Sukses

Detail Rencana Penobatan Resmi Charles Sebagai Raja Baru Inggris, Tidak Langsung Dimahkotai

Saat Ratu Elizabeth II meninggal dunia, takhta langsung diserahkan dan tanpa upacara pada pewaris, Charles.

Liputan6.com, Jakarta - Saat Ratu Elizabeth II meninggal dunia, takhta langsung diserahkan dan tanpa upacara pada pewaris, Charles, mantan Prince of Wales. Namun, ada beberapa langkah praktis dan tradisional yang harus dilaluinya untuk dinobatkan secara resmi sebagai Raja.

Ia akan dikenal sebagai Raja Charles III, seperti dikutip dari BBC, Jumat (9/9/2022). Itu adalah keputusan pertama dari masa pemerintahannya sebagai raja baru. Jadi sekarang Charles sudah jadi Raja, apa gelar Camilla?

Selama beberapa tahun, ada beberapa kebingungan tentang gelar masa depannya, ketika saatnya tiba bagi Charles untuk naik takhta, lapor Glamour. Menurut Daily Star, dikabarkan bahwa Pangeran Charles ingin istrinya disebut permaisuri, yang merupakan gelar yang biasanya diberikan pada istri raja yang berkuasa. Tapi, ia awalnya disebut permaisuri putri, menurut The Times.

Selama Platinum Jubilee-nya pada Juni 2022, Ratu Elizabeth II mengatakan ia lebih suka Camilla disebut permaisuri, dan itulah sebutan yang sekarang tersemat pada perempuan berusia 75 tahun tersebut. Diperkirakan Charles akan secara resmi diangkat sebagai raja baru Inggris pada Sabtu, 10 September 2022.

Prosesi ini akan berlangsung di Istana St James di London, di depan badan upacara yang dikenal sebagai Dewan Aksesi. Mereka terdiri dari anggota Dewan Penasihat: sekelompok anggota parlemen senior, dulu dan sekarang, dan rekan-rekan, serta beberapa pegawai negeri senior, komisaris tinggi Persemakmuran, dan wali kota London.

Lebih dari 700 orang secara teori berhak untuk hadir dalam penobatan Raja Charles III, tapi mengingat pemberitahuan mendadak, jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih sedikit. Pada Dewan Aksesi terakhir pada 1952, sekitar 200 orang hadir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Proklamasi

Pada acara tersebut, kematian Ratu Elizabeth II akan diumumkan oleh Lord President of the Privy Council (saat ini Penny Mordaunt MP), dan sebuah proklamasi akan dibacakan. Kata-kata proklamasi dapat berubah, tapi secara tradisional merupakan serangkaian doa dan janji, memuji raja sebelumnya, serta menjanjikan dukungan untuk yang baru.

Proklamasi ini kemudian ditandatangani sejumlah tokoh senior, termasuk perdana menteri, Uskup Agung Canterbury, dan Lord Chancellor. Seperti semua upacara, akan ada pemberitahuan perihal apa yang mungkin telah diubah, ditambahkan, atau diperbarui sebagai tanda era baru.

Raja menghadiri pertemuan kedua Dewan Aksesi, bersama Dewan Penasihat. Ini bukan "sumpah" di awal pemerintahan monarki Inggris. Sebaliknya, ada deklarasi yang dibuat Raja baru dan, sejalan dengan tradisi yang berasal dari awal abad ke-18, ia akan membuat sumpah untuk melestarikan Gereja Skotlandia.

Setelah seruan terompet, pengumuman publik akan dibuat menyatakan Charles sebagai raja baru Inggris. Ini akan dibuat dari balkon di atas Friary Court di St James's Palace oleh seorang pejabat yang dikenal sebagai Garter King of Arms.

3 dari 4 halaman

God Save the King

Charles akan menyerukan "God save the King," dan untuk pertama kalinya sejak 1952, lagu kebangsaan Inggris akan dimainkan dengan kata-kata "God Save the King."

Hormat senjata akan ditembakkan di Hyde Park, Menara London, dan dari kapal angkatan laut. Proklamasi yang mengumumkan Charles sebagai raja akan dibacakan di Edinburgh, Cardiff, dan Belfast.

Titik tertinggi simbolis dari aksesi akan jadi penobatan, ketika Charles secara resmi dimahkotai. Karena persiapan yang diperlukan, penobatan tidak mungkin terjadi segera setelah aksesi Charles. Dalam catatan Ratu Elizabeth II naik takhta pada Februari 1952, tapi tidak dimahkotai sampai Juni 1953.

Selama 900 tahun terakhir penobatan telah diadakan di Westminster Abbey, dengan Charles akan jadi yang ke-40. Ini adalah layanan keagamaan yang dilakukan Uskup Agung Canterbury. Pada klimaks upacara, ia akan menempatkan Mahkota St Edward di kepala Charles, mahkota emas murni buatan 1661.

Ini adalah inti dari Permata Mahkota di Menara London, dan hanya dikenakan oleh raja saat penobatan itu sendiri. Tidak seperti pernikahan kerajaan, penobatan adalah acara kenegaraan, yang mana pemerintah membayar untuk itu, dan juga memutuskan daftar tamu.

4 dari 4 halaman

Sumpah Penobatan

Raja baru Inggris akan mengambil sumpah penobatan di depan publik. Selama upacara yang rumit ini, ia akan menerima bola dan tongkat kerajaan sebagai simbol dari peran barunya dan Uskup Agung Canterbury akan menempatkan mahkota emas murni di kepalanya.

Charles sudah mengeluarkan pernyataan yang mengungkap "kesedihan terbesar" atas kehilangan Ratu. "Kami sangat berduka atas meninggalnya Ratu yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia," bunyi pernyataan itu sebagian.

Di sisi lain, ia mengikuti jejak sang ibu yang juga memilih menggunakan nama depan saat naik takhta. Sejumlah pengamat kerajaan sempat berspekulasi bahwa Charles akan memilih menghapus nama depannya karena berkonotasi negatif di keluarga kerajaan.

Berdasarkan sejarah, Raja Charles I adalah penguasa yang sangat tidak populer, dan pemerintahannya penuh dengan kontroversi, seperti perang saudara. Masa pemerintahannya pun berahir tragis ketika ia dipenggal pada 1649.

Sementara, Raja Charles II bernasib lebih baik dan dikenal sebagai Merry Monarch karena kerap berpesta liar. Ia mengakui setidaknya 12 anak di luar nikah dari berbagai gundik, tapi tidak memiliki anak sah untuk menggantikannya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.