Sukses

Mengamati Burung hingga Menyelami Bawah Laut Desa Wisata Saporkren

Desa Wisata Saporkren menyimpan pesona alam yang luar biasa.

Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia lagi bahwa alam Papua menyuguhkan panorama yang indah tiada tara. Potensi alam hingga budaya ini pula yang dapat disimak langsung oleh wisatawan di Desa Wisata Saporkren.

Dikutip dari Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Minggu, 1 Mei 2022, desa wisata ini terletak di Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kampung Saporkren kaya akan potensi wisata, baik di darat juga laut.

Tercatat sebanyak 104 jenis burung yang hidup di sekitar hutan Desa Wisata Sapokren. Dua jenis burung di antaranya adalah satwa langka dan endemik khas Raja Ampat, yakni Burung Cenderawasih Merah (Paradisaea rubra) dan Burung Cenderawasih Botak (Cicinnurus respublica).

Potensi tersebut yang menjadi atraksi unggulan wisata di Kampung Sapokren, yakni birdwatching atau mengamati buru dan jungle trekking. Bawah laut Kampung Saporkren pun tidak kalah indah. Ada spot menyelam dan snorkeling yang menjadi daya tarik bagi para penyelam mancanegara.

Yang menjadi favorit adalah wisata night diving untuk melihat beragam jenis macrobenthos. Berkembangnya Kampung Saporkren bermula dari inisiatif masyarakat untuk membangun homestay yang ramah lingkungan dan spot serta jalur pengamatan burung.

Homestay dan spot pengamatan burung ini dikelola oleh orang asli Kampung Saporkren, baik secara individu maupun berkeluarga. Pada 2019, Desa Wisata Saporkren meraih penghargaan dari Indonesia Sustainable Tourism Awards untuk lingkungan.

Penghargaan diberikan kepada Kampung Saporkren atas dedikasi masyarakat yang mampu memanfaatkan potensi hutan dan laut secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Ini juga didedikasikan untuk peran serta masyarakat yang besar dalam melestarikan alam.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Birdwatching

Mengamati burung menjadi atraksi unggulan dari kegiatan ekowisata di Kampung Sapokren. Sebagai satwa endemik Raja Ampat, cendrawasih merah (Paradise rubra) dan cendrawasih wilson atau botak (Cicinnurus respublica) memiliki peminat yang tinggi untuk melihat atraksinya, khususnya bagi wisatawan mancanegara.

Pengamatan burung cendrawasih dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Selama pengamatan, wisatawan akan melihat keunikan perilaku burung seperti menari untuk memikat lawan jenis, keindahan bentuk dan warna bulu, serta kemerduan suara yang dikeluarkannya.

Selain birdwatching, atraksi lainnya untuk wisata minat khusus, yakni jungle treking dan night trekking untuk melihat jenis satwa lain seperti burung maleo, kakatua, kuskus, ular, katak, dan sebagainya. Selama berwisata pengunjung diperkenankan untuk mematuhi code of conduct birdwatching. Untuk mengikuti atraksi ini tarifnya dibanderol mulai Rp200 ribu.

Atraksi lain yang disuguhkan adalah musik bambu dan tarian adat Man Kombon. Dinamakan Kelompok Man Kombon karena berasal dari bahasa betew yang artinya cenderawasih.

Tarian ini menceritakan tentang perilaku cenderawasih wilson dan merah, yang dianggap sebagai raja penjaga hutan. Tariannya selau diiringi musik bambu dan patung cendrawasih.

3 dari 4 halaman

Menyelam

Alat yang digunakan berbahan dasar bambu yang dibuat langsung oleh seniman lokal diiringi oleh gitar dan ukulele, suling dan kerang tronton. Kegiatan ini biasa dilakukan pada saat perayaan hari-hari besar adat atau penyambutan tamu dari berbagai instansi luar kampung.

Wisatawan tentunya dapat menyelami keindahan bawah laut Desa Wisata Saporkren. Dengan kondisi ekosistem terumbu karang yang masih terjaga dan sangat bagus, berbagai jenis ikan karang yang mudah dijumpai di sini seperti ikan baraccuda, ikan kakatua dan ikan Amphiprion sp..

Wisatawan juga dapat melihat lumba-lumba yang sedang migrasi melintasi perairan Kampung Saporkren. Selama berwisata, wisatawan sendiri akan diarahan oleh pemandu untuk tetap memerhatikan norma dan juga budaya kampung sekitar dengan tidak membuang sampah, merusak terumbu karang dan berpakaian yang baik.

Ada pula atraksi wisata buatan keramba jaring apung yang terletak di teluk kecil tepat di samping Kampung Saporkren. Keramba ini dikelilingi oleh tebing batuan karst yang menjulang tinggi dan laut yang biru kehijauan.

4 dari 4 halaman

Homestay

Untuk menuju keramba, wisatawan dapat mengakses jalur laut dari kampung dengan menggunakan longboat sekitar 5 menit. Satu kali trip jumlah pengunjung biasanya berkisar 10--15 orang.

Kampung Sapokren Memiliki Kamar Homesaty yang cukup memadai, ada yang berada dipinggiran kampung dan juga ada yang berada didalam kampung Sapokren.

Kurang lebih terdapat lima homestay yang berada di pinggiran desa. Pada 2021, desa ini mendapat bantuan dari kemeterian PUPR, sebanyak 20 bangunan baru homestay dan 70 bangunan renovasi untuk rumah penduduk.

Fasilitas yang ada di homestay di antaranya, kamar tidur, spring bed, toilet lengkap dengan kloset jongkok, dan juga shower. Selain itu di dalam kamar juga tersedia cermin, meja dan juga lemari dengan air bersih yang memadai. Homestay dibanderol mulai Rp350 ribu per malam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.