Sukses

Kisah Wonderland di Sehelai Hijab Buatan Lokal

Keindahan alam Indonesia kembali menginspirasi brand lokal membuat produknya. Kali ini giliran produk hijab.

Liputan6.com, Jakarta - Brand hijab lokal, Luna Hijab baru saja merilis koleksi scarf terbaru bertema Wonderland alias negeri ajaib. Seri itu mengangkat cerita tentang seorang wanita cantik dan anggun di sebuah negeri yang indah, dikelilingi hamparan bunga, dan kupu-kupu yang terbang seakan menyapa keindahan alam yang tercipta.

Luna Lucky, pendiri brand yang berasal dari Kudus itu menerangkan tema tersebut kemudian dituangkan dalam lima motif utama, yakni Meylin, Constellation, Snowflake, Butterfly, dan Dewata. Masing-masing menceritakan kisah berbeda.

"Meylin menggambarkan seorang putri Tiongkok dengan keberagaman Indonesia, Constellation yang merupakan rasi bintang, Snowflake yang merupakan kepingan salju, pattern Butterfly dan Wonderland-nya Indonesia, Dewata," ujar Luna dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan bahwa koleksi tersebut sengaja dikerjakan di Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Lokasi tersebut dipilih untuk menyesuaikan dengan alur cerita yang ingin dibuat.

"Wonderland menceritakan lahirnya seorang wanita di sebuah alam yang sekelilingnya masih asri. Keindahan alam dan dinginnya kawah putih, disatupadukan dengan wanita jelita yang menjadi tokoh utama dalam wonderland story," sambung Luna.

Brand lokal itu menggunakan voal premium sebagai material utama. Bahan tersebut, kata dia, memiliki kelebihan karena tidak menerawang, menyerap keringat, tidak mudah kusut, dan bisa digunakan untuk syal.

"Selain itu, kualitas printing yang baik dengan desain yang berkarakter mampu memberikan kesan elegan bagi yang menggunakannya," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tren Pattern

Perilisan koleksi bermotif itu, kata Luna, merupakan respons dari tren hijab saat ini. Menurut dia, para konsumen banyak mengejar scarf dengan motif-motif indah. Karena itu, para pelaku usaha fashion muslim banyak mengeluarkan koleksi tersebut.

"Bagi Luna Hijab, pasar scarf saat ini dalam kondisi yang happening. Hal tersebut memberikan efek positif untuk penjualan Wonderland Scarf," ujarnya.

Luna menargetkan para wanita karier atau mereka yang mapan secara finansial sebagai pasar utamanya. Terlebih, harga hijabnya relatif mahal, yakni di kisaran Rp300 ribu.

Situasi tersebut berbeda saat pandemi Covid-19 baru diumumkan. Seperti kebanyakan pelaku usaha fashion lainnya, ia mengaku omset penjualan turun signifikan. Brand berusaha bertahan dengan mengubah strategis, seperti penjualan beralih ke online, serta mengeluarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan saat pandemi, yakni kerudung instan, gamis, dan masker.

"Kini Luna Hijab memiiki empat toko offline di Kudus, Semarang, Jakarta, dan Bandung. Luna Hijab menaungi lebih dari 400 karyawan dengan penjualan mencapai rata-rata 2.000 produk varian per bulan. Dengan menggandeng reseller, kami semakin melebarkan sayap," ujarnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Cara Merawat Hijab

Luna juga membagikan cara merawat hijab yang tepat, yakni:

1. Jangan mencuci menggunakan mesin.

2. Jangan terlalu keras menggosok atau memeras saat mencuci dengan tangan, agar menjaga partikel serat kain tetap utuh.

3. Tidak dianjurkan mencuci dengan cara menyikat

4. Cuci menggunakan detergen, dan hindari menggunakan pemutih untuk menghilangkan noda karena akan membuat serat kain menjadi rusak.

5. Disetrika dengan suhu panas yang normal.

6. Dianjurkan pula untuk membalik bagian dalam scarf serta tidak langsung dibawah matahari pada saat menjemur, untuk menghindari warna menjadi pudar.

7. Letakkan hijab di tempat yang kering dan tidak lembab, untuk menjaga agar tidak berjamur.

Ada banyak istilah yang digunakan terkait penutup kepala untuk muslimah. Tiga di antaranya adalah hijab, jilbab, dan khimar. Apa perbedaan ketiganya? Berikut penjelasan dikutip dari NU Online.

1. Hijab

Menurut Jarir At-Tabari, hijab adalah adalah tirai atau tabir. Ayat itu turun saat resepsi pernikahan Nabi dan Zanab binti Jahsy. Para sahabat keluar masuk rumah Nabi, melihat, dan berinteraksi dengan istri Nabi. Nabi merasa terganggu dan kemudian membuat tabir.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 53 yang artinya:

"...Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah."

Dari sejumlah riwayat yang diterangkan dalam kitab tafsir, saya—pertama, mengikuti pendapat bahwa hijab itu bukan pakaian yang melekat. Dia adalah tabir atau tirai. Karena itu, ada penolakan istilah hijab untuk menyebut kain penutup kepala wanita atau hijaber untuk penggunanya. 

4 dari 4 halaman

2. Jilbab

Menurut Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud, jilbab adalah selendang. Ada juga yang bilang tudung. Al-Qurthubi berpendapat jilbab adalah pakaian yang menutup seluruh badan. Kalau sekarang, mungkin semacam baju kurung atau abaya.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 59 yang artinya:

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Kebanyakan orang mengartikan jilbab sebagai penutup kepala. Namun, berdasarkan penjelasan ayat di atas, jilbab diartikan sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh dalam artian abaya atau baju kurung.

3. Khimar

Khimar jamaknya khumur. Khimâr/khumur muncul di dalam Surat An-Nur ayat 31 yang artinya:

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan."

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mendefinisikan khimar sebagai tudung kepala yang menjulur hingga menutup dada wanita, sehingga menutup bagian dadanya ketika membungkuk. Menurut Qurthubi, ayat ini mengoreksi tradisi wanita Arab yang ketika mengenakan kerudung, mereka menyampirkan ujungnya ke balik punggung sehingga tidak menutup dadanya. Dari asal katanya, apa yang dikenal sekarang sebagai jilbab itu lebih pas disebut sebagai khimar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.