Sukses

Sejarah Rowo Bayu Banyuwangi, Disebut Sebagai Lokasi Desa Penari Asli

Menteri BUMN Erick Thohir sempat mendatangi Desa Bayu, tempat Rowo Bayu Banyuwangi berada yang disebut lokasi Desa Penari asli.

Liputan6.com, Jakarta - Rasa penasaran publik terhadap KKN Desa Penari belum juga berakhir. Kali ini, pembahasan bergeser ke Rowo Bayu, sebuah rawa yang terdapat di Desa Bayu, Songgon, Banyuwangi. Apa kaitan antara keduanya?

Desa tempat Rowo Bayu Banyuwangi itu terdiri dari wilayah perkampungan, lahan pertanian dan hutan. Desa ini dikenal sebagai lokasi Perang Puputan Bayu yang terjadi antara Pangeran Jagapati dari Kerajaan Blambangan dan VOC pada 1773. Peristiwa epik itu kemudian diperingati dengan membangun tetenger (monumen) Perang Puputan Bayu di salah satu persimpangan desa.

Destinasi wisata yang bisa dituju adalah Rawa Bayu yang pernah menjadi pertapaan Prabu Tawangalun (Raja Blambangan). Dia dikenal sebagai pangeran yang sangat religius serta paling berjaya di masa Kerajaan Blambangan. 

"Setelah terjadi peperangan saudara yang membuat Prabu Tawang Alun terpaksa membunuh adiknya, beliau berniat mengasingkan diri atau bertapa di sebuah rawa," tulis akun @banyuwangidestination, 16 September 2018.

Setelah bertapa, sang prabu memperoleh wangsit untuk berjalan ke arah timur. Di tengah perjalanan, dia bertemu sosok macan putih yang dipercaya sebagai jelmaan gurunya. Ia lalu diperintah untuk menunggangi Macan Putih tersebut sampai berhenti di sebuah tempat.

Sampai di tempat itu, Prabu Tawangalun diperintahkan untuk membangun sebuah istana yang bernama Istana Macan Putih. Lokasi istana itu sekarang bernama Desa Macan Putih.

"Hingga saat ini tempat ini banyak dikunjungi wisatawan yang khususnya untuk berwisata Religi serta terdapat rawa yang sangat indah," sambung akun tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Versi Pengelola dan Penjaga Rowo Bayu

Rowo Bayu jadi salah satu lokasi KKN di Desa Penari. Menteri BUMN Erick Thohir pun jadi penasaran tentang hal tersebut hingga mewawancarai pengelola dan penjaga Rowo Bayu, Sudirman.

Erick memulai dengan menanyakan apakah cerita KKN di Desa Penari merupakan kisah nyata, bukan mitos atau dongeng belaka. ''Ini kisah nyata pak,'' jawab Sudirman dalam video wawancara itu.

Menurut Sudirman, cerita Desa Penari berangkat dari rombongan KKN pada 2008. Mereka terdiri dari enam mahasiswa dari Surabaya.

"Nah dalam studi kasusnya, dua remaja ini ada ikatan asmara. Sehingga dalam menjelajahi itu tidak di situs. Keluar situs, agak di utaranya," ujar dia.

Dia melanjutkan, di sana mereka bertemu dengan seseorang. "(Mereka) diajak mampir ke rumahnya. Sampai di rumahnya, mereka diberi suguhan, makanan, dan lain-lain. Dan ceritalah ini desa apa. Si mahasiswa tanya begitu. Dijawablah ini Desa Penari," katanya.

3 dari 4 halaman

Desa Penari

"Karena sudah sore, mereka pamit pulang. (Saat) pulang itu diberi bingkisan. Bingkisan ini bagus, kemasannya pakai kertas koran gitu kan. Dimasukkan di tas dibawalah pulang," ungkap Sudirman.

Sesampainya di Rowo Bayu, kedua mahasiswa ini menceritakan suguhan dan bingkisan yang mereka dapat ke teman-temannya. "Ceritalah mahasiswa ini, bahwa dari atas dan ada desa, namanya Desa Penari. Nah, protes teman-temannya..nggak mungkin, ngga ada desa (tidak percaya)," papar Sudirman.

Menurut Sudirman, mereka berdua kemudian membuka oleh-oleh itu. Mahasiswa itu pun dikejutkan dengan isi koran kertas berupa kepala kera baru dipotong.

"Si (mahasiswa) laki-lakinya langsung pingsan. Dalam beberapa hari kemudian meninggal. Kemudian (mahasiswa) ceweknya, menyusul (meninggal) satu bulan kemudian," tambahnya. "Itu cerita yang sesungguhnya dari versi Kepala Desa, Rowo Bayu. Dan KKN-nya tahun berapa, tanggal berapa, semuanya tercatat," ucap Sudirman.

4 dari 4 halaman

Penasaran

Erick Thohir mengungkapkan ia tertarik mengunjungi desa wisata ini. Namun,  ia minta akan datang pada siang hari. ''Saya sudah dua kali ke Banyuwangi, berarti ada yang ketiganya nanti. Untuk melihat desa wisata. Tapi ke Desa Penarinya siang-siang saja. Nanti ada yang tertinggal, saya takut,'' ujar Erick Thohir.

Hingga saat ini, nama desa asli tempat Desa Penari berada belum juga terungkap. Kontroversi kebenaran Desa Penari sempat hangat diperbincangkan masyarakat.

Seorang pengguna Twitter pada 2019 lalu sempat menyoal tentang Desa Penari tersebut. Namun, nama desa tersebut kembali bikin penasaran saat film KKN Desa Penari tersebut tayang. Kisah menyeramkan para mahasiswa mengenai KKN di Desa Penari ini ditulis oleh sebuah akun twitter dengan nama SimpleMan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini