Sukses

Sejarah Stadion Kanjuruhan, Lokasi Tragedi Arema vs Persebaya Tewaskan 129 Orang

Tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur menelan ratusan korban jiwa. Insiden ini terjadi setelah kerusuhan pecah pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur menelan ratusan korban jiwa. Insiden ini terjadi setelah kerusuhan pecah pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang bertambah menjadi 129 orang. "Jadi update yang terkonfirmasi 129 korban dinyatakan meninggal dunia," kata Khofifah kepada wartawan, Minggu (2/10/2022), dikutip dari News Liputan6.com.

Sementara dikutip dari laman malangkab.go.id, Minggu (2/10/2022), Stadion Kanjuruhan dibangun sejak 1997 dengan menelan biaya mencapai Rp35 miliar. Stadion lokasi tragedi Arema vs Persebaya ini terletak di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kepanjen.

Pada 9 Juni 2004 lalu, Presiden Megawati Soekarnoputri resmi menandatangani plakat yang diletakkan di depan stadion ini dengan ditandai gelaran pertandingan kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004, antara Arema Malang melawan PSS Sleman. Pertandingan berakhir kemenangan Arema 1-0.

Itu menjadi kali pertama Arema dan Aremania pindah dari kandang lama Stadion Gajayana, Kota Malang ke Stadion Kanjuruhan. Sejak kepindahan ke Stadion Kanjuruhan, beragam cerita datang bergantian menyertai perjalanan Arema.

Stadion Kanjuruhan menjadi saksi bisu perjalanan langkah skuat Singo Edan menggapai mahkota Copa Indonesia 2005 dan 2006. Sebelum babak final di dua edisi Piala Indonesia itu, Arema meraih kemenangan-kemenangan penting di Stadion Kanjuruhan yang mengantarkan pada pertempuran di partai puncak hingga mengangkat trofi juara dua kali berturut-turut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ragam Kisah

Di Stadion Kanjuruhan, Aremania pernah meraih predikat The Best Suporter di ajang Copa Indonesia 2006, meski pemberian gelar dan hadiah tak dilakukan secara simbolis di Stadion Kanjuruhan. Di stadion ini Arema juga pernah ditahbiskan sebagai kampiun kompetisi sepakbola kasta tertinggi bertajuk Indonesia Super League (ISL) 2009-2010.

Kala itu, upacara penobatan juara digelar lewat laga Perang Bintang antara Arema Indonesia melawan Tim All-Star, yakni gabungan 22 pemain yang bermain di ISL pada 6 Juni 2010. Arema selaku juara ISL harus takluk dengan skor tipis 4-5.

Di akhir laga, kiper Arema, Kurnia Meiga Hermansyah pun diganjar gelar Pemain Terbaik ISL 2009-2010 di stadion ini. Selain gelar juara tersebut, pada 2010, Panpel Arema juga mendapatkan gelar Panpel Terbaik dalam ISL 2009-2010.

Selain itu berkat kerja sama dengan Aremania, Panpel Arema mampu mencatatkan rataan penonton tertinggi se-Asia Tenggara untuk musim kompetisi 2009-2010 dan 2010-2011. Stadion yang juga menjadi kandang klub medioker milik Pemerintah Kabupaten Malang, Persekam Metro FC ini pun sempat menjadi saksi betapa luar biasanya Aremania dalam mendukung klub kebanggaannya Arema.

3 dari 4 halaman

Kapasitas Stadion

Sebut saja beberapa kali aksi pengibaran bendera raksasa berlogo Arema, termasuk aksi kolosal One Incredible Blue (OIB) pada musim 2014, hingga One Soul One Nation yang baru saja kita lewatkan pada 17 Januari 2016 lalu. Kanjuruhan juga sempat menjadi stadion yang "angker" lantaran ditinggal para "penghuninya" di ISL musim 2011-2012, kala terjadi dualisme klub Arema.

Stadion berkapasitas 45 ribu itu hanya terisi tak lebih dari seribu orang saja di tiap laga yang dilakoni Arema selama putaran pertama. Lambat laun, di putaran kedua, stadion ini kembali penuh oleh lautan biru Aremania.

Pada awal musim 2014, stadion ini mengalami penambahan satu tribun, yakni tribun berdiri. Tribun ini berada di sekeliling sentel ban dengan pagar yang memisahkan tribun dengan lapangan. Penambahan tribun ini praktis menambah kapasitas stadion menjadi benar-benar mencapai 45 ribu penonton. Ketua Panpel Arema, Abdul Haris menyatakan jika penambahan tribun ini dimaksudkan untuk mengantisipasi membludaknya Aremania pada laga-laga tertentu bertajuk big-match.

 
4 dari 4 halaman

Jadi Sorotan Dunia

Dikutip dari Bola Liputan6.com, menurut kronologi polisi, kerusuhan usai laga Arema vs Persebaya terjadi pada saat pertandingan telah selesai lantaran ada rasa kekecewaan dari penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah. Kesal dengan kekalahan Arema, suporter Aremania menyerbu ke lapangan usai peluit panjang ditiup wasit.

Petugas keamanan langsung berusaha menghalau serbuan suporter ini dengan ditembakan gas air mata. Kondisi justru menjadi semakin kacau.

Para suporter yang panik termasuk perempuan dan anak-anak berdesakan mencoba keluar dari Stadion Kanjuruhan. Akibatnya fatal, banyak yang pingsan dan sulit bernapas.

Tragedi Kanjuruhan Malang ini turut menyita perhatian dunia. Media-media asing mulai memberitakan kejadian yang dianggap sebagai tragedi paling kelam di sepak bola Indonesia itu. 

"Setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya, puluhan suporter masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan. Polisi menembakkan gas air mata yang menyebabkan kepanikan. Menurut Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, korban jiwa mencapai 127 orang," tulis media besar Amerika Serikat, New York Times.

Selain media Amerika Serikat, berita terkait tragedi ini juga disiarkan oleh media dari benua lain seperti Asia dan Oseania. "Tragedi terjadi setelah pertandingan hari Sabtu antara rival Arema dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Saat suporter masuk lapangan usai tuan rumah kalah 3-2," tulis media Australia, The Age, dalam akun Twitter-nya.

"Asosiasi Sepakbola Indonesia (PSSI) mengumumkan akan melakukan investigasi terkait kerusuhan yang meletus setelah pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam," tulis CGTN, media China yang berbasis di Beijing.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.