Sukses

Pemugaran Angkor Wat di Kamboja Hampir Selesai dan Siap Terima Turis

Setelah dipugar Angkor Wat di Kamboja segera akan menerima turis lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik datang dari Kamboja. Proses restorasi di nagan barat daya dan barat laut menara Angkor Wat hampir selesai dan siap merima pelancong. Hal itu disampailkan Otoristas Nasional Apsara (ANA), seperti dilansir dari laman Global Times, Sabtu, 30 April 2022.

Angkor Wat adalah kuil utama di Taman Arkeologi Angkor yang terdaftar di UNESCO di barat laut Provinsi Siem Reap Kamboja. Sementara ANA adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untu mengelola, menjaga, dan melestarikan taman tersebut.

Kham Mony, seorang arsitek yang bertanggung jawab atas situs restorasi menara Bakan, mengatakan proyek 10 bulan ini diharapkan selesai pada akhir April 2022. Hal itu mengingat sebelum pekerjaan restorasi, bagian barat daya dan barat laut menara bobrok karena umur, akar pohon dan air hujan mengikis fondasi lateritnya.

"Tim kami telah memindahkan batu-batu yang membusuk dan menempatkan yang baru kembali ke posisi semula, mendorong mereka ke lokasi yang baik sehingga tidak ada celah lagi," katanya. "Tim senang karena kami dapat memindahkan beberapa batu yang beratnya lebih dari tiga ton, dan menggantinya dengan batu baru dengan aman."

Mony mengatakan saat merestorasi menara, tim menemukan dan mengumpulkan batu-batu yang berserakan di sekitar platform ke tempat asalnya dan juga membantu menopang pilar-pilar yang sudah bobrok. “Setelah proyek ini selesai, tim akan mengusulkan untuk merestorasi dua sudut menara Bakan, sudut tenggara dan sudut timur laut yang rusak sangat parah,” jelasnya.

Taman Arkeologi Angkor seluas 401 kilometer persegi adalah tujuan wisata paling populer di kerajaan. Jumlah wisatawan internasional ke taman tersebut secara bertahap pulih pada kuartal pertama 2022 berkat pembukaan kembali perbatasan Kamboja secara penuh untuk pelancong yang divaksinasi tanpa karantina sejak November 2021.

Taman tersebut menerima 19.840 turis asing selama periode Januari-Maret 2022. Kondisi itu naik dari 4.482 pada periode yang sama pada 2021, menurut laporan pemerintah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontribusi China

China menjadi salah satu kontributor utama untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan Taman Arkeologi Angkor, kata para pejabat, dilansir dari The Star. Taman tersebut diklaim sebagai tujuan wisata paling populer di negara Asia Tenggara itu.

Meliputi area seluas 401 km, situs Angkor berisi sisa-sisa ibu kota Kerajaan Khmer yang megah dari abad kesembilan hingga ke-15, dan terdiri dari kuil-kuil seperti Angkor Wat, Angkor Thom, Bayon, Chau Say Tevoda dan Ta Keo. Long Kosal, wakil direktur jenderal dan juru bicara Otoritas Nasional Apsara, yang merupakan badan yang bertanggung jawab untuk mengelola, menjaga dan melestarikan situs tersebut, mengatakan China telah mengerjakan reruntuhan di sana sejak 1997.

Kuil Chau Say Tevoda dan kuil Ta Keo telah berhasil dipugar. Dia mengatakan restorasi Chau Say Tevoda selesai pada 2008 dan pengerjaan Ta Keo, yang dimulai pada akhir 2010, selesai pada 2018. “Dan sejak 2019, para ahli Tiongkok telah mengerjakan restorasi 11 tahun kuil Phimeanakas di dalam pagar tembok Istana Kerajaan Angkor Thom,” katanya.

3 dari 4 halaman

Siap Sambut Wisatawan

Dibangun pada abad ke-10, kuil Phimeanakas dianggap sebagai tempat pemujaan di Istana Kerajaan, yang meliputi area dengan panjang 581 meter dan lebar 242 meter. Kosal mengatakan meski pandemi, restorasi tetap berjalan.

“Kami sangat menghargai kontribusi China terhadap perlindungan, pelestarian, dan pengembangan Angkor,” katanya. Kosal mengatakan Otoritas Nasional Apsara telah melakukan renovasi dan pemeliharaan di situs tersebut. “Sekarang, Taman Arkeologi Angkor siap menyambut semua wisatawan,” katanya.

Dibangun pada abad ke-12 oleh Raja Suryavarman II. Kompleks keagamaan Angkor Wat yang luas terdiri dari lebih dari seribu bangunan, dan merupakan salah satu keajaiban budaya terbesar di dunia, menurut Britannica. Angkor Wat adalah struktur keagamaan terbesar di dunia, meliputi sekitar 400 hektare dan menandai titik tertinggi arsitektur Khmer.

Kota Angkor berfungsi sebagai pusat kerajaan tempat dinasti raja Khmer memerintah salah satu kerajaan terbesar, paling makmur, dan paling canggih dalam sejarah Asia Tenggara. Dari akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-13, banyak proyek konstruksi dilakukan, yang paling menonjol adalah Angkor Wat. Dibangun oleh Suryawarman II sebagai kuil pemakaman yang luas di mana jenazahnya disimpan. Konstruksi diyakini telah berlangsung sekitar tiga dekade.

4 dari 4 halaman

Banyak Ukiran dan Patung

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.