Sukses

Menjaga Lelestarian Kehidupan Satwa Liar di NTT Lewat Sistem Wildlife Komodo

Sistem Wildlife Komodo mengatur tata kelola kunjungan dan aktivitas para wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo.

Liputan6.com, Jakarta - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) bersama Pemerintah Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) meluncurkan sistem Wildlife Komodo dalam sebuah aplikasi INISA pada Jumat, 28 Juli 2022. INISA merupakan platform digital yang memberikan masyarakat kemudahan dalam mengakses beragam layanan publik seputar berwisata ke Taman Nasional Komodo atau TN Komodo.

INISA dilengkapi dengan berbagai layanan publik seperti Sentra Kependudukan, Sentra Pajak, Sentra Wisata, Sentra Tagihan, sampai dengan bantuan sosial.

Sistem Wildlife Komodo merupakan wadah untuk memberikan kontribusi konservasi serta untuk mengatur tata kelola kunjungan dan aktivitas para wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo, seperti Pulau Komodo dan Pulau Padar, serta kawasan perairan sekitarnya.

"Kami berharap baik aplikasi, digitalisasi, serta pembatasan ini bisa memberikan dampak baik itu kepada perekonomian masyarakat maupun kepada pelaku pariwisata. Dan tentu kita sangat berharap bahwa semua kosistem yang telah ditetapkan itu dapat survive dan berkelanjutan," kata Bupati Kabupaten Manggarai Barat, Edistasius Endi, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Drs. Zet Sony Libing, M.Si menambahkan, sudah saatnya kita bersama-sama menjaga kelestarian kehidupan satwa liar (wildlife) Komodo dan ekosistemnya, yaitu TN Komodo dalam upaya mewujudkan destinasi wisata berbasis kawasan konservasi.

"Dengan diluncurkannya sistem Wildlife Komodo, saya berharap tata kelola kunjungan ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan sekitarnya dapat berjalan menjadi lebih baik sebagai bukti nyata penerapan pariwisata berkelanjutan," harapnya.

Sementara Carolina Noge selaku Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo menjelaskan, Sistem Wildlife Komodo dalam digital platform INISA ini ditujukan agar dapat menjadi sarana dilakukannya manajemen kunjungan. Dengan dasar data reservasi, maka diketahui siapa, berapa, dan ke mana pengunjung akan berada di dalam kawasan. Hal ini tentu akan memudahkan pengelolaan, termasuk penjagaan dan patroli.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manajemen Kunjungan

Manajemen kunjungan ini menjadi salah satu program yang dilaksanakan di awal periode kerja sama untuk menjawab isu dan permasalahan, terutama terkait tata kelola yang saat ini terjadi di Pulau Komodo, Pulau Padar dan Kawasan Perairan Sekitarnya seperti overtourism yang berdampak pada perilaku komodo.

Selain itu juga ada masalah pengelolaan sampah, terumbu karang yang rusak, perburuan liar, pemancingan ilegal, penggunaan pukat harimau dan overfishing“. "Kalau permasalahan ini tidak segera diatasi, seiring berjalannya waktu, hilangnya nilai jasa ekosistem kawasan diproyeksikan akan dapat merusak habitat komodo," tutur Caroline.

Aplikasi INISA juga menjadi platform digital untuk berbagai layanan dan fitur lainnya, seperti pemesanan tiket pesawat, reservasi hotel, rental mobil,dan sebagainya. Hal ini dapat memudahkan wisatawan serta menjamin kenyamanan wisatawan dalam merencanakan perjalanan mereka.

Sstem Wildlife Komodo sudah dapat mulai diakses dan digunakan setiap wisatawan yang ingin melakukan kunjungan ke kawasan konservasi Pulau Komodo, Pulau Padar dan kawasan perairan sekitarnya. 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Pendaftaran Secara Digital

Para wisatawan dapat melakukan pendaftaran dan reservasi secara digital melalui aplikasi INISA yang dapat diakses melalui Playstore (Android) dan Appstore (ios) dan melakukan verifikasi melalui kode OTP yang akan dikirimkan langsung ke nomor ponsel.

Kontribusi konservasi ini sudah meliputi tiket masuk Pulau Komodo, Pulau Padar serta wisata bahari sekitarnya, asuransi jiwa dan kecelakaan, airport service seperti baggage claim, transportasi antara Bandara - Hotel - Pelabuhan, pemandu wisata (Naturalis Guide) sebagai beserta panduan wisata konservasi (e-book). Hal itu termasuk suvenir khas Pulau Komodo buatan masyarakat lokal akan terintegrasi dalam aplikasi ini.

Namun biaya konservasi belum termasuk tiket pesawat, hotel dan konsumsi, transportasi selain rute Bandara - Hotel - Pelabuhan, kapal wisata/living on boat, serta alat menyelam dan tips untuk pemandu wisata.

Wisatawan yang telah terdaftar pada aplikasi dapat mengunjungi kawasan konservasi Pulau Komodo dan Pulau Padar, dengan melakukan reservasi terlebih dahulu, kemudian akan melakukan scan barcode di Waterfront (Pelabuhan). Pemeriksaan akan dilakukan di destinasi yang dituju.

4 dari 4 halaman

Bandara Komodo

Pada Kamis 21 Juli 2022, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandara Komodo di Labuan Bajo, NTT. Peresmian ini merupakan seremoni usai perluasan bandara yang dilakukan di bandara tersebut.  Kemudian Jokowi menilai, Labuan Bajo memiliki daya tarik tersendiri. Wilayah tersebut juga menurut Jokowi merupakan satu-satunya di dunia yang memiliki Komodo.

Dalam kesempatan itu, Jokowi angkat bicara mengenai rencana wacana kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo menjadi Rp 3,7 juta mulai 1 Agustus 2022 yang diprotes masyarakat.Presiden Jokowi mendukung kenaikan tarif tiket masuk ke Taman Nasional Komodo dari Rp150 ribu per kunjungan menjadi Rp3,75 juta per tahun.

Dia menyebut kenaikan tarif itu menjadi upaya menjaga kelestarian kawasan konservasi sekaligus meningkatkan ekonomi pemerintah setempat lewat pariwisata.

"Jadi kita ingin konservasi, tapi kita juga ingin ada peningkatan ekonomi lewat tourism, lewat wisatawan, ini harus seimbang," ucap Jokowi dalam keterangan lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/7/2022).

Jokowi mengatakan komodo tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, serta Pulau Padar. Program konservasi hewan reptil itu akan dilakukan secara khusus di Pulau Komodo dan Pulau Padar.Jokowi menambahkan, wisatawan masih bisa melihat komodo di Pulau Rinca dengan tarif yang masih sama. Ia pun mengingatkan komodo yang tersebar di beberapa pulau itu sama, tak ada yang beda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.