Sukses

Patung Mirip Sandiaga Uno Mejeng di Desa Wisata Tepus

Desa Wisata Tepus berlokasi di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Liputan6.com, Jakarta - Nama Desa Wisata Tepus di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tak sepopuler tetangganya, Nglangggeran. Tapi, desa ini mencuri perhatian dengan keberadaan patung yang mirip Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

Patung 'Sandiaga Uno' itu duduk di bangku panjang yang berada di tepi pantai. Raut wajah patung itu serupa dengan mimik Sandi saat tersenyum, apalagi saat dibandingkan dengan Sandi yang berfoto bersebelahan dengan patung tersebut.

"Sugeng siang dari Yogyakarta…. Ada yang bisa tebak kira-kira saya foto sama siapa ni? Hari ini saya mengunjungi Desa Wisata Tepus, Kabupaten Gunung Kidul. Desa cantik yang berada di wilayah pegunungan, berbatasan langsung dengan Pantai Selatan ini berhasil masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022," tulis Sandi di akun Instagram pribadinya, pada Rabu, 31 Agustus 2022.

Tidak dijelaskan dengan pasti apakah patung itu memang menggambarkan sosok Sandiaga atau bukan. Namun, Menparekraf sedang gencar blusukan ke berbagai desa wisata dengan alasan visitasi 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).

Desa Wisata Tepus adalah salah satunya. Desa ini menyuguhkan panorama pegunungan yang berbatasan langsung dengan pantai sehingga atraksi yang ditawarkan tak jauh dari potensi pantai.

"Salah satunya aktivitas susur pantai perawan yang merupakan hasil kolaborasi dengan komunitas Jeep," kata Menparekraf Sandiaga Uno, dikutip dari siaran pers di laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pantai Perawan

Desa Wisata Tepus berjarak 70 kilometer dari Kota Yogyakarta. Di Kelurahan Tepus terdapat 12 pantai yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. 

Enam pantai di desa wisata ini dikenal dengan sebutan pantai perawan karena masih sepi dan belum diketahui banyak orang. Untuk mengunjungi pantai ini, wisatawan hanya dikenakan biaya retribusi sebesar Rp10 ribu.

Wisatawan akan dibuat betah dengan deburan ombak pantai selatan dengan pasir putih sepanjang bibir pantai di branding dengan sebutan Dewi Kampus (Desa Wisata Kelurahan Madani Tepus). Selain unggul dengan potensi wisata alam, Desa Wisata Tepus juga kaya akan kesenian dan budaya.

Identitas lokal masih dipelihara hingga saat ini, seperti seni Jathilan, seni Ketoprak, Karawitan, Rasulan, Bersih Telaga, Kenduri, Kirim Dowa, Nglengani Pari, Pasang Gawar dan Larungan. "Tapi tidak hanya keindahan alam. Budaya di sini juga menarik untuk ditampilkan ke masyarakat," ujar Sandi.

"Kami merasa desa wisata ini bisa berkembang dan naik kelas menyusul Desa Wisata Nglanggeran yang berdaya saing dan berkelanjutan," imbuh dia.

 

3 dari 4 halaman

Dari Batik hingga Kuliner

Desa Wisata Tepus juga menyediakan kesempatan untuk belajar membatik. Dikutip dari Jadesta Kemenparekraf, kegiatan itu akan dipandu oleh kelompok pembatik yang ada di Padukuhan Gembuk.

Kalurahan Tepus mempunyai motif batik sendiri yang dinamai "Batik Gembuk". Nama Gembuk berasal dari wilayah padukuhan, tempat kelompok batik ini tinggal. Tak ketinggalan, kehadiran Pelataran Budaya, tempat pengelola Dewi Kampus menyajikan pertunjukan kesenian kepada wisatawan sebelum mereka berkunjung ke berbagai tujuan wisata di Dewi Kampus.

Selain itu, wisatawan juga bisa mencoba salah satu makanan khas di Gunungkidul, yakni patilo. Kelurahan Tepus termasuk salah satu sentra produksi patilo yang menyajikan berbagai jenis olahan dari bahan dasar ketela pohon.

Ada pula agar-agar rumput laut yang merupakan produk hasil olahan rumput laut yang khas di pesisir pantai selatan. Warga Tepus banyak yang memanfaatkan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan agar-agar secara alami.

Dengan beragam aktivitas dan daya tarik, Sandi menyebut jumlah kunjungan ke desa wisata pada 2021 meningkat hingga 30 persen. Hal tersebut diharapkan dapat membangkitkan aktivitas pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

 

4 dari 4 halaman

ADWI 2022

 

 

Sandiaga sebelumnya menyebutkan 3.416 desa wisata dari 34 provinsi telah mendaftar sebagai peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Sebanyak 1.831 desa wisata di antaranya sebelumnya juga ikut berpartisipasi dan telah tergabung dalam Jejaring Desa Wisata (Jadesta).

ADWI 2022 berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis untuk mengembangkan potensi desa wisata. Hal ini diharapkan bisa menjadi semangat baru dan komitmen dari masyarakat desa yang terus ingin mengembangkan desanya agar lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

Tahapan penjurian ADWI tahun ini dimulai dengan desk assessment. Di tahapan itu, dewan juri ADWI menilai kelengkapan dokumen yang diunggah desa wisata serta berdasarkan self-assessment yang dilakukan oleh para pengelola desa wisata mengenai klasifikasi desa wisata (Rintisan, Berkembang, Maju, dan Mandiri) dan tujuh kategori penilaian.

Selanjutnya, para pengelola 50 Desa Wisata terbaik harus menyampaikan proposal desa wisata mereka di platform jadesta untuk dinilai kembali dan sebagai bahan acuan dewan juri untuk mememverifikasi pada saat penilaian tahap kedua. "Pada tahap field assessment ini merupakan penilaian secara langsung di lapangan oleh dewan juri ADWI dengan sistem penilaian secara digital yang dikembangkan oleh platform jadesta," ujar Sandiaga.

Kualitas proposal desa wisata di tahun ini tentunya berbeda dengan tahun sebelumnya, karena di tahun ini 50 besar desa wisata memiliki daya tarik wisata yang beragam. Dinas pariwisata daerah juga dilibatkan sebagai verifikator.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.