Sukses

Meghan Markle Dikabarkan Kesal Tak Dibayar untuk Pekerjaannya Sebagai Anggota Kerajaan Inggris

Sebuah buku baru mengklaim terkait keluhan Meghan Markle berbunyi,"Saya tidak percaya saya tidak dibayar untuk ini," di tengah tur keajaan pertamanya pada Musim Gugur 2018 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Sorotan pada Meghan Markle seolah tiada kata padam. Baru-baru ini, ibu dua anak tersebut dikabarkan kesal tak dibayar dalam melakasanakan tugas Kerajaan Inggris.

Dikutip dari Page Six, Senin (26/9/2022), sebuah buku baru mengklaim terkait keluhan Meghan Markle berbunyi,"Saya tidak percaya saya tidak dibayar untuk ini," di tengah tur tugas kerajaan pertamanya pada Musim Gugur 2018 lalu. Momen ini hanya beberapa bulan setelah ia dan Pangeran Harry mengikat janji suci pernikahan.

Dalam buku bertajuk "Courtiers: The Hidden Power Behind the Crown", penulis Valentine Low menulis tentang apa yang tampaknya menjadi rasa frustrasi Meghan yang kian meningkat seiring tuntutan tugas kerajaan harian yang terus datang. Hal-hal tampaknya memuncak ketika Meghan dan Harry memulai tur kerajaan di Australia, Fiji, Tonga, dan Selandia Baru, momen pertama mereka bersama sebagai Duchess dan Duke of Sussex.

Meghan umumnya membuat kesan positif pada publik Australia. "Pendekatan informal yang menyegarkan terhadap kunjungan kerajaan terbukti sukses," seperti yang dijelaskan Low, diwujudkan dalam gerak-gerik seperti menghadiahkan roti pisang "keluarga petani" yang "ia telah buat sendiri."

Namun di balik layar, "itu adalah cerita yang berbeda," klaim penulis. Menggabungkan laporan langsung dari staf yang mengetahui perilaku Meghan Markle, Low menulis tentang kisah itu.

"Meskipun dia menikmati perhatiannya, Meghan gagal memahami maksud dari semua jalan-jalan itu (dan) berjabat tangan dengan orang asing yang tak terhitung jumlahnya," jelasnya tentang istri Pangeran Harry itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dugaan Perlakuan Kasar

Low juga menyiratkan dugaan perlakuan kasar Meghan Markle terhadap para pembantunya, terutama mereka yang terlibat dengan tim humas dan komunikasi Duke dan Duchess, meningkat selama tur. Menurut buku tersebut, Jason Knauf yang bertanggung jawab atas operasi media pasangan itu, mengajukan keluhan melalui email Oktober 2018.

Keluhan itu diduga berbunyi, "Saya sangat prihatin bahwa bangsawan itu dapat menggertak dua asisten pribadi keluar rumah dalam satu tahun terakhir."

Ia juga diduga meneriaki Markle karena menunjukkan perilaku "tidak dapat diterima" terhadap staf yang "memberikan pekerjaan kelas satu." Knauf mengundurkan diri dari posisinya pada akhir tahun dan serangkaian pengunduran diri lainnya akan segera menyusul.

Meghan dan Harry mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk mundur dari posisi formal mereka dalam keluarga kerajaan pada 2020. Setelah itu, mereka pindah ke California, tempat kelahiran Meghan. Setelah kematian Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022, dilaporkan bahwa mendiang Ratu "lelah oleh kekacauan" seputar kepindahan pasangan itu dan "sangat terluka" oleh kepergian mereka.

3 dari 4 halaman

Julukan Buruk

Buku baru ini juga mengungkap dugaan julukan buruk staf kepada Meghan Markle. Dikutip dari New York Post, Senin (26/9/2022), Meghan Markle dijuluki seorang "sosiopat narsis" yang merencanakan kepergiannya dari kerajaan sejak awal, mantan stafnya berpendapat dalam sebuah buku baru yang mengejutkan.

Sumber mengatakan kepada penulis Valentine Low, yang menulis "Courtiers: The Hidden Power Behind the Crown," bahwa anggota staf menciptakan julukan untuk Duchess of Sussex, menurut sebuah laporan di The Sun mengutip pengecualian dari buku. Buku itu merinci dugaan perilaku buruk oleh Meghan dan suaminya, Pangeran Harry.

"Semua orang tahu bahwa institusi akan dinilai dari kebahagiaannya. Kesalahan yang mereka buat adalah berpikir bahwa dia ingin bahagia," kata seorang mantan staf. "Dia ingin ditolak, karena dia terobsesi dengan narasi itu sejak hari pertama."

Para staf juga diduga mengklaim bahwa mereka "dipermainkan" oleh Sussex. The Post telah melaporkan bahwa Meghan telah mengajukan Netflix tentang sebuah proyek sejak 2018 ketika dia masih menjadi bangsawan yang bekerja.

4 dari 4 halaman

Kabar Miring

Pangeran Harry mengklaim mereka tidak berpikir untuk bekerja sama dengan layanan streaming sampai mereka meninggalkan tugas kerajaan. Buku itu juga mengklaim bahwa bekerja untuk pasangan itu sangat suram sehingga beberapa ajudan menyebut diri mereka sebagai "Klub Sussex Survivors."

Bukan hanya dengan staf, kabar miring tentang pasangan ini juga datang dari keluarga kerajaan. Sebelumnya, beredar desas-desus bahwa Pangeran Harry menolak undangan makan malam ayahnya, Raja Charles III, ketika mendarat di Skotlandia.

Page Six secara eksklusif melaporkan, seperti dilansir Jumat, 23 September 2022 bahwa Charles sebenarnya saat itu telah pergi ke kediaman pribadinya. Ketika Harry tiba di Kastil Balmoral pada 8 September 2022, Raja Charles III dan Pangeran William sudah berangkat ke rumah Ratu di perkebunan, menurut sumber istana.

Mereka sama sekali tidak berada di Balmoral untuk makan malam. The Sun melaporkan pada Kamis, 22 September 2022 bahwa Duke of Sussex menolak undangan ayahnya setelah istrinya diduga dilarang dari pertemuan keluarga kerajaan di kastil untuk sama-sama berduka atas kematian Ratu Elizabeth II.

Menurut outlet tersebut, Harry ingin Meghan bergabung dengan keluarganya pada hari nenek tercintanya meninggal pada usia 96 tahun. Publikasi itu juga melaporkan bahwa Charles menelepon putranya untuk mengatakan kehadiran mantan aktris itu "tidak pantas."

Meski tidak ada penolakan makan malam, Pangeran Harry dan Meghan Markle dilaporkan menghadapi serangkaian perjuangan selama memberi penghormatan pada mendiang Ratu. Selain interaksi dingin dengan William dan istrinya, Kate Middleton, pasangan itu diundang, dan kemudian tidak jadi diundang, ke resepsi untuk para pemimpin asing, Jumat lalu, 16 September 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.