Sukses

Sejarah Gedung Pakuan Bandung, Lokasi Mendiang Eril Anak Ridwan Kamil Disemayamkan

Jenazah Eril anak Ridwan Kamil tiba di Gedung Pakuan, Bandung, pada Minggu malam, 12 Juni 2022, untuk disemayamkan.

Liputan6.com, Jakarta - Ruang Kenegaraan Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jawa Barat jadi saksi bisu ketegaran Ridwan Kamil sekeluarga saat menyemayamkan jenazah Emmeril Khan Mumtadz. Peti jenazah Eril, sapaan akrabnya, dikeluarkan dari ambulans dan digotong anggota TNI, Minggu, 12 Juni 2022, pukul 20.00 WIB melalui pendopo untuk kemudian disemayamkan di ruangan tersebut.

Kedua orangtuanya, Ridwan Kamil dan Atalia Praratya, telah berada di ruangan yang dimaksud, lapor kanal Regional Liputan6.com. Tidak butuh waktu lama untuk kata kunci Gedung Pakuan akhirnya trending di media sosial.

Bangunan putih yang berdiri kokoh dengan halaman depan luas nan rindang itu menjadi kediaman resmi Gubernur Jawa Barat yang menjabat. Lokasi bangunan bersejarah itu terletak di Jalan Pasir Kaliki, Jalan Cicendo Nomor 1, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, sekitar 450 meter dari Stasiun Bandung.

Di zaman kolonial Belanda, gedung itu merupakan rumah kediaman resmi Residen Priangan, menurut kanal News Liputan6.com. Bangunan berlanggam arsitektur Indische Empire Stijl ini dirancang Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau Dinas Pekerjaan Umum sekarang. Ia merupakan staf dari Residen Van der Moore.

Istri mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Netty Prasetiyani, sempat bercerita tentang sejarah Gedung Pakuan. Menurut Netty, Gedung Pakuan merupakan peninggalan bersejarah, sekaligus warisan budaya yang patut dilindungi.

"Ini termasuk heritage di kota Bandung. Yang buat saya kagum, bukan hanya ini bangunan bersejarah, tapi gedung ini harus dijaga," ia berkata pada 24 Februari 2013.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Letusan Gunung Gede

Gedung Pakuan Negara, Netty menjelaskan, memiliki sejarah panjang. "Pertama kali dibangun tahun 1864 dan selesai 1867. Sampai sekarang, gedung ini (masih) berdiri kokoh," tuturnya.

Ia menyebut, gedung tersebut tidak pernah mengalami kerusakan berat, bahkan ketika dihajar gempa. "Gedung yang berdiri megah dan kokoh ini tidak terguncang sedikit pun oleh gempa magnitudo 7,3 pada September 2009 di Jabar. Tidak sedikit pun retak ditemukan," kata Netty.

Dibangunnya gedung ini berawal dari bencana alam yang membumihanguskan gedung pemerintahan Hindia Belanda di Jawa Barat. Setelah bencana itu, lanjut Netty, Gubernur Jenderal CH. F. Pahud memilih lokasi di Jalan Otto Iskandar 1, Kelurahan Babakan Ciamis, Bandung.

"Gedung ini berawal dari letusan Gunung Gede yang menghancurkan pusat pemerintahan Hindia Barat di Jawa Barat, sehingga Gubernur Jenderalnya memerintahkan untuk membangun (gedung pemerintahan) di sini," ucapnya. Dari pembangunan tersebut, masyarakat sekarang bisa belajar nilai-nilai yang terkandung dari bangunan Gedung Pakuan.

 

3 dari 4 halaman

Nilai Kejujuran

Netty mengatakan, terlepas dari fakta Gedung Pakuan dibangun penjajah, bangunan ini didirikan dengan sebuah nilai. "Nilai kejujuran," ia menyebutkan.

Ia pun menceritakan proses pembangunan gedung tersebut dibandingkan pembangunan era saat ini. Pembangunan gedung megah itu dilakukan dengan perbandingan 3:2 untuk semen dan pasir. Kemudian, bata merah dan ratusan besi.

"Tentu saja kalau orang jujur pasti akan memakai sebagaimana mestinya. Tidak dikurang-kurangi. Inilah nilai yang harus kita ambil dari Gedung Negara Pakuan. Ini membuktikan bangunan ini benar-benar didirikan oleh aspek kejujuran, sehingga bisa berdiri sampai sekarang," paparnya.

Sekarang, gedung tersebut jadi tujuan tidak sedikit orang untuk memberi penghormatan terakhir pada mendiang Eril. Masyarakat umum diizinkan melayat jenazah Eril, menurut laporan kanal Regional Liputan6.com. Berdasarkan keterangan Kepala Biro Adpim Jabar, Wahyu Mijaya, para pelayat baru diizinkan melayat mulai Minggu, 12 Juni 2022 sekitar pukul 23.00 WIB hingga Senin (13/6/2022) pukul 08.00 WIB.

4 dari 4 halaman

Prosesi Pemakaman Eril

Adapun prosesi pemakaman Eril dimulai Senin (13/6/2022) pukul 9.00 WIB. "Kemudian akan diberangkatkan. Bagi keluarga dan yang akan turut serta ke pemakaman itu tidak berangkat dari Pakuan, tapi langsung menuju ke Cimaung, sehingga rangkaian tidak terlalu panjang," Wahyu mengatakan.

Ia menjelaskan, rute tersebut akan mengantarkan jenazah Eril ke pemakaman keluarga di Cimaung, Kabupaten Bandung. Itu mulai dari Gedung Pakuan, Tol Pasteur, keluar Tol Soroja, hingga terus mengarah ke Cimaung.

Karena itu, Wahyu meminta bagi warga yang berada di sekitaran rute tersebut dapat mengantisipasi dan dapat menggunakan jalur alternatif jika terjadi kemacetan. "Kami juga mohon maaf jika ada warga yang terdampak rencana pemakaman ini," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha, mengatakan bahwa Ridwan Kamil beserta keluarga terbang ke Indonesia satu pesawat dengan jenazah Eril.

"Saat ini informasi yang kami dapat dari KBRI Bern, Bapak Ridwan Kamil didampingi pejabat KBRI Bern telah berada di Zurich Airport dan direncanakan akan take off pada pukul 10 lewat 10 menit waktu setempat, atau pukul 15.10 WIB,” terang Judha saat konferensi pers virtual, Sabtu, 11 Juni 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.