Sukses

Kisah Kedai Kopi di Atas Toko Alat Tulis Legendaris di Bali

Kedai kopi menjadi cara untuk melestarikan toko alat tulis yang telah dibuka sejak 1970an.

Liputan6.com, Jakarta - Bicara kedai kopi seolah tak ada habisnya. Selalu bermunculan yang baru dengan mengusung cerita latar belakang beragam. Hal itu juga berlaku bagi kedai kopi yang terletak di lantai dua toko alat tulis legendaris di Bali.

Toko alat tulis dan kedai kopi bernuansa tahun 70an itu menempati bangunan bernama NADHI Heritage. Lokasinya berada di Jalan Gajah Mada No. 122, Denpasar, Bali. Lantai satu digunakan sebagai tempat menjual beragam alat tulis, sedangkan kedai kopi terletak di atasnya.

Para pengunjung serasa dibawa bernostalgia ke beberapa puluh tahun lalu lewat sederet alat tulis lama yang dipajang di beberapa sudut. Ada juga alat-alat kantor seperti mesin tik dan mesin hitung yang sudah jarang dipakai di kehidupan saat ini.

Denan Wirya, tim visual NADHI Heritage menjelaskan bangunan itu awalnya bernama UD. Nadhi. "UD. NADHI adalah toko alat tulis yang didirikan pada tahun 1972 oleh Rudianto & Yuria Kanginnadhi, atas support orangtua: Kresna Kanginnadhi & Aryani Kanginnadhi," ia menjelaskan dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com, Selasa, 23 Agustus 2022.

Ia menjelaskan bangunan toko sudah ada sejak pertengahan tahun 1950an. Tempat itu awalnya dijadikan sebagai kantor perusahaan dagang, Enghong Trading, oleh Kresna dan Aryani. Dari nama belakang Kresna pula nama NADHI berasal, yang berarti 'jadi' dalam bahasa Bali. Pada 2000, toko tersebut diserahkan kepada pasangan Karel dan Trisna untuk diteruskan dikelola. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Renovasi Bangunan

Bisnis mereka berkembang hingga empat tahun kemudian bisa membuka minimarket alat tulis, Nadhi Mart, di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar. Sementara, toko pertama tetap dipertahankan, baik dari bentuk bangunan, rak dagangan hingga jenis barang dagangannya.

Pada 2022, pemilik memutuskan untuk merenovasi toko dengan tidak menghilangkan konsep heritage-nya. Interior dirapikan, dikembalikan menyerupai keadaan toko di tahun 70-an.

"Berkaca dari kenangan pada masa lalu, kami juga merombak kawasan lantai dua menjadi kedai kopi," tulis Denan.

Lantai dua itu sebelumnya digunakan sebagai gudang penyimpanan stok alat tulis. Tetapi, Rudianto dan Yuria juga kerap bersantai sambil menikmati kopi. Dari situlah ide untuk membuka kedai kopi muncul. 

Kedai kopi itu akhirnya diperkenalkan pada 12 Mei 2022, bertepatan dengan perayaan usia emas usaha itu. Sejak dibuka, teras atas yang langsung menghadap ke badan Jalan Gajah Mada langsung menjadi sudut favorit. Pasalnya, pengunjung bisa leluasa melihat ke luar dari balik jendela.

3 dari 4 halaman

Varian Menu

 

Selaras dengan konsep interiornya, NADHI Heritage juga menghadirkan menu jadul untuk menghadirkan kenangan dari masa lalu. Mi yamin dan roti panggang atau kaya toast mewakili menu makanan, sedangkan minumannya diwakili oleh es kleleng dan kopi jadul yang menjadi favorit pelanggal.

Harga makanan mulai dari Rp10 ribu untuk telur setengah matang, dan Rp20 ribu untuk kaya toast. Sedangkan, minumannya dibanderol mulai dari Rp10 ribu.

"Semua menu makanan atau minuman di NADHI Heritage tidak mengandung pork, lard, mirin, rum, angciu, dan alkohol," kata Denan.

Selain untuk ngopi, Denan menuturkan, pelanggan dapat melakukan me time, work from café, dan sekadar nongkrong bersama teman hingga bernostalgia. NADHI Heritage juga menyediakan mading untuk pelanggan mereka berkreasi lewat tulisan.

Denan menuliskan, harapan serta doa untuk NADHI Heritage yaitu bisa menjadi tempat yang nyaman bagi para pencari alat tulis, sekaligus menjadi tempat yang asik untuk saling bertemu, berbagi cerita, dan tentunya sambil menikmati kopi.

 

4 dari 4 halaman

Akses Menuju Lokasi

Denan mengatakan pihaknya sengaja tidak menyediakan tempat parkir khusus untuk pengunjung. Itu karena peraturan Dinas Perhubungan Kota Denpasar yang melarang siapa pun parkir di sepanjang area Jalan Gajah Mada. Sebagai solusi, ia merekomendasikan tiga alternatif lokasi parkir, yakni:

1. Pasar Badung

Dari Pasar Badung ke NADHI Heritage jaraknya 160 meter, jadi hanya perlu tiga menit berjalan kaki untuk sampai lokasi.

2. Br. Grenceng

Parkiran ini khusus untuk kendaraan roda empat, disarankan untuk parkir di tepi Jalan Sutomo atau sebelah Br. Grenceng. Butuh empat menit berjalan kaki untuk sampai ke NADHI heritage.

3. NADHI Heritage

Karena sudah tidak memungkinkan untuk parkir di depan, pengunjung bisa memarkir kendaraannya di belakang toko. Ada cukup ruang untuk beberapa kendaraan roda dua.

Kedai kopi itu hanya buka dari Senin sampai Sabtu, pukul 08.00-16.30 WITA, sementara Minggu libur. Jadwal tersebut juga berlaku untuk toko alat tulis di bawahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.