Sukses

Jangan Pasang Ekpektasi Tinggi Saat Beri MPASI Sehat untuk Bayi dan Balita

Ada beberapa hal penting untuk diperhatikan oleh orangtua saat memberikan MPASI kepada balita.

Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis anak di RSIA Brawijaya Antasari, dr. Reza Abdussalam, Sp.A menyampaikan ada beberapa strategi dalam pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang sehat untuk bayi dan balita. Salah satu poinnya adalah tidak menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru pada si kecil.

"Kalau bisa yang namanya pemberian makan harus sabar, namanya makan adalah fase belajar anak. Banyak orangtua ekspektasinya ketinggian, bikin makanan harus dihabiskan, enggak begitu," kata dr. Reza dalam acara "Kreasi MPASI Si Kecil Bersama Mothercare" di kawasan Grogol, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Ia menekankan bahwa hak orangtua adalah membuat makanan, tetapi hak anak untuk memasukkan makanan tersebut ke dalam mulut. "Jadi jangan dipaksakan. Kalau sudah dipaksakan, anak trauma, akan ribet ke belakangnya," tambahnya.

Poin kedua yang perlu diperhatikan orangtua saat pemberian MPASI adalah sebisa mungkin menekan distraksi. Ia mencontohkan orang dewasa dapat menyantap makanan sembari menonton, namun tidak dengan bayi dan anak.

"Anak makan sambil nonton itu enggak bisa, karena konsentrasinya ke tontonan tersebut, sehingga lupa apa yang dia makan. Makanya harus hindarkan dari distraksi. Kalau bisa makan duduk bersama keluarga yang lain," terang dr. Reza.

Ia juga menyarankan untuk membatasi pemberian jus buah hingga membatasi waktu makan hanya 30 menit. Strategi pemberian MPASI ini juga beriringan dengan feeding rules untuk si kecil dengan aturan pertama adalah masalah jadwal makan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aturan Makan

"Bikin jadwal yang teratur antara ASI, makan utama, dan jadwal snack. Lalu, durasi, anak hanya fokus makan 15--30 menit awal, kalau anaknya makan lama lebih dari 30 menit, dia akan ngemut," katanya.

Orangtua juga dapat memberikan air putih di antara jadwal makan. Misal, anak bangun jam 6 pagi dengan jadwal makan jam 8 pagi, ketika di antara jam tersebut anak haus dapat diberi air putih.

"Jangan dikasih susu atau roti, nanti ada penyerapan di lambung pas jam 8 dia makan pasti enggak mau lagi, sedangkan air putih hanya lewat saja tidak ada penyerapan," tambahnya.

Dari segi lingkungan, dr. Reza menerangkan saat makan anak sembari duduk tidak jalan-jalan. Akan lebih baik jika anak dapat makan bersama dengan keluarga lainnya, tidak ada distraksi saat makan, dan tidak memberikan makanan sebagai hadiah.

"Jangan dipaksakan kalau 15 menit awal menolak ya sudah anak enggak mood, jangan dipaksa. Juga jangan sering-sering lap mulut bayi karena dia tahu dia akan mengakhiri masa makan, biar celemotan cukup seka pakai sendok itu sudah aman," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Menu Lengkap

dr. Reza mengungkapkan bahwa MPASI diberi secara bertahap, untuk bayi usia 6 bulan ke atas diisi makanan pendamping dengan proporsi 70 persen ASI dan dan 30 persen makanan padat. Memasuki usia 9 bulan, ASI dan makanan padat sekitar 50:50 dan di usia 12 bulan, 70 persen harus diisi dengan makanan padat dan 30 persen ASI.

"Anak usia 6--9 bulan makanan yang bisa diberikan adalah makanan peralihan, masa adaptasi dari makanan cair ke makanan padat, masih berupa bubur saring," katanya.

Saat bayi memasuki usia 9--12 bulan sudah bisa diberi makanan cincang dan mulai diperkenalkan dengan finger food. Setelah memasuki usia 12 bulan, anak dapat diberikan makanan family food. "Apa yang ayah ibu kakaknya konsumsi bisa diberikan kepada anak," tambahnya.

Perhatikan pula menu lengkap untuk bayi yang memasuki fase MPASI dengan ASI sebagai asupan utama dan ditambah makanan pendamping yang mengandung makro karbohidrat, protein, lemak, dan sayur. Komposisi karbohidrat dalam kebutuhan kalori di makanan pendamping itu sekitar 35--60 persen, yang artinya per kali makan usia 6 bulan bisa pakai setengah potongan kentang.

4 dari 4 halaman

Kualitas MPASI

Kemudian, protein yang diutamakan protein hewani. Karbohidrat berperan sebagai energi anak untuk beraktivitas, sedangkan protein berperan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.

Protein dibutuhkan sekitar 10--15 persen dari total kalori dengan 1 gram protein sama dengan 4 kkal. Total kalori harian itu bisa dipenuhi satu butir telur, 30--45 gram daging ayam (1 potongan sedang), juga 20--30 gram hati ayam (1 potongan sedang).

"Selanjutnya lemak dan lemak adalah salah satu cara yang dibutuhkan sebagai tambahan kalori, kalau jumlah karbohidrat berkurang, bisa pertimbangkan untuk penambahan lemak. Satu gram lemak setara dengan 9 kkal, 30--45 persen dari total kalori per kali makan cukup 1/2 sdt minyak kelapa," ungkapnya.

"Buah atau sayur jangan berlebihkan karena serat kalau berlebihan akan menganggu penyerapan nutrisi," katanya.

Dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, sayur atau buah memenuhi kebutuhan vitamin A per hari untuk bayi usia 6--12 bulan dengan 1,5 sendok wortel atau 1/3 cangkir sayuran hijau. "Pemberian sayur sifatnya perkenalan, tidak sebagai makanan utama," ungkap dr. Reza.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.