Sukses

Covid-19 Terdeteksi di Gedung Sebelah, 32 Orang di Guangzhou Terpaksa Dikarantina dalam Warnet

Orang-orang yang terjebak di warnet di Guangzhou, China, membuat tempat tidur dari kursi gaming yang disatukan akibat Covid-19 terdeteksi di gedung sebelah.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 32 orang di kota Guangzhou, China terpaksa dikarantina di sebuah warnet. Hal tersebut terjadi selama sembilan hari setelah kasus Covid-19 terdeteksi di daerah tersebut.

Dikutip dari Insider, Kamis (21/4/2022), menurut Jimu News, seorang perempuan memainkan begitu banyak game selama lockdown di warnet. Selama itu pula ia berhasil mencetak rekor, akun gamenya berhasil naik tingkat dari level "berlian" menjadi "master".

Outlet tersebut mencatat bahwa perempuan bernama Yu Lili ini biasanya bukan seorang gamer. Ia hanya mampir ke kafe untuk menggunakan layanan internet.

Namun, Yu dan puluhan orang lainnya dikurung di warnet pada 8 April 2022 setelah kasus Covid-19 terdeteksi di gedung sebelah. Di antara mereka yang dikarantina adalah seorang anak berusia 20 tahun bernama Zhang Chi.

Ia memasuki warnet sekitar 30 menit sebelum ditutup. Zhang Ci bertemu tiga teman gamernya di sana, masuk dengan tujuan "hanya untuk mengobrol dengan mereka," katanya kepada outlet tersebut.

Sebelum mereka bebas karantina pada 17 April 2022, kelompok yang dikarantina itu menghabiskan seluruh stok mie dan makanan ringan warnet. Beberapa dari mereka yang terjebak memesan makanan melalui pengiriman.

Namun, pemesanan makanan itu terbukti "terlalu mahal dan tidak berkelanjutan," kata Zhang. Banyak dari mereka yang dikarantina tidur di kursi permainan yang disatukan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Viral

Zhang menjelaskan hal itu membuat punggung mereka terasa sakit begitu mereka bangun. Karena tempat itu tidak berjendela, mereka juga tidak bisa membedakan apakah itu siang atau malam.

Kisah kelompok itu telah menjadi viral di media sosial. Cerita mereka hadir dengan tagar "32 orang dikarantina di warnet karena epidemi".

Unggahan tersebut menerima lebih dari 100 juta views di platform Weibo seperti Twitter di China. Pengguna media sosial juga berkomentar bahwa warnet adalah salah satu tempat yang lebih baik untuk dikarantina.

"Akhirnya, alasan yang sah untuk bermain game sepanjang hari dan malam," kata satu orang terkait unggahan itu. Sementara, ada pula warganet yang bercanda bahwa 32 orang itu mungkin kini dapat lolos ke tim e-sports nasional.

Lockdown mendadak tidak jarang terjadi di China. Hal ini terjadi karena para pejabat mendukung kebijakan "nol Covid" negara itu. Kebijakan ini mengharuskan lockdown cepat, pengujian massal, dan membatasi perjalanan setiap kali klaster muncul.

3 dari 4 halaman

Bukan yang Pertama

Pada Januari 2022, Beijing me-lockdown seluruh gedung kantor setelah kasus Omicron terdeteksi di sana. Petugas kesehatan membawa selimut dan bantal, dan karyawan terpaksa bermalam di bilik mereka.

Bulan lalu, puluhan orang dikarantina semalaman di sebuah restoran hotpot di kota Zhengzhou setelah kasus Covid ditemukan di sana. Para pengunjung yang terjebak disuguhi makanan gratis sepanjang malam.

Menurut outlet berita Provinsi Henan, Orient Today, seorang perempuan bermarga Wang sedang menikmati makan malam di sebuah restoran hotpot dengan beberapa teman di kota Zhengzhou, China pada 18 Maret 2022. Teman-temannya pergi lebih dulu, tetapi pada saat dia bangun dari meja beberapa menit kemudian, dia diberitahu bahwa restoran itu segera di-lockdown karena kasus Covid-19 telah ditemukan.

"Jika saya baru saja meninggalkan tempat itu satu menit lebih awal, saya akan bisa pergi," katanya kepada Orient Today.

Ia menambahkan ada sekitar 30 tamu lain yang terjebak dalam situasi yang sama. "Saya hanya terlambat satu menit," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Disuguhi Banyak Makanan

Meski begitu, kejadian tersebut tak selamanya mengerikan dan menakutkan. Wang mengaku restoran tiada henti menyuguhkan makanan kepada mereka yang terpaksa dikarantina.

"Restoran itu terus memberi kami makanan gratis. Pada jam 3 pagi, mereka membuatkan kami mi, dan di pagi hari, mereka menggoreng beberapa hidangan. Kami juga bisa memesan apa pun yang kami inginkan untuk hotpot, saya memesan gurita, daging sapi, dan mie," kata Wang kepada outlet. "Aku makan sampai aku tidak bisa bergerak."

Kisahnya menjadi viral di platform mirip Twitter China, Weibo dan menerima lebih dari 420 juta views. Pengguna media sosial bercanda bahwa restoran hotpot adalah salah satu tempat yang lebih baik untuk dikarantina.

"Jika saya harus dikarantina, saya kira restoran hotpot tidak terlalu buruk. Atau mungkin pemandian umum," kata seorang pengguna Weibo.

Wang diizinkan meninggalkan restoran pada hari berikutnya. Namun, pihak berwenang menyarankannya untuk mengisolasi di rumah selama 13 hari lagi, menurut Beijing Youth Daily.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.