematiannya adalah kecelakaan.

Sebelum mengundang petaka, wahana Orlando FreeFall itu diklaim operator sebagai wahana menara turun naik tertinggi di dunia. Wahana itu akan membawa penumpangnya naik lalu dijatuhkan dari ketinggian 400 kaki dengan kecepatan lebih dari 75 mil per jam, menurut keterangan taman bermain.

Cerita hampir serupa juga terjadi di Indonesia, tepatnya di Taman Bermain Wonderia di Semarang. Taman bermain yang dibuka pada 2007 itu mengalami insiden setelah salah satu wahana permainan mengalami kecelakaan. 

Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, wahana permainan planet tower yang sedang beroperasi mendadak jatuh dari ketinggian 15 meter. Bahkan, beberapa pengungjung dikabarkan mengalami patah tulang akibat kecelakaan itu. Dua hari setelahnya, taman bermain ini dikabarkan tutup sampai batas waktu yang belum ditentukan karena penyelidikan.

Setelah kembali dibuka, rupanya kecelakaan kembali terjadi di wahana permainan yang sama pada 2016. Kecelakaan kedua ini memicu berkembangnya rumor berbau mistis beredar di tengah masyarakat, sehingga jumlah pengunjung taman bermain ini surut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.