Sukses

Deretan Masjid Bersejarah di Jakarta Ini Bisa Kamu Kunjungi, Sekaligus Bisa Wisata Religi!

Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia terhampar sejuta bangunan masjid di ebrbagai pelosok negeri.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia terhampar sejuta bangunan masjid di berbagai pelosok negeri. Masjid tersebut menjadi simbol dari eksistensi umat Islam itu sendiri. Masjid tersebut tentunya amat bersejarah dan juga menjadi saksi bisu tumbuh kembang masyarakat dan peradaban Islam di Jakarta.

Tak hanya sekadar tempat ritual belaka, tapi fungsinya bisa lebih dari itu. Entah tempat untuk membuat acara formal, seperti diskusi publik atau pertemuan beragam tokoh hingga acara musik lewat Ramadan Jazz Festival yang setiap tahun terselenggara di Masjid Cut Meutia.

Dan, jika kamu tinggal di Jakarta yang juga sebagai kota megapolitan di Indonesia, tak ketinggalan terdapat beberapa bangunan masjid yang dibangun sejak zaman Hindia Belanda, bahkan sebelumnya. Mau tahu apa saja? Berikut daftarnya!

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Masjid Al-Alam

Ini merupakan salah satu masjid bersejarah di Jakarta, bahkan di Indonesia. Masji Al-Alam Marunda berdiri sejak abad ke-17. Tepatnya, masjid ini dibangun pada tanggal 22 Juni 1527, bertepatan dengan penaklukan Sunda Kelapa oleh Fatahillah.

Namun di usianya yang menyentuh 500 tahun, masjid ini tetap berdiri kokoh. Dengan gaya arsitektur yang sederhana, namun tetap indah, masjid ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata religi.

Karena ada kemungkinan menjadi tempat persinggahan bahkan pusat aktivitas pengajian para ulama Islam di masa setelah periode Raden Fatahillah, di dalam masjid ini terdapat beberapa makam kuno. Menurut catatan Jakarta Islamic Centre di situs Dunia Masjid, salah-satu makam tersebut adalah makam seorang kyai.

Masjid ini dulu bernama Masjid Agung Aulia. Penamaan tersebut merujuk pada kisah pendiriannya yang dilakukan oleh para aulia atau orang alim yang dipandang sebagai wali. Penggantian nama menjadi Masjid Al-Alam terjadi pada tahun 1975, ketika kawasan Marunda yang sebelumnya masuk wilayah Provinsi Jawa Barat, resmi masuk ke wilayah Provinsi DKI Jakarta.

 

3 dari 6 halaman

2. Masjid Cut Meutia

Masjid ini terletak di Jalan Cut Meutia No. 1 Jakarta Pusat. Sebelum digunakan sebagai masjid, bangunan yang dibangun pada tahun 1912 ini digunakan sebagai kantor pos, kantor Dinas Kereta Api Belanda, dan Kantor Angkatan Laut Jepang pada 1942 hingga 1945.

Bangunan bergaya arsitektur Art Nouveau ini sempat digunakan juga sebagai Kantor Urusan Perumahan hingga Kantor Urusan Agama pada 1964 hingga 1970. Bangunan ini dijadikan sebagai masjid saat pemerintahan Gubernur Ali Sadikin mengeluarkan SK nomor 5184/1987 tanggal 18 Agustus 1987.

Sejak saat itu, bangunan ini berganti nama menjadi Masjid Cut Meutia. Masjid ini sanggup menampung sekitar 3 ribu jamaah. Salah satu keunikan masjid ini adalah mihrab yang diletakkan di samping kiri saf. Juga posisi safnya yang miring dari bangunan masjidnya sendiri. Sebab, bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat.

Yang lebih menariknya, dalam beberapa tahun terakhir, masjid ini membuat kegiatan Ramadan Jazz Festival. Jadi, masjid ini bukan hanya sekadar tempat ritual belaka, tapi bisa menjadi titik temu untuk menjalin ukhuwah islamiyah.

4 dari 6 halaman

3. Masjid Jami’ As-Salafiyah

Masji ini terletak di Jalan Jatinegara Kaum, Klender, Jakarta Timur. Masjid Jami’ As-Salafiyah dibangun pada tahun 1619 oleh Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Masjid tertua di Jakarta Timur ini seringkali disebut sebagai Masjid Pangeran Jayakarta.

Secara historis, masjid ini lekat dengan perjuangan melawan kekuasaan Belanda yang saat itu menguasai Batavia. Saat itu, Pangeran Jayakarta terdesak oleh Jaan Pieter Coon yang menuntut mereka pergi dari Batavia. Pangeran Jayakarta pun pergi ke daerah Timur hingga bertemu dengan hutan-hutan jati dan belantara di daerah timur yang dekat sungai, akhirnya didirikanlah masjid ini.

Saat ini Masjid Jami As-Salafiyah tetap berdiri kokoh. Masjid ini terletak di kompleks pemakaman Pangeran Jayakarta beserta keluarganya. Lokasi makam persis di samping masjid. Sementara pada bagian belakang, terdapat makam keturunan Pangeran Jayakarta. Hingga saat ini, kompleks makam tersebut diperuntukan untuk keturunan Pangeran Jayakarta.

Selain makam, masjid ini diceritakan terdapat benda pusaka di antaranya sebuah tasbih dan gobang. Menurut cerita, tasbih itu dibuat dari mata uang VOC yang dilubangi pada bagian tengahnya. Namun, kedua benda tersebut menurut riwayat hilang.

Ciri khas bangunan masjid ini adalah masjid ini memiliki empat pilar masjid yang dibuat dari kayu jati asli. Empat pilar ini menyangga menara atas dengan bagian utama masjid. Selain itu, pada menara juga terdapat keunikan berupa ukiran huruf arab yang berbentuk sarang tawon.

Masjid ini bisa salah satu alternatif dari wisata religi kamu di Jakarta. Karena selain historis, bangunan masjid ini juga unik dan sangat terawat hingga sekarang.

5 dari 6 halaman

4. Masjid Angke

Masjid Angke atau dikenal juga dengan nama Masjid Al-Anwar merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta. Sebagaimana tertulis pada kaligrafi di ambang pintu sebelah timur, Masjid Angke dibangun pada tahun 1761 M, tepatnya pada 26 Sya'ban 1174 H.

Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 400 meter persegi dan berukuran 15x15 m ini memang termasuk kecil. Arsitekturnya memperlihatkan perpaduan yang harmonis antara unsur-unsur budaya Bali, Belanda, Jawa, dan Tionghoa.

Masjid ini berada di wilayah Jakarta Barat, lekat dengan tokoh-tokoh pejuang dan pendiri Jakarta tempo dulu, seperti Pangeran Fatahillah dan Tubagus Angke. Tempat ini konon menjadi lokasi pertemuan-pertemuan rahasia untuk melawan Belanda.

 

6 dari 6 halaman

5. Masjid Pekojan

Masjid Jami An-Nawier atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Pekojan merupakan salah satu masjid tua di Jakarta. Masjid ini sudah berusia 258 tahun dan terletak di Jalan Pekojan Raya, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Walaupun usianya sudah ratusan tahun, tapi bangunan masjid ini masih kokoh berdiri. Bentuk bangunannya menyerupai bangunan tradisional Jawa. Terdapat empat tiang soko guru pada bagian tengah bangunan sebagai penyangga atap yang berbentuk limas. Masjid ini memiliki luas sekitar 1.050 meter persegi. Di langit-langit masjid, tergantung satu lampu antik yang sudah ada di sana sejak masjid ini berdiri.

Itu dia 5 masjid bersejarah di Jakarta yang bisa kamu kunjungi saat wisata religi di Jakarta ya! Kamu sudah mengunjungi yang mana?

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini