Sukses

Sempat Minder, Maudy Ayunda Kini Percaya Diri Punya Gigi Kelinci

Bagi Maudy Ayunda, senyum memberi kesan pertama kepercayaan diri seseorang. Karena itu, penampilan gigi turut diperhatikan.

Liputan6.com, Jakarta - Senyuman bagi Maudy Ayunda berarti sangat penting. Menurut bintang film Perahu Kertas itu, senyuman memberi kesan atau impresi kepercayaan dirinya pertama yang disadari orang lain.

"Kalau kita ketemu orang, itu salah satu yang aku juga paling sadar, seperti 'Wah, senyum orang itu tuh menyampaikan kepercayaan diri'," ucap Maudy Ayunda dalam peluncuran Klar Aligner dari Klar Smile, di Jakarta Selatan, Kamis, 8 September 2022.

"Pokoknya semua itu terpancarkan lewat senyum. Jadi, senyum itu sangat penting. Apalagi untuk aku yang memang harus bertemu orang dan harus muncul di depan publik. Itu termasuk jalur komunikasiku," tambahnya.

Ia menilai semakin banyak orang yang menyadari pentingnya perawatan diri, tapi masih banyak yang mengabaikan perawatan gigi. Padahal, kata Maudy, penampilan susunan gigi seseorang juga sangat dominan dibanding bagian tubuh yang lain.

Wanita yang baru saja menikah dengan Jesse Choi ini mengaku dirinya sempat merasa tidak percaya diri karena memiliki gigi kelinci dan gigi seri yang tampak dominan dengan susunan yang kurang rapi saat masih kecil. Saat itu ia merasa ukuran gigi kelincinya terlalu besar.

Namun saat beranjak dewasa dan seiring dengan semakin rapi susunan giginya, Maudy justru memandang gigi kelinci sebagai ciri khas dari dirinya. "Kalau sekarang, dengan sudah semakin rapi, aku malah melihat gigi (kelinci) aku sebagai ciri khas," ujarnya.

"Orang suka bercanda, 'Oh, ini senyumnya Maudy banget, nih, atau ini pose Maudy banget, nih', karena mereka bisa melihat dan tahu cuma dari mulut dan gigi aku saja bahwa itu aku," sambungnya.  Mengingat pentingnya senyuman untuk menunjang penampilan dan kepercayaan diri, Maudy memberikan perhatian khusus pada perawatan gigi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Alat Perata Gigi

Wanita berusia 28 tahun itu merasa secara keseluruhan, susunan giginya cukup rapi. Tapi, ia menilai masih ada yang belum optimal, terutama pada gigi seri bagian kiri.

"Itu yang penempatannya menurutku kurang bagus dan kurang rapi. Jadi, aku tetap ingin pakai aligner dan mencari solusi untuk memperbaiki susunan itu," jelasnya. 

Aligner adalah alat perata gigi transparan yang berfungsi serupa behel. Maudy memilih alat itu karena tida ingin aktivitas keseharian dan pekerjaannya terganggu.

"Kalau pakai aligner ini rasanya sangat cocok buatku yang aktivitasnya memang harus banyak di depan publik," ucapnya.  "Warna aligner-nya yang bening tidak mengganggu penampilan, selain itu konsultasi online melalui aplikasi yang praktis mempermudah aku yang punya waktu luang terbatas, tapi tetap ingin merawat gigi," lanjutnya.

Berdasarkan pengalamannya, menggunakan aligner untuk pertama kali memang terasa kurang nyaman. Seiring berjalannya waktu adaptasi, Maudy merasa sangat nyaman menggunakan alat tersebut. Ia bahkan tidak menyadari terdapat benda yang mengganjal di sekitar gigi.

"Aku kadang-kadang nggak ngeuh ada sesuatu di gigi aku. Jadi rasanya memang sangat-sangat nyaman pakai aligner," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Maloklusi

Senyum sempurna dengan susunan gigi yang rapi ternyata belum menjadi prioritas bagi sebagian besar orang Indonesia. Banyak kasus maloklusi (posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal) ringan kerap diabaikan karena dianggap tidak terlihat secara kasat mata. Padahal selain menimbulkan gangguan bicara, maloklusi bisa berdampak pada kesehatan seseorang.

Menurut drg. Stephanie Adelia Susanto, MM, Sp. Ort, Co-founder dan Chief Orthohontist Klar Smile, empat dari llima orang di Indonesia mengalami masalah susunan gigi tidak rapi. Meski begitu, maloklusi masih sering diabaikan karena masyarakat Indonesia belum terlalu memahami dampak burunya.

Terkait kesehatan gigi dan mulut, riset membuktikan gigi tidak rapi dapat meningkatkan risiko gigi berlubang secara signifikan dikarenakan plak gigi yang lebih mudah menempel dan lebih sulit untuk dibersihkan. "Selain itu, gigi yang tidak rapi akan menyebabkan beban pengunyahan menjadi tidak seimbang, yang berakibat gigi menjadi lebih mudah pecah dan meningkatkan risiko ompong," kata Stephanie.

Bagi kesehatan secara keseluruhan, gigi yang tidak rapi akan membuat proses pengunyahan terganggu. Hal itu akan berdampak negatif terhadap asupan gizi.

4 dari 4 halaman

Estetika Gigi

drg. Stephanie menambahkan, proses pengunyahan yang tidak optimal akan berdampak pada saluran pencernaan terutama lambung dan usus yang bekerja terlalu berat. Selain gizi dan saluran pencernaan.

"Riset juga membuktikan bahwa proses pengunyahan dapat menghasilkan sejumlah besar informasi sensorik pada otak, dan menjaga fungsi belajar dan mengingat sehingga jika disfungsi mastikasi ini dibiarkan, bisa berpotensi mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif seseorang," terangnya. 

Selain berpengaruh pada kesehatan, orang dengan maloklusi sering merasa kurang percaya diri terhadap penampilan mereka. Mereka segan untuk tertawa di depan umum, bertemu dengan teman-teman dan membangun hubungan personal jadi terbatasi atau ahli menyebutnya sebagai penurunan psikososial. 

Tak bisa dipungkiri, rasa nyaman terhadap kondisi fisik turut mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, termasuk estetika gigi yang berkontribusi cukup signifikan terhadap daya tarik wajah. Lawan bicara pertama kali akan memperhatikan mata dan senyuman pembicara.

"Teknologi aligner transparan bisa jadi salah satu solusi merapikan gigi yang lebih estetik, nyaman, tidak mengganggu kesehatan sehari-hari sekaligus efektif," kata Stephanie.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.