Sukses

Seekor Domba Dihukum 3 Tahun di Kamp Militer Karena Membunuh Wanita

Seekor domba dihukum tiga tahun penjara akibat menewaskan seorang perempuan.

Liputan6.com, Jakarta - Seekor domba jantan,di Sudan Selatan akan menghabiskan tiga tahun di kamp militer sebagai hukuman. Karena binatang bernama Aram itu telah membunuh seorang wanita awal bulan ini, menurut beberapa laporan, dikutip dari Newsweek, Jumat, 27 Mei 2022.

Berbicara kepada media lokal, Mayor Elijah Mabor mengatakan domba jantan itu menyerang Adhieu Chaping yang berusia 45 tahun dengan memukulnya berulang kali di tulang rusuk. Dia kemudian meninggal karena luka-lukanya.

Setelah serangan itu, domba jantan itu ditangkap dan ditempatkan di bawah tahanan polisi. "Peran kami sebagai polisi adalah untuk memberikan keamanan dan perkelahian terpisah," kata Mabor melalui LADbible.

“Pemiliknya tidak bersalah [tetapi] domba jantan yang melakukan kejahatan itu sehingga layak ditangkap kemudian kasusnya diteruskan ke pengadilan adat dimana kasus tersebut dapat diselesaikan secara damai.”

Meskipun "tidak bersalah", pengadilan setempat memutuskan bahwa pemilik domba jantan itu, Duony Manyang Dhal, akan dipaksa untuk menyerahkan lima ekor sapi kepada keluarga korban sebagai kompensasi.

Sapi sebagai Mata Uang

Di Sudan Selatan, sapi adalah "bentuk mata uang yang disukai," menurut NPR. Dalam percakapan dengan stasiun radio, seorang pria bernama Machien Luoi menjelaskan bahwa sapi digunakan untuk membeli rumah dan membayar mas kawin, di antara pembelian besar lainnya.

"Sapi sebagai rekening bank masuk akal di negara di mana bank-bank bangkrut. Dan iklim yang bergejolak dan sering berkelahi berarti Anda membutuhkan jenis kekayaan yang dapat Anda gunakan untuk melarikan diri," jelas NPR.

Dalam sebuah pernyataan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) tentang pentingnya ternak di Sudan Selatan, Joseph Togun Philimon, seorang dokter hewan ICRC, mengatakan, "Tanpa ternak di Sudan Selatan, Anda seperti bukan manusia. Sepertinya Anda bukan orang Sudan Selatan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kompensasi

Selain menerima lima ekor sapi, undang-undang setempat juga menetapkan bahwa "setiap hewan peliharaan yang membunuh seseorang kemudian diberikan sebagai kompensasi kepada keluarga korban," kata Unilad, yang berarti keluarga Chaping juga akan mengambil alih kepemilikan domba jantan itu setelah dijatuhkan hukumantiga  tahun.

"Kedua keluarga telah menandatangani kontrak untuk meresmikan perjanjian dengan polisi dan tokoh masyarakat bertindak sebagai saksi," kata LADbible. Ternyata, Chapin bukanlah wanita pertama yang dibunuh oleh seekor domba.

Pada Desember tahun lalu, seorang sukarelawan tua di sebuah peternakan terapi meninggal setelah berulang kali diseruduk oleh salah satu domba. Peristiwa tersebut terjadi di Massachusetts, Amerika Serikat.

Kim Taylor dari Wellesley sedang merawat ternak di kandang sendirian sekitar pukul 09.00 Sabtu pagi  waktu setempat di Cultivate Care Farms di Bolton “ketika seekor domba menyerangnya dan berulang kali menabraknya,” kata Kepala Polisi Bolton Warren Nelson dalam sebuah pernyataan Minggu, 7 Desember 2021, dilansir dari nbcnews.

 

3 dari 4 halaman

Luka Serius

Taylor berusia 76 tahun merupakan seorang sukarelawan lama di pertanian. Akibat serudukan domba itu ia "menderita luka serius yang parah dan mengalami serangan jantung."

Hal itu diketahui, tak lama setelah polisi dan personel darurat yang menanggapi panggilan 911 tiba di tempat kejadian dan mulai memberikan pertolongan pertama, katanya. Dia dibawa ke Rumah Sakit Marlborough di mana dia dinyatakan meninggal, katanya.

Pengontrol hewan dan personel peternakan menentukan apa yang harus dilakukan dengan domba. Cultivate Care Farms, sebuah organisasi nirlaba di situs webnya mengatakan bahwa mereka menyediakan terapi kesehatan mental berbasis hewan untuk anak-anak dan remaja.

"Kami sedih dan hancur dengan meninggalnya sukarelawan kami yang berharga," kata peternakan itu dalam sebuah pernyataan. Taylor telah menjadi sukarelawan di situs tersebut selama 14 bulan.

4 dari 4 halaman

Pencinta Hewan

Putri Taylor, Candice dan Samantha Denby, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Taylor adalah ibu dan nenek yang hebat dan "penyayang binatang yang hebat." “Dia menemukan kegembiraan dalam kegiatan sukarela mingguannya di Cultivate Care Farms,” kata mereka. "Kecelakaan ini tragis dan kami sangat sedih."

Taylor adalah seorang perawat selama lebih dari 30 tahun dan baru saja pensiun. Dia bekerja di unit perawatan kritis di Pusat Medis St. Elizabeth di Brighton.

"Dia adalah seorang perajut, juru masak, dan penggemar Red Sox," katanya. "Dia menyapa orang lain sambil berjalan-jalan dengan anjingnya dan selalu menemukan kegembiraan di jalan-jalan di luar ruangan ini."

Pihak berwenang dan peternakan tidak merilis informasi lebih lanjut tentang hewan itu. Domba jantan kadang-kadang dapat berperilaku agresif, kata para peneliti. Namun, serangan fatal pada manusia sangat jarang terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.