Sukses

Tasya Kamila Ungkap Pernah Keracunan Makanan Usai Dibuatkan Sandwich oleh Suami

Tasya awalnya merasa mual muntahnya karena kondisi kehamilannya bukan karena makanan.

Liputan6.com, Jakarta - Kehamilan anak kedua Tasya Kamila telah memasuki trisemester kedua. Ia sempat menjalani minggu-minggu awal kehamilannya di Amerika Serikat (AS) untuk menemani suaminya, Randi Bachtiar yang kuliah di sana.

Tasya ternyata punya cerita menarik saat di AS. Ibu satu anak itu mengungkapkan kalau dirinya pernah keracunan makanan karena tidak sengaja memakan daging asap atau smoked beef yang sudah basi selama berbulan-bulan. Ketika itu, usia kehamilannya masih 6 minggu. Siapa sangka hal itu terjadi setelah suaminya memberi kejutan.

"Suamiku tiba-tiba sweet banget masakin sandwich pakai smoked beef buat aku. Langsung aku santap sandwich-nya. Enak, sih, tapi nggak lama aku ngerasa pusing, mual, dan langsung muntah-muntah," cerita Tasya melalui Insta Story di akun Instagram pribadinya, Senin (12/9/2022).

Saat itu, Tasya merasa mual muntahnya karena kondisi kehamilannya. Namun, ia mulai khawatir ketika suaminya mengatakan kalau ternyata daging asap yang digunakan sudah basi. Peristiwa itu terjadi pada 17 Mei 2022, sementara tanggal kadaluwarsa daging tersebut sejak Februari.

"Agak deg-degan yha shayy pas suami tiba-tiba bilang, oh, no! Yang! Ternyata smoked beef-nya udah basi!! Dari Februari pula expired-nya!! Ok thanks," lanjut Tasya. Mual muntah itu berlanjut sampai keesokan harinya saat Tasya bersama suami dan anaknya makan di restoran. Selesai makan, Tasya bahkan muntah-muntah di kamar mandi restoran.

Kondisi mual muntah itu terus dirasakannya hingga usia kehamilannya empat bulan. "Beda banget, sih pas hamil Arr, aku nggak ada mual muntah kayak gini," ungkap Tasya.

Beberapa hari kemudian Tasya dan anaknya Arrasya kembali ke Indonesia. Periode mual muntah itu masih berlanjut, sampai pada akhir Juni lalu ia dan anaknya dirawat di rumah sakit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minggu ke-15

"Sempat keracunan makanan + gerd + mual muntah hamil = sehalus air putih aja gue muntahin," ujarnya. "Karena Arr juga suspek keracunan makanan, jadi dia nginap satu malam di RS. Besoknya dia udah membaik dan boleh pulang, sementara aku belum boleh pulang," sambung Tasya.

Mual muntah itu baru mereda ketika usia kehamilannya memasuki minggu ke-15. Ketika itu wanita berusia 29 tahun ini mengaku sudah bisa menyantap makanan apa pun dengan tenang. Meski begitu ia berusaha lebih waspada terhadap makanan atau bahan makanan yang sudah kedaluwarsa agar kejadian serupa tak terulang lagi.

Keracunan makanan pada ibu hamil memang tidak bisa dianggap sepele karena bisa mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.  Keracunan makanan saat hamil sering kali terjadi akibat ibu hamil mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella, E.coli, atau Listeria.

Kondisi itu umumnya ditandai dengan sakit kepala, sakit perut, diare, mual, dan muntah. Kondisi tersebut perlu segera mendapat pengobatan medis agar tidak berdampak buruk bagi pertumbuhan janin juga kesehatan si ibu.

3 dari 4 halaman

Mencegah Keracunan Makanan

Saat mengonsumsi suatu makanan, tak ada yang pernah benar-benar mempersiapkan diri untuk mengalami keracunan setelahnya. Namun faktanya, keracunan makanan merupakan hal yang begitu umum dan sering terjadi.

Keracunan makanan pun tak seharusnya dilihat sebagai hal yang sepele. Apalagi kita tahu bahwa setiap tubuh manusia akan memberikan reaksi yang berbeda jika mengalami keracunan makanan.

"Kita harus menganggap serius penyakit bawaan dari makanan. Ketika seseorang keracunan makanan, muntah dan diare parah bisa terjadi selama dua hingga tiga hari," ujar rekan ekstensi keamanan pangan di Penn State Department of Food Science di University Park, Martin Bucknavage mengutip Everyday Health, Sabtu (10/9/2022).

Dilansir dari kanal Health Liputan6.com, ada cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah keracunan makanan. Lalu, apa sajakah itu? Berikut beberapa di antaranya.

1. Cek Tanggal Kedaluwarsa

Cara pertama yang begitu sederhana untuk mencegah keracunan makanan adalah dengan memeriksa tanggal kedaluwarsa makanan, terutama pada makanan dan minuman yang mudah rusak seperti produk susu, daging, dan unggas.

Anda juga bisa menggunakan penglihatan dan penciuman untuk menilai tingkat kesegaran makanan atau minuman. Hindari pula mengonsumsi makanan dengan segel atau bungkus yang rusak.

4 dari 4 halaman

2. Cuci Produk-Produk Segar

Produk segar sebenarnya bisa menjadi sumber penyakit bawaan makanan. Misalnya buah-buahan dan sayur yang terkontaminasi oleh hewan, kondisi pertumbuhannya, atau orang-orang yang menyentuh makanan-makanan tersebut.

Mencuci produk sendiri dapat membantu untuk menghilangkan bakteri-bakteri berbahaya pada permukaan buah dan sayuran. Bahkan jika Anda tidak memakan kulitnya sekalipun, mencuci buah dan sayur memang dianjurkan. Namun, produk seperti daging, telur, dan unggas lainnya tidak perlu untuk dicuci lebih dulu.

3. Jaga Kebersihan Tangan dan Makanan

FoodSafety merekomendasikan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan selama mempersiapkan makanan. Cara ini dianggap dapat mencegah keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri salmonella.

Agar dapat membunuh bakteri, setidaknya diperlukan waktu selama 20 detik untuk mencuci tangan maupun makanan-makanan yang perlu untuk dicuci. Pastikan pula untuk menggunakan handuk yang bersih untuk mengertikan usai mencuci tangan.

Menurut Michigan State University Extension Office, penting juga untuk berhati-hati saat mencuci tangan usai mengganti popok atau memegang hewan peliharaan. Umumnya, hewan peliharaan sebaiknya tidak berada di dekat dapur untuk mencegah kontaminasi bakteri.

Mencuci talenan dan meja tempat dimana meletakan makanan secara rutin juga dianjurkan. Academy of Nutrition and Dietetics merekomendasikan untuk menjaga spons untuk mencuci peralatan dengan tetap bersih dan bebas kuman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.