Sukses

Mengenal 11 Museum yang Gratis Dikunjungi di Momen Jakarta Hajatan ke-495

Pengunjung gratis masuk ke-11 museum yang dikelola Pemprov DKI Jakarta khusus di Jakarta Hajatan ke-495 pada Rabu, 22 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memeriahkan Jakarta Hajatan ke-495, sebanyak 11 museum dapat dikunjungi masyarakat secara gratis hanya untuk hari ini, Rabu (22/6/2022). Museum-museum tersebut dikelola oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Setipa museum menyimpan segudang cerita dan sejarah Nusantara yang berbeda. Simak ulasannya lebih mendalam terkait ke-11 museum tersebut, seperti dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (22/6/2022), berikut ini.

1. Museum Sejarah Jakarta

Museum yang juga dikenal dengan nama Museum Fatahillah awalnya digunakan sebagai gedung Balaikota kedua yang dibangun pada masa pemerintahan VOC di Batavia oleh Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627) pada 27 April 1626. Museum ini menyimpan peninggalan sejarah kota Jakarta sejak zaman prasejarah, masa kejayaan pelabuhan Sunda Kelapa, era penjajahan, hingga setelah kemerdekaan.

Dikutip dari jakarta.go.id, Selasa (22/6/2022), Museum Sejarah Jakarta menyimpan 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replika. Museum ini didirikan sejak 25 Oktober 1707-1712 dan pada 1974, resmi menjadi Museum Sejarah Jakarta.

Museum ini berlokasi di Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Jam operasional musem dari Selasa--Minggu pukul 09.00--15.00 WIB. Tiket masuk dewasa Rp5 ribu, anak-anak Rp2 ribu.

2. Museum Joang 45

Museum Joang 45 menjadi saksi bisu sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Museum itu didirikan pada 1938 oleh LC Schomper sehingga dinamakan hotel "Schomper" dan menyimpan koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia, dari mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama (REP 1 dan REP 2) hingga mobil peristiwa pengeboman di Cikini.

Ada pula koleksi foto-foto dokumentasi, lukisan dan diorama yang menggambarkan perjuangan sekitar 1945--1950-an. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung-patung dada.

Museum Joang 45 berlokasi di Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat dan beroperasi Selasa--Minggu pukul 08.00--16.00 WIB. Harga tiket masuk untuk dewasa Rp5 ribu, mahasiswa Rp3 ribu, dan anak-anak Rp2 ribu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

3. Museum Tekstil

Dikutip dari Dinas Kebudayaan Jakarta, museum ini memiliki dua gedung pameran utama, yakni Gedung Pameran Temporer dan Gedung Pameran Tetap. Gedung Pameran Temporer menempati gedung utama yang dibangun pada akhir abad ke-19 sebagai rumah tinggal warga berkebangsaan Perancis.

Setelah beberapa kali berpindah kepemilikan, gedung dibeli Departemen Sosial RI pada 1952, dan pada 1976 diserahkan kepada Pemda DKI sebagai Museum Tekstil yang diresmikan pada 28 Juni 1976 oleh Ibu Tien Soeharto.

Museum Tekstil menyimpan beragam kain batik, kain tenun, koleksi peralatan tekstil, koleksi campuran, hingga 1.000 macam koleksi tekstil lainnya. Berlokasi di Jalan K.S. Tubun No. 2-4, RT 4/RW 2, Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat ini beroperasi Selasa--Minggu pukul 09.00--16.00 WIB dnegan harga tiket Rp5 ribu untuk anak-anak dan dewasa.

4. Museum Taman Prasasti

Museum Taman Prasasti adalah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Museum ini menyimpan koleksi prasasti nisan kuno, miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik.

Museum ini menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer, dan sastrawan yang menyatu. Pada mulanya, sebagai pemakaman sejak 1795, lalu dijadikan museum pada 9 Juli 1977.

Museum yang berlokasi di Jalan Tanah Abang I No. 1, RT 11/RW 8, Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat beroperasi Selasa--Minggu pukul 09.00--15.00 WIB dan tutup di Senin dan libur nasional. Harga tiket masuk untuk dewasa Rp5 ribu, mahasiswa Rp3 ribu dan pelajar Rp3 ribu.

3 dari 6 halaman

5. Museum Seni Rupa dan Keramik

Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada 1870 sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie). Kemudian, gedung ini dijadikan sebagai asrama militer pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Akhirnya, gedung tersebut digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta pada 1967.

Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Selain itu, ada koleksi keramik yang terdiri dari keramik lokal dan keramik asing.

Museum ini berlokasi di Jalan Pos Kota No. 2, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Museum buka Selasa--Minggu pukul 08.00--17.00 WIB dengan harga tiket Rp2 ribu untuk dewasa, Rp1.000 untuk mahasiswa, dan Rp600 untuk anak-anak atau pelajar.

6. Museum MH. Thamrin

Museum Gedung MH Thamrin adalah sebuah gedung yang dibangun sejak abad ke-19. Mohammad Hoesni Thamrin membeli gedung tersebut dari seseorang yang berkebangsaan Belanda, yaitu Meneer De Has dan diresmikan sebagai museum pada 11 Januari 1986.

Museum ini memiliki visi untuk mengembangkan nilai-nilai kejuangan Republik Indonesia serta menginformasikan Jakarta sebagai kota perjuangan. Museum ini mempunyai koleksi foto reproduksi, radio dan barang-barang, serta kepustakaan tentang kiprah perjuangan Mohammad Hoesni Thamrin dalam pergerakan nasional Indonesia.

Museum berlokasi di Kenari 2 No. 15, Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Museum beroperasi Selasa--Minggu pukul 09.00--15.00 WIB dengan tiket masuk Rp2 ribu untuk dewasa, Rp1.000 untuk mahasiswa dan Rp600 untuk pelajar dan anak-anak.

4 dari 6 halaman

7. Museum Wayang

Pada awalnya, Museum Wayang merupakan bangunan yang bernama De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Lama Belanda. Bangunan ini berdiri sejak 1640, kemudian diresmikan sebagai Mueseum Wayang pada 13 Agustus 1975.

Museum Wayang bukan hanya memiliki berbagai jenis wayang Indonesia, namun juga koleksi-koleksi wayang dan boneka dari mancanegara. Koleksi boneka dari negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Cina, India, Perancis, bahkan Suriname.

Museum ini berlokasi di Pintu Besar Utara No. 27 Pinangsia, RT 3/RW 6, Kota Tua, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Operasionalnya setiap Selasa--Minggu puku; 09.00--15.00 WIB dengan harga tiket Rp2 ribu untuk anak-anak, Rp3 ribu untuk mahasiswa, dan Rp5 ribu untuk dewasa.

8. Taman Arkeologi Onrust

Dikutip dari Dinas Kebudayaan Jakarta, Taman Arkeologi Onrust adalah salah satu kawasan cagar budaya yang juga menjadi destinasi wisata bahari. Destinasi wisata ini terdiri dari tiga pulau cantik, yakni Pulau Onrust, Pulau Cipir, dan Pulau Kelor.

Taman Arkeologi Onrust juga memiliki beberapa bangunan bersejarah, salah satunya adalah Benteng Martello yang sangat terkenal. Untuk menuju tiga pulau cantik ini, pengunjung bisa menggunakan transportasi perahu yang bisa diakses di pelabuhan Marina Ancol, Muara Angke, Tanjung Pasir dan Muara Kamal.

5 dari 6 halaman

9. Museum Bahari

Museum Bahari adalah museum dengan koleksi kebaharian dan hal mengenai nelayan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Museum ini menjadi salah satu museum tertua di Indonesia, yakni berusia 300 tahun dan pertama kali didirikan oleh VOC Belanda.

Berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa, museum ini didirikan pada 1652-1771. Baru pada 1976, bangunan tersebut dipugar kembali dan sejak 7 Juli 1977, diresmikan sebagai Museum Bahari.

Museum terletak di Pasar Ikan No.1, Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Museum buka Selasa--Minggu pukul 09.00--16.00 WB dan libur sekolah museum tetap buka. Harga tiket masuk Rp2 ribu untuk anak-anak, Rp3 ribu untuk mahasiswa, dan Rp5 ribu untuk dewasa.

10. Rumah Si Pitung

Dikutip dari Mitra Museum Jakarta, Si Pitung adalah sosok legendaris orang Betawi dari Rawa Belong yang jago bela diri. Pemilik nama asli Ahmad Nitikusumah dikenal sebagai perampok yang ulung.

Ia menjadi perampok karena merasa sakit hati saat berumur 15 tahun. Kala itu, hewan dan ternak milik orangtuanya dirampas oleh orang Belanda dan Tionghoa yang membuatnya sakit hati dan dendam pada orang-orang kaya.

Rumah si Pitung dahulu merupakan rumah milik seorang saudagar kaya asal Bugis bernama H. Safiuddin dan telah berdiri sejak tahun 1800-an. Rumah ini merupakan salah satu rumah yang pernah dirampok si Pitung. Peristiwa perampokan rumah H. Safiuddin dimuat dalam surat kabar Hindia Olanda, 10 Agustus 1892.

Pada 1972, bangunan ini dibeli oleh Pemda DKI dari H. Mat Sani yang diketahui menjadi penghuni terakhir rumah ini. Pada 1999, bangunan ini dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1999. Rumah si Pitung menjadi ikon kisah perjuangan dan perlawanan masyarakat Betawi terhadap penjajahan Belanda.

6 dari 6 halaman

11. Museum Betawi Setu Babakan

Dikutip dari Dinas Kebudayaan Jakarta, museum ini adalah kawasan di Jakarta Selatan yang tumbuh dengan komunitas budaya Betawi. Kampung budaya Betawi tumbuh dengan kesenian, adat istiadat, religi, kuliner serta arsitektur.

Museum Kampung Budaya Betawi menempati lokasi sekitar 289 hektare yang berada di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kawasan Pusat Budaya Betawi Setu Babakan menampilkan segala bentuk keseharian masyarakat Betawi seperti latihan pukul atau pencak silat, upacara pengantin, memancing, menjala, budidaya ikan, bertani, berdagang sampai pada kegiatan memasak makanan Betawi.

Pusat Budaya Betawi Setu Babakan ini dapat dinikmati dan dikunjungi oleh masyarakat umum yang ingin berwisata menikmati budaya Betawi. Ada tiga objek wisata, yakni pertama, Wisata Budaya seperti menyaksikan pagelaran seni musik, tari dan teater tradisional Betawi yang ditampilkan secara reguler setiap minggu sore menyaksikan anak-anak berlatih silat Betawi dan berlatih menari, membuat kue dan minuman khas yakni Bir Pletok, berkeliling kampung menengok rumah industri pembuatan Bir Pletok, dodol Betawi, bengkel batik, serta berkuda dan naik delman.

Kedua, Wisata Air yang tersedia sepeda air dan perahu naga atau memancing. Ketiga Wisata Argo, pengunjung dapat mencoba bercocok tanam di kebun yang disediakan di Zona Pengembangan. Museum Betawi mulai dibuka untuk umum sejak diselenggarakan Lebaran Betawi ke-11 pada 28 Juli 2017.

Ada juga fasilitas untuk pengunjung museum yaitu ruang auditorium, ruang pamer, perpustakaan, rumah adat Betawi, amphitheater. Pengunjung bisa beraktivitas seperti workshop kuliner Betawi, workshop batik Betawi, workshop membuat mini ondel-ondel, workshop membuat kerak telor, workshop selendang mayang, foto dengan kostum Betawi, workshop tari Betawi, dan pagelaran kesenian Betawi secara reguler. (Natalia Adinda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.