Sukses

Inggris Ancang-Ancang Wajibkan Pakai Masker Lagi, Jepang Lebih Santai Hadapi Gelombang ke-7 Covid-19

Kasus Covid-19 menunjukkan tren kenaikan di seluruh dunia, termasuk di Inggris dan Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 yang menunjukkan tren peningkatan di seluruh dunia ditanggapi beragam oleh banyak negara. Di Inggris misalnya, Menteri Kesehatan Junior Lord Syed Kamall memperingatkan akan kembali memberlakukan kewajiban menggunakan masker di tempat umum dan tes Covid-19 gratis.

Kamall mengatakan segala aturan itu akan berlaku kembali untuk melindungi tenaga kesehatan Inggris, bila diperlukan. Sejauh ini, jumlah kasus meningkat, tetapi 'jumlah antara infeksi dan mereka yang dirawat di rumah sakit' tidak berbanding lurus.

Pada Jumat, pekan lalu, jumlah kasus Covid-19 di Inggris meningkat lagi dalam lima minggu berturut-turut. Badan Statistik Nasional menyebut satu dari 25 orang Inggris terinfeksi virus itu. Total sekitar 2,7 juta orang di seluruh Inggris terdeteksi positif pada minggu lalu. Angka itu merupakan yang tertinggi dalam tiga bulan, tetapi ahli mengatakan puncaknya masih belum terjadi.

Rencana pemerintah memberlakukan kembali beragam pembatasan itu menuai kritik kolega mereka di House of Lords. Anggota Partai Buruh, Lord Hunt mempertanyakan pertimbangan pemerintah menilai kasus Covid-19 berdampak pada jumlah rawat inap, sementara beberapa bulan sebelumnya disampaikan penjelasan yang berbeda.

"Saya menanyakan pertanyaan yang sama ketika menggelar pertemuan dengan pejabat UKHSA (Badan Keamanan Kesehatan Inggris) sebelumnya. Mereka masih fokus pada tumpukan tugas yang belum terselesaikan. Jika sampai pada titik di mana hal itu mempengaruhi daftar tugas tadi, langkah-langkah yang tegas mungkin harus diambil," ucap Kamall, dikutip dari The Sun, Selasa (12/7/2022).

Sebelumnya, Kamall mengatakan bahwa pihaknya mencatat terjadi peningkatan kasus rawat inap dari pasien berusia 75 tahun ke atas. Mayoritas yang dirawat bukan disebabkan oleh Covid-19, walau terjadi kecenderungan peningkatan. Saat itu, data menunjukkan kasus yang terjadi tidak akan menjadi lebih parah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Situasi di Jepang

Sementara, Jepang tidak diragukan lagi telah memasuki gelombang ke-7 Covid-19. Meski begitu, kepala tim panel ahli Covid-19 pemerintah mengatakan tidak diperlukan langkah pembatasan baru untuk membendungnya.

Shigeru Omi, dikutip dari Kyodo, angka peningkatan terbaru mencerminkan kehadiran 'gelombang baru' yang kemungkinan dipicu oleh penyebaran Covid-19 subvarian BA.5 Omicron. Subvarian itu sangat mudah menular.

"Saya katakan bila semua orang melakukan apa yang mereka bisa lakukan, tidak ada alasan saat ini untuk menerapkan pembatasan pergerakan," ujarnya usai rapat dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di kantor perdana menteri. 

Pada Senin, 11 Juli 2022, jumlah kasus baru yang dilaporkan mencapai 37.143, meningkat 120 persen dari hari yang sama pada minggu lalu. Jumlah kasus di Prefektur Tokyo dan Osaka meningkat lebih dari dua kali dengan masing-masing mencatat 6.231 dan 2.515 kasus.

Pemerintah prefektur Osaka menaikkan tingkat siaga satu tingkat dari "hijau" menjadi "kuning" pada hari yang sama dan meminta panti jompo di prefektur berpenduduk padat untuk menolak pengunjung untuk sementara waktu, mulai hari ini.

"Yang penting bagaimana kita bisa mencegah kasus klaster di panti jompo," kata Gubernur Hirofumi Yoshimura dalam pertemuan gugus tugas COVID-19 pemerintah daerah.

3 dari 4 halaman

Kondisi di Korea

Situasi serupa juga terjadi di Korea Selatan. Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengeluarkan perintah kepada Perdana Menteri Han Duck Soo untuk melakukan persiapan yang bersifat ilmiah. Dilaporkan Yonhap, Senin (11/7/2022), PM Han diminta untuk melakukan persiapan yang menyeluruh untuk menghadapi COVID-19, serta memperhatikan harga konsumen dan reformasi regulasi.

"Presiden Yoon mendiskusikan situasi COVID-19 terbaru dengan Perdana Menteri Han, dan mendorong pemerintah, dengan perdana menteri di posisi sentral, untuk bersiap secara menyeluruh untuk kebangkitan COVID-19," ujar juru bicara kepresidenan Kang In Sun.

Presiden meminta agar perubahan-perubahan panduan anti-virus harus dijelaskan dengan detail bagi masyarakat. Sedangkan, PM memberitahu presiden akan ancaman lonjakan Covid-19 di Korea Selatan pada musim panas. Karena itu, pemerintah akan berusaha mengamankan lebih banyak kasur di rumah sakit dan memperluas cakupan suntikan booster.

Menurut data Kementerian Kesehatan setempat, kasus harian mencapai 12.693 pada 11 Juli 2022. Rata-rata mingguan ada 18.388 baru dan 12 meninggal. Kasus di Seoul ada 20 persen, Provinsi Gyeonggi mencatat 27,2 persen, namun 46 persen kasus berasal dari luar wilayah itu, termasuk di Busan.

Kematian paling banyak akibat COVID-19 adalah pasien berusia 70 tahun ke atas, yakni 81 persen dari total kematian. Selama pandemi, Korea Selatan mencatat 24.661 kematian.

4 dari 4 halaman

Kewajiban Bermasker

Kondisi tak berbeda jauh terjadi di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan meminta masyarakat kembali memakai masker, baik di dalam maupun luar ruangan.

"Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semua, Covid-19 masih ada. Oleh sebab itu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, memakai masker adalah masih sebuah keharusan," jelas Jokowi kepada wartawan di Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Minggu, 10 Juli 2022, dikutip dari kanal News Liputan6.com.

Dia juga meminta pemerintah daerah serta TNI-Polri untuk meningkatkan capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster, khususnya di derah-daerah dengan tingkat interaksi masyarakat yang tinggi. "Saya masih mengingat lagi pemerintah daerah, pemerintah kota, kabupaten dan provinsi serta TNI-Polri untuk terus melakukan vaksinasi booster karena memang ini diperlukan," sambung dia.

Tim Satuan Tugas (Satgas) Penananganan Covid-19 kembali melaporkan penambahan kasus positif per Minggu, 10 Juli 2022, dengan jumlah 2.576 kasus. Total 6.111.305 orang di Indonesia terkonfirmasi positif Covid-19.

Sementara, jumlah kasus sembuh mencapai 1.890 orang dan kasus meninggal dunia bertambah enam orang. Total 5.933.979 pasien sembuh dan 156.791 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.