Sukses

Kolaborasi BRIN dan Swasta Garap Potensi Anggrek Endemik Indonesia untuk Industri Kosmetik

PT Martina Berto TBK dan BRIN berkolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan anggrek asli Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Eksplorasi anggrek asli Indonesia jadi salah satu bentuk pelestarian tumbuhan Nusantara tersebut. Langkah ini juga digencarkan oleh PT Martina Berto Tbk yang berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Direktur PT Martina Berto Tbk, Kilala Tilaar dan Andes Hamuraby Rozak selaku Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sepakat menandatangani Perjanjian Kerja Sama pada Selasa, 27 September 2022, di Kebun Raya Bogor. Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan dan memanfaatkan plasma nutfah Coelogyne.

Perjanjian tersebut adalah kelanjutan penandatanganan MoU PT Martina Berto Tbk dengan BPPT (yang kini melebur dengan BRIN) mengenai kerja sama eksplorasi, identifikasi, dan domestikasi Anggrek Coelogyne marthae S.E.C Sierra. Bunga anggrek lokal khas Kalimantan itu dinamai berdasarkan pendiri Martha Tilaar.

Kolaborasi ini juga sebagai tindak lanjut dari penganugerahan Perekayasa Utama Kehormatan 2012 yang diberikan oleh BPPT kepada Martha Tilaar. Andes Hamuraby Rozak menyebut anggrek Coelogyne marthae S.E.C. Sierra adalah salah satu spesies dari genus Coelogyne yang informasi distribusi alaminya masih sangat terbatas.

Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan BRIN Irni Furnawanthi Hindaningrum menjelaskan bahwa kerja sama ini meliputi kegiatan eksplorasi, konservasi, domestikasi, dan penyusunan database Plasma Nutfah Coelogyne spp hasil eksplorasi 2013 sampai 2015. Selain itu adalah propagasi dan breeding Plasma Nutfah Coelogyne spp, kajian bioprospeksi Plasma Nutfah Coelogyne marthae dan kajian eksperimental botani Plasma Nutfah Coleogyne dan tumbuhan potensial lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelitian

Irni berharap kerja sama ini dapat mendukung penelitian dan konservasi Plasma Nutfah Coelogyne, terutama Coelogyne marthae secara ex situ, dengan teknik kultur jaringan. Diharapkan hal itu bisa menghasilkan benih yang dapat digunakan untuk penelitian bahan baku industri kosmetik.

Andes menambahkan, para periset nanti akan mengungkap status konservarsi spesies yang saat ini masih terkategori sebagai data deficient dalam Daftar Merah IUCN. Mereka lalu akan melanjutkannya dengan upaya pemulihan populasi Coelogyne marthae.

Direktur PT Martina Berto Tbk, Kilala Tilaar menyatakan bahwa program penelitian Coelogyne marthae ini direncanakan akan berlangsung selama lima tahun. Kilala juga berharap kerja sama ini dapat berkontribusi signifikan pada upaya pelestarian alam Indonesia.

"Khususnya anggrek asli Indonesia dan mengembangkannya menjadi produk-produk yang berbasis tanaman khas Indonesia, serta meningkatkan kerja sama yang lebih erat lagi antara akademisi, institusi pemerintah, dan perusahaan swasta," kata dia.

3 dari 4 halaman

Genus Coelogyne

Genus Coelogyne adalah salah satu jenis anggrek yang hidup secara epifit dan terkadang dijumpai hidup di tanah (terrestrial), di atas bebatuan atau lumut (litofit). Ada 200 spesies dengan 60 di antaranya berada di Kalimantan.

Klasifikasi genus Coelogyne terbagi menjadi beberapa seksi dan salah satunya adalah seksi Verrucosae. Seksi ini terdiri atas beberapa spesies yang di antaranya adalah spesies baru Coelogyne marthae S.E.C. Sierra.

Coelogyne marthae S.E.C Sierra adalah anggrek endemik, masuk ke dalam daftar appendix II Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Penamaan Coelogyne marthae S.E.C. Sierra merupakan suatu penghargaan kepada Martha Tilaar dari The National Herbarium of the Netherlands atas upaya beliau mendirikan Martha Tilaar Professorial Chair di Leiden University pada 2000 dan atas keberhasilannya membangun perusahaan kosmetik dan perawatan alami berdasarkan kearifan lokal yang diolah secara ilmiah untuk memenuhi kebutuhan kehidupan di masa kini.

4 dari 4 halaman

Martha Tilaar Innovation Centre

Agar bisa terus relevan dengan zaman dan mampu mengidentifikasi tren kosmetik dan produk natural, Martha Tilaar juga mendirikan Martha Tilaar Innovation Centre (MTIC) yang merupakan pusat penelitian, pengembangan, kreasi dan inovasi bahan baku alami, produk serta pelayanan Martha Tilaar Group. MTIC memadukan kearifan budaya dan pengetahuan leluhur, serta sumber keanekaragaman hayati Indonesia dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan produk-produk inovasi.

MTIC memiliki beberapa aktivitas, seperti riset dan pengembangan, publikasi baik nasional maupun internasional, membangun kolaborasi dengan universitas maupun lembaga-lembaga penelitian, dan mengadakan Ristek-MTIC Award untuk menjembatani peneliti dengan dunia industri. Divisi Riset dan Pengembangan terdiri atas beberapa departemen, seperti Pengembangan Budidaya Tanaman, Riset Tanaman, Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Kemasan, Pengembangan Kemasan dan Registrasi produk, Formulasi serta Penelitian Produk dan Ekstrak.

Tiap departemen memiliki laboratorium dan dilengkapi dengan peralatan berteknologi canggih. Berkat MTIC, Martha Tilaar Group dikenal dengan inovasi produk dan marketingnya yang tak jarang menjadi standar di industri kosmetik nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.