Sukses

Berapa Biaya yang Harus Dibayar McDonald's untuk Keluar dari Rusia?

Setelah menutup sementara lebih dari 800 restoran setelah invasi Vladimir Putin ke Ukraina, McDonald's memutuskan untuk meninggalkan Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - McDonald's telah hadir di Rusia sejak 30 tahun lalu saat membuka restoran pertamanya di Moskow. Namun setelah menutup sementara lebih dari 800 restoran setelah invasi Vladimir Putin ke Ukraina, restoran cepat saji ini memutuskan untuk meninggalkan Negeri Beruang Merah.

Dikutip dari CNN, Selasa (17/5/2022), McDonald's akan menjual bisnisnya di Rusia dengan mengatakan "krisis kemanusiaan yang disebabkan perang di Ukraina dan lingkungan operasi yang tidak dapat diprediksi telah membuat McDonald's menyimpulkan bahwa kepemilikan bisnis yang berkelanjutan di Rusia tidak lagi dapat dipertahankan, juga tidak konsisten dengan nilai-nilai McDonald's."

McDonald's akan mengambil penghapusan signifikan akibat keluar dari Rusia, yakni antara 1,2 miliar dolar AS hingga 1,4 miliar AS (Rp17,5 triliun hingga Rp20,5 triliun). Saham hampir tidak berubah pada awal perdagangan.

"Fakta bahwa McDonald's memiliki sebagian besar restorannya di Rusia berarti ada bisnis kaya aset untuk dijual," kata Saunders.

Ia menambahkan, "Namun, mengingat keadaan penjualan, tantangan keuangan yang dihadapi calon pembeli Rusia, dan fakta bahwa McDonald's tidak akan melisensikan nama merek atau identitasnya, kecil kemungkinan harga jual akan mendekati nilai buku sebelum invasi bisnis."

Dalam laporan pendapatan terbarunya, McDonald's mengatakan menutup restorannya di Rusia telah menelan biaya 127 juta dolar AS (Rp1,8 triliun) pada kuartal terakhir. Hampir 27 juta dolar AS (Rp395,6 miliar) berasal dari biaya staf, pembayaran sewa dan persediaan.

100 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) lainnya berasal dari makanan dan barang-barang lain yang harus dibuang. McDonald's memiliki 847 cabang restoran cepat saji di Rusia pada penutupan tahun lalu, menurut dokumen investor. Bersama dengan 108 lainnya di Ukraina, mereka menyumbang 9 persen dari pendapatan perusahaan pada 2021.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kehadiran Pertama MCD di Rusia

Pada Maret 2022, tak lama setelah perang dimulai, jaringan restoran cepat saji ini mengikuti perusahaan Barat lainnya dan menutup sementara restoran mereka di Rusia. Setelah penjualan selesai, restoran mereka di Rusia akan "de-Arched," yang berarti lokasi tidak akan lagi diizinkan menggunakan nama, logo, atau menu McDonald's.

Pihaknya mengatakan karyawan mereka di Rusia masih akan dibayar sampai transaksi ditutup dan bahwa "karyawan memiliki pekerjaan di masa depan dengan pembeli potensial." CEO-nya, Chris Kempczinski, mengatakan ia bangga dengan lebih dari 60 ribu stafnya di Rusia dan menyebut keputusan itu "sangat sulit."

"Namun, kami memiliki komitmen terhadap komunitas global kami dan harus tetap teguh pada nilai-nilai kami. Dan komitmen kami terhadap nilai-nilai kami berarti bahwa kami tidak dapat lagi membuat Arches bersinar di sana," katanya terkait penutupan restoran cepat saji ini.

 

3 dari 4 halaman

Simbolis

Keputusan itu mengakhiri hubungan tiga dekade McDonald's dengan Rusia. Perusahaan membuka pintu restoran pertamanya di Moskow pada 31 Januari 1990.

Lebih dari 30 ribu pesanan disajikan dan lokasi Pushkin Square harus tetap buka beberapa jam lebih lambat dari yang direncanakan karena keramaian. Kedatangannya di Moskow lebih dari sekadar Big Mac dan kentang goreng, kata Darra Goldstein, pakar Rusia di Williams College.

Itu adalah contoh paling menonjol dari upaya Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbechev untuk membuka negaranya ke dunia luar. "Ada retakan yang sangat terlihat di Tirai Besi," katanya. "Itu sangat simbolis tentang perubahan yang terjadi."

Keluarnya McDonald's "mewakili isolasionisme baru di Rusia, yang sekarang harus melihat ke dalam untuk investasi dan pengembangan merek konsumen," kata Neil Saunders, direktur pelaksana Global Data dalam sebuah catatan pada Senin, 16 Mei 2022. Ia menambahkan bahwa merek Barat lainnya mengambil "sikap berprinsip pada konsep kebebasan dan demokrasi," juga meninjau kembali bisnis mereka di Rusia. 

4 dari 4 halaman

Awal Tutup

McDonald's memutuskan menutup 850 restoran cepat sajinya di Rusia menyusul invasi yang dilakukan militer negara itu terhadap Ukraina. Penutupan itu berlaku mulai 8 Maret 2022. 

Meski begitu, restoran waralaba itu mengatakan akan tetap menggaji 62 ribu karyawannya di Rusia. Kempckinski mengatakan dalam surat terbuka pada karyawan bahwa ia memahami dampak penutupan itu terhadap rekan dan mitra Rusia mereka.

"Kami mengalami gangguan pada rantai pasok kami bersama dampak operasional lainnya. Kami juga akan memantau situasi kemanusiaan dengan cermat. Kami tidak dapat mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina," ujarnya, dilansir dari AP.

Kebijakan serupa juga diambil di tetangganya, Ukraina. Diketahui sekitar 100 restoran McDonald's di negara itu ditutup dan karyawan akan terus digaji.

McDonald's akan mendapat pukulan finansial yang besar karena penutupan tersebut. Dalam pengajuan peraturan baru-baru ini, perusahaan yang berbasis di Chicago mengatakan restorannya di Rusia dan Ukraina menyumbang sembilan persen dari pendapatan tahunannya, atau sekitar dua miliar dolar AS.

Mayoritas restoran McDonald's di Rusia dimiliki langsung oleh perusahaan itu, yakni mencapai 84 persen dari total restoran yang ada. Total ada 847 gerai McD di Rusia. Namun, tekanan internasional kepada McDonald's dan perusahaan lainnya agar menarik diri dari Rusia semakin besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.