Sukses

Paket Tur Wisata ke Ukraina Naik Daun di Tengah Perang, Risiko Bahaya Ditanggung Sendiri

Paket kunjungan itu diklaim bukan menawarkan 'wisata bencana,' tetapi melihat langsung kehidupan warga Ukraina yang berusaha hidup kembali di masa perang dengan Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Enam bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, sebuah organisasi mulai menjual paket tur wisata untuk para turis mancanegara. Platform daring Visit Ukraine sejak bulan lalu meluncurkan paket tur berpemandu yang dinamai Brave Cities alias Kota-Kota Berani. 

Paket tur mengunjungi kota yang terus bergerilya melawan pendudukan Rusia itu menawarkan pengalaman melihat Ukraina di tengah konflik bersenjata. "Rencanakan perjalanan ke Ukraina yang mengagumkan saat ini," tulis perusahaan itu di laman resmi mereka.

Meski peringatan internasional yang tidak menyarankan bepergian ke Ukraina belum dicabut, perusahaan itu mengaku sudah menjual 150 tiket, 15 di antaranya dipesan turis Amerika. Perusahaan juga menyertakan informasi bagaimana melancong aman ke dan dari Ukraina yang dikunjungi 1,5 juta per bulan, meningkat 50 persen dari angka sebelum invasi.

Situs itu juga menyampaikan para peserta tur dapat berjalan di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat bom, katedral, stadion, dan peralatan militer yang terbakar, ditambah raungan sirene serangan udara yang berbunyi teratur. Belum lagi ada risiko menginjak ranjau darat yang dipasang untuk menghambat antar-lawan.

Meski terlihat sebagai cara yang mengerikan untuk berlibur, pendiri dan CEO Visit Ukraine Anton Taranenko mengklaim pada CNN Travel, dikutip Rabu (10/8/2022), turnya tidak sama dengan 'wisata bencana' yang mengajak pengunjung ke situs kematian lain, lokasi bencana, atau tempat yang hancur di seluruh dunia.

Taranenko menekankan bahwa tur tersebut merupakan kesempatan memperlihatkan semangat warga Ukraina dalam melawan pendudukan, sekaligus menunjukkan bahwa hidup terus berjalan, bahkan dalam perang.

"Ini tidak hanya tentang perang, apa yang terjadi saat ini di Ukraina juga tentang bagaimana orang-orang belajar hidup berdampingan dengan perang, saling membantu satu sama lain," ia mengatakan. "Di sini ada perubahan sebenar-benarnya, semangat jalanan yang baru."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Ada yang 100 Persen Aman

Taranenko mengajak orang-orang untuk datang saat ini. Tapi, ia mengingatkan bahwa para pengunjung harus menyadari tidak ada satu pun tempat di Ukraina yang 100 persen aman. Hanya saja, pemandu akan membantu memitigasi bencana.

"Kami secara teratur mengecek situasi, sehingga kami dapat memonitor tingkat keamanan yang berbeda-beda," ujarnya seraya menyatakan banyak warga ukraina sekarang kembali ke wilayah yang sebelumnya ditinggalkan karena invasi Rusia, khususnya di ibu kota Ukraina Kiev. 

Meski begitu, para pengunjung tetap membutuhkan jaminan atas perlindungan yang bisa ditawarkan dalam tur dan apa yang terjadi jika mereka terluka atau pemandu mereka terbunuh. Ada juga pertanyaan tentang rumah sakit atau sumber daya lokal yang akan dilibatkan. "Tapi, saya tidak merekomendasikan untuk melakukannya," ujarnya.

Ia menyatakan Ukraina saat ini bangkit kembali. Warga kembali ke kota, ibu kota juga dibangun kembali, sejumlah kota mulai memulihkan diri dari horor perang yang menghantui, dan ada sekitar satu juta orang asing di negara itu.

"Kiev saat ini merupakan tempat yang paling bisa dikunjungi dan teraman," ujar Taranenko. Menemukan negara itu, tambahnya, berarti menatap mata orang-orang Ukraina yang hidupnya telah berubah selamanya, tapi tetap hidup untuk meraih kemenangan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Program Tur

Tur itu akan berlangsung secara berkelompok, dibatasi maksimal 10 orang per grup. Peserta akan menemui pemandu mereka di titik yang sudah ditentukan. Mereka lalu akan diarahkan bagaimana harus bersikap dalam situasi kritis, seperti cara menemukan shelter bila sirene udara berbunyi.

"Memiliki pemandu yang mengetahui tempat itu dan bisa mengarahkan ke mana adalah sebuah jaminan," ujar Taranenko. "Bila Anda berjalan sendiri 10 meter di kiri, atau 10 meter di kanan, Anda mungkin berakhir di ranjau atau bom." Sejumlah daerah, seperti Bucha, misalnya, terdapat hutan dengan ranjau aktif yang bisa meledak kapan saja.

Tur akan berlangsung selama 3--4 jam, tetapi bisa diperpanjang sesuai permintaan. Perusahaan itu mengatakan keuntungan dari penjualan tiket akan disalurkan kepada pengungsi perang.

Di antara beberapa pilihan lokasi, ada paket yang disebut Brave Cities. Pengunjung akan diajak mengunjungi Bucha dan Irpin yang 'kuat dan tak terkalahkan.' Dua lokasi yang berdekatan dengan Kiev itu diserang secara brutal oleh Rusia di awal invasi. Ada pula pilihan paket tur 'Sumy yang gigih dan tangguh,' 'Kiev dalam Sehari,' 'Tur Tamasya Lviv,' dan 'Odesa - Mutiara di Tepi Laut.'

Beberapa area seperti Mariupol dan Mykolaiv, yang masih dikontrol Rusia atau terus menerus diserang pasukan Rusia, tetap tak dibuka untuk tur. Tetapi, Taraneko optimistis bisa mengundang para pengunjung ke kawasan itu pada tahun depan saat perang diharapkan sudah berakhir. 

4 dari 4 halaman

Cerita Peserta

Salah satu peserta yang ikut adalah Oleksii Vlasenko, pengusaha perjalanan yang berbasis di Kiev. Ia mengaku sempat mengikuti tur pada Juli 2022, mengunjungi sejumlah kota terdampak konflik. Ia menybut tidak menghadapi bahaya selama perjalanan berlangsung walau tetap ada bahaya yang melekat.

"Tentu saja selalu ada risiko, seiring perang yang terus berlanjut, tapi saya pikir sekarang berbeda," katanya. "Orang-orang tertarik berjalan-jalan melihat kehancuran setelah perang. Bagaimanapun, saya tak merekomendasikan tur ini untuk perempuan dan anak-anak, tapi untuk para pemuda, kenapa tidak?"

Ia menyatakan di Kiev, Bucha, dan Irpin, kehidupan sudah kembali normal meski alarm roket berbunyi setiap hari. Tidak ada lagi pasukan Rusia di sana.

Upaya Visit Ukraine diapresiasi pemerintah karena mendukung industri pariwisata yang hancur akibat perang dan menyediakan informasi untuk membantu warga yang datang dan pergi. Meski begitu, tidak ada izin resmi yang mendorong turis untuk berkunjung.

"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk berkunjung, tetapi setelah kami menang dan perang usai, kami akan mengundang orang untuk mengunjungi Ukraina," kata Mariana Oleskiv, Ketua Badan Pengembangan Pariwisata Ukraina.

"Di tingkat negara bagian, kami ingin Ukraina terbuka bagi pariwisata, tetapi untuk itu kami membutuhkan lebih banyak senjata. Kami perlu menang dan menghentikan perang. Posisi resmi kami adalah mengunjungi Ukraina ketika akan aman untuk dikunjungi, saya harap bisa melakukannya tahun depan."

Oleskiv mengatakan, pariwisata domestik sebenarnya telah dimulai kembali di Ukraina, mencapai 50 persen dari tingkat kunjungan sebelum perang meskipun perang masih berlangsung. Namun, ia memandang itu terlalu dini dan terlalu berisiko bagi orang asing untuk datang. Dia menyarankan wisata dapat dipandang sebagai cara mendukung industri pariwisata.

Departemen Dalam Negeri AS saat ini memberlakukan status Level 4, yang berarti tidak merekomendasikan warganya untuk bepergian ke Ukraina. Begitu pula dengan Inggris dan Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.