Sukses

Lobi Jaringan Hotel Marriott Indonesia Kini Dilengkapi Stasiun Pengisian Baterai Mobil Listrik

Total mesin pengisian ulang mobil listrik itu akan dipasang di 60 hotel Marriott yang beroperasi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Transformasi dari era mobil berbahan bakar minyak bumi ke energi listrik makin nyata. Selain dianggap lebih ramah lingkungan, mobil listrik jadi bagian upaya pemerintah menekan konsumsi energi fosil.

Kemajuannya tak bisa dilepaskan dari ketersediaan sarana pendukung, khususnya stasiun pengisian baterai mobil listrik atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Seperti mobil konvensional, energi baterai pada mobil listrik bertahan sementara jika terus dipakai.

Untuk itu, EVCuzz Charging Network Indonesia menggandeng grup hotel Marriott Indonesia untuk menempatkan mesin mereka di lingkungan hotel. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Kamis, 8 September 2022. 

"Kami leading company swasta pertama di Indonesia yang punya izin pemerintah...Kerja sama kami adalah per hotel provide dua charger untuk semua merek mobil," kata Abdul Rahman Elly, CEO of EVCuzz, ditemui di Jakarta.

Penyediaan mesin charger tipe AC, yakni AC 7 kW dan 22 kW,  itu akan dilakukan secara bertahap. Titik pertama yang sudah terpasang adalah di area lobi Hotel Ritz-Carlton, Pasific Place. Pelanggan bisa mereservasi waktu pengecasan sebelum tiba di lokasi. Durasi hingga baterai penuh antara dua sampai tiga jam.

"Jadi, pelanggan bisa tinggalin mobilnya, makan dua tiga jam, pulang langsung penuh," ujar Rahman.

Charger AC, kata dia, sesuai dengan ekosistem di bangunan komersial, seperti hotel, apartemen, dan rumah sakit. Charger, sambung dia, semestinya diletakkan di tempat yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari manusianya. Beda dengan charger DC yang membutuhkan waktu pengisian lebih singkat, tetapi ketahanan baterainya juga lebih pendek.

"DC pasti dipasang di (rest area) jalan tol karena dia cepat," imbuh dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

60 Hotel

Ia menjelaskan mesin pengisian baterai itu akan dipasang di 60 hotel yang termasuk jaringan Marriott International Indonesia. Ramesh Jackson, Area Vice President, Marriott International, Indonesia, menyebut proses pendekatan hingga kesepakatan bermitra berjalan tanpa kendala. Masing-masing pihak punya visi yang sama terkait isu lingkungan.

Marriott khususnya menargetkan nilai nol-bersih emisi gas rumah kaca (GRK) paling lambat dicapai pada 2050. "Pendiri kami menegaskan bahwa ketika membuka hotel, tanda kesuksesan adalah bila masyarakat di sekitar hotel itu berada menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya," ujar dia.

Pihak hotel bertugas menyiapkan tempat dan sumber listrik yang memadai. Bangunan hotel rata-rata memiliki sumber listrik yang memadai, sekitar 33.000 watt. Nantinya, konsumen akan dikenakan tarif sesuai harga listrik PLN, yakni Rp2.475 per kwh. 

"Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, saat ini sektor perhotelan menyumbang 1 persen dari emisi karbon global yang diperkirakan akan meningkat. Sangat penting bagi industri perhotelan untuk menerapkan praktik keberlanjutan untuk mengurangi potensi dampak lingkungan dari operasi bisnis mereka," imbuh Jackson.

 

3 dari 4 halaman

Biaya Investasi

SPKLU akan beroperasi 24 jam sehingga konsumen tak perlu takut kehabisan baterai di jam berapapun. Mereka bisa memesan tempat yang akan dikenai penalti bila tidak datang.

"EV (kendaraan listrik) itu marketnya sudah di sana, kebutuhan sudah di sana...Kami menargetkan 100 ribu charger terpasang paada 2030. 70 persen pemakainya adalah mobil, 30 persennya motor," kata Rahman.

 

Kendaraan listrik yang sudah mengaspal saat ini hampir 6000 unit, 95 persennya ada di Jawa dan Bali. Ia memprediksi lebih dari dua juta mobil listrik akan beroperasi di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan. Terlebih, pemerintah menargetkan penggunaan mobil listrik yang lebih banyak di 2030.

Karena itu, pihaknya berinvestasi sejak sekarang agar bisa memenuhi kebutuhan pasar di masa datang. Lalu, berapa biaya investasi yang diperlukan untuk mesin pengisian baterai itu yang dikerjasamakan dengan Marriott? "Rp170 juta untuk dua mesin," jawabnya. Saat ini, EVCuzz mengaku sudah mendirikan 20 stasiun pengisian dengan total 40 mesin charger.  

4 dari 4 halaman

Tren Penjualan Meningkat

Dikutip dari kanal Otomotif Liputan6.com, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, tren kendaraan listrik segmen menengah ke atas tengah tumbuh. Namun, harga mobil listrik di bawah Rp 300 jutaan tetap yang paling diminati masyarakat. Tercatat 1.594 unit terjual selama pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022.

"Kalau kendaraan tersebut bisa dibuat dan dijual dengan kisaran Rp 300 juta ke bawah, tentunya ini akan mendapat banyak peminat. Di GIIAS kemarin, kendaraan harganya di kisaran Rp 300 juta itu banyak peminatnya," jelas Kukuh, dikutip dari kanal Otomotif Liputan6.com

Hal tersebut, kemudian berlanjut di GIIAS 2022 Surabaya, yang juga banyak calon konsumen yang mencari mobil listrik dengan rentang harga Rp 300 jutaan ke bawah itu. Bahkan, sudah ada pembeli di hari pertama. "Selama harganya terjangkau, pasti akan banyak diminati oleh masyarakat," tegasnya.

Terkait penjualan mobil listrik, ia menyebut faktor infrastruktur masih menjadi pertimbangan masyarakat untuk memutuskan membeli mobil ramah lingkungan tersebut. Jika semua ekosistem sudah dibangun, pasar ini akan semakin menarik bagi konsumen di Indonesia.

"Kita ingin menekankan kendaraan EV juga harus menggunakan komponen dari Indonesia, ini yang perlu waktu agak lama prosesnya," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.