Sukses

Fenomena Ibu Hamil Konsumsi Produk Pemutih demi Lahirkan Anak Berkulit Putih

Produsen produk pemutih kulit itu meyakinkan konsumennya bahwa produk itu aman dikonsumsi ibu hamil. Faktanya menunjukkan sebaliknya.

Liputan6.com, Jakarta - Ibu hamil umumnya ingin anak mereka menjadi versi terbaik dari orangtuanya. Tak heran, mereka mempraktikkan beragam tips, baik yang diturunkan dari generasi ke generasi, membaca atau diketahui dari media sosial. Salah satunya praktik nyeleneh demi bisa melahirkan bayi berkulit putih dan mulus.

Dikutip dari mStar, Rabu, 10 Agustus 2022, sejumlah calon ibu mempraktikkan diet produk pemutih kulit yang dipengaruhi iklan di media sosial, karena terlalu terobsesi ingin bayinya memiliki kulit cerah. Padahal, tidak semua bahan yang terkandung dalam produk atau suplemen kecantikan cocok digunakan oleh ibu hamil.

Praktisi medis, Dr Nurul Mutmainah melalui video di akun TikTok juga merinci efek samping atau risiko yang dihadapi ibu hamil akibat mengonsumsi produk pemutih. Ia juga berbagi pengakuan dari seorang ibu hamil yang menghadapi masalah dengan kehamilannya akibat mengonsumsi produk itu beserta suplemen untuk menurunkan berat badan.

"Saya hamil empat bulan, saya mulai minum produk pemutih. Katanya aman untuk ibu hamil. Kemungkinan bayi juga akan putih. Pada tujuh bulan, hasil scan (menunjukkan) bayi berhenti berkembang dan tidak normal," kata ibu hamil itu.

Dalam video yang diunggah terpisah, Dr. Nurul membagikan rekaman video yang memperlihatkan hasil USG dinding rahim seorang pasien bermasalah. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh konsumsi suplemen penurun berat badan dan pemutih kulit.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

7 Kesalahan yang Dilakukan Ibu Hamil

Pasien juga mengalami masalah lain seperti menstruasi yang tidak teratur dan pertumbuhan fibroid. "Ibu hamil tolong jangan sembarangan minum produk," jelasnya.

"Dulu saya selalu mengedukasi tentang jamu, produk putih, pil pelangsing dan lain-lain. Penuh dengan komentar negatif dan kritik. Siap ada penjual yang memberitahu kami bahwa dokter ini memiliki penyakit jantung. Hamil atau tidak, kami tidak menyarankan membeli produk aneh. Tapi, banyak yang memilih untuk mempercayai penjual atau produsen (produk) daripada kami," tambahnya.

Dr. Nurul juga membagikan tujuh 'kesalahan' yang sering dilakukan ibu hamil sebagai pedoman umum:

1. Mengonsumsi kafein berlebihan, tidak boleh melebihi 150 hingga 200mg per hari.

2. Minum minyak kelapa murni agar mudah melahirkan. Disarankan menggunakan minyak untuk memijat perineum saat usia kehamilan 36 minggu atau lebih.

3. Makan makanan mentah atau setengah matang.

4. Makan berlebih karena seharusnya tidak perlu menggandakan porsi makanan.

5. Konsumsi asam folat hanya saat membuka buku merah muda. Yang terbaik adalah mengonsumsinya sejak tiga bulan sebelum Anda berencana untuk hamil sampai kehamilan berusia 12 minggu.

6. Takut berolahraga karena takut keguguran. Sebagai informasi, olahraga terbaik saat hamil adalah senam kegel.

7. Dipengaruhi oleh berbagai tips atau produk untuk memutihkan bayi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Bahaya Merokok Dekat Ibu Hamil

Selain tujuh kesalahan di atas, larangan juga berlaku untuk perempuan yang biasa merokok atau menjadi perokok pasif. Dikutip dari Health Liputan6.com, sudah banyak bukti yang menunjukkan dampak buruk merokok. Bukan cuma sang perokok tapi juga janin yang dikandung oleh ibu hamil.

"Pengaruh rokok itu terbukti, semua sepakat dari hasil katakanlah meta analisa atau statistika review. Itu semua menunjukkan bahwa pengaruh rokok adalah janin tumbuh lambat. Secara ilmiah antara rokok dan pertumbuhan janin, ini sudah terbukti dan sangat signifikan," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.

Hasto menyampaikan bahwa ibu hamil yang terpapar asap atau mengonsumsi rokok, bakal berdampak pada jalannya distribusi nutrisi ataupun oksigen yang ada pada janin dalam kandungan Dokter spesialis kebidanan dan kandungan menerangkan, hal itu akan memperbesar risiko kekerdilan pada anak (stunting). Itu karena bayi bisa lahir dalam kondisi prematur ataupun berat badan lahir rendah (BBLR).

4 dari 4 halaman

Membunuh 290 Ribu Orang

Data Riskesdas 2018 menyebutkan sebanyak 22,6 persen bayi lahir dalam keadaan panjang badan kurang dari 48 centimeter dan 29,5 persen lahir prematur. Hasto meminta agar seluruh anggota keluarga yang merokok dapat lebih menjaga ibu dan anak di rumah, dengan cara tidak berada di dekat ibu dalam jarak dekat saat merokok.

"Kalau kita melarang orang merokok itu hampir pasti kita gagal. Tapi kalau mencegah orang merokok, kemungkinan sukses besar. Oleh karena itu, sebaiknya kita mencegahnya lewat perokok baru atau anak-anak ini,” kata Hasto mengutip Antara

Masalah lain yang timbul dari merokok yakni penggunaan tembakau setidaknya telah membunuh 290 ribu orang setiap tahunnya dan memicu timbulnya 33 penyakit yang berkaitan dengan rokok dengan total kematian 230.862 orang pada 2015.

Rokok juga menjadi penyebab terjadinya kematian terbesar akibat penyakit tidak menular. Adapun kerugian makro mencapai Rp596,61 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.