Sukses

Kontroversi Kloning Hewan Peliharaan yang Makin Diminati Para Pet Influencer

Proses kloning hewan ini dapat dimiliki oleh siapapun yang mampu membayar ratusan juta rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Topik kloning hewan kembali mengemuka, kali ini tentang hewan peliharaan. Belakamgan hal ini sedang banyak diminati oleh para influencer hewan peliharaan atau Pet Influencer (Petfluencer). Beberapa Petfluencer di Instagram mengkloning anjing peliharaannya agar tetap populer ketika nantinya hewan itu mati.

Istilah Petfluencer mulai muncul karena konten Instagram mereka berisi beragam unggahan tingkah hewan peliharaan yang lucu dan banyak diminati warganet. Bahkan banyak akun Instagram Petfluencer yang memiliki jutaan pengikut.

Di saat yang bersamaan, seorang selebgram atau Petfluencer, rela menghabiskan uang untuk mengkloning anjing peliharaannya jika sudah mati nantinya.  Alasannya, agar petfluencer tersebut bisa terus membuat konten di akun Instagram hewan peliharaan mereka dengan anjing yang sama meski yang aslinya sudah mati.

Melansir laman People, Selasa, 19 April 2022, konsep kloning hewan peliharaan ini mungkin terdengar seperti suatu adegan yang muncul di film fiksi ilmiah tahun 1980-an, 'Pet Semetary', dan menjadi kenyataan. 

Berkat perusahaan seperti ViaGen yang berbasis di Texas, Amerika Serikat (AS), proses kloning ini dapat dimiliki oleh siapapun yang mampu membayar puluhan ribu dolar AS. ViaGen menggunakan teknologi mirip IVF yang menggunakan sel hewan peliharaan asli untuk membuat embrio, yang kemudian ditransfer ke induk pengganti.

"Seseorang bisa mengkloning hewan peliharaan mereka dan mengganti yang asli. Dunia tidak perlu tahu. Mereka mungkin tidak akan pernah tahu," terang Melain Rodriguez, manajer layanan klien di ViaGen.

Faktanya, kloning hewan peliharaan sudah sering dilakukan. Beberapa akun di Instagram secara terbuka memasarkan hewan peliharaan hasil kloningan mereka, antara lain @ipartywithbrucewayne dan @clash_of_the_clones.  Halaman Instagram @wander_with_willow, yang memiliki lebih dari 138 ribu pengikut, adalah akun populer lainnya yang menampilkan anjing kloning bernama Phoenix.

Awalnya, akun yang dikelola oleh Udvar-Hazy itu memamerkan kehidupan anak anjingnya yang bernama Willow. Sayangnya, Willow meninggal setelah ditabrak mobil.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Motivasi Kesedihan

Hal itu membuat Udvar-Hazy mengambil keputusan untuk mengkloning anjing peliharaannya tersebut. “Saya mendapatkan banyak omong kosong tentang kloning. Orang bilang aku punya anjing zombie, atau mereka menyebutku gadis kaya yang gila. Itu menyakitkan bagi saya pada awalnya,” kata Udvar-Hazy.

"Saya memiliki hubungan yang sangat spesial dengan Willow. Aku akan memotretnya setiap hari. Dia adalah inspirasi saya," sambungnya.

Sementara Udvar-Hazy mengatakan bahwa kesedihan adalah motivasi utamanya untuk mengkloning Willow, untuk influencer lain mungkin lebih bersifat finansial.  "Kalau seseorang mencari nafkah dari hewan peliharaan mereka dan kemudian tiba-tiba hewan peliharaan mereka hilang, apa yang mereka lakukan?" tanya Rodriguez.

Awalnya, tujuan utama ViaGen menggunakan kloning adalah untuk meningkatkan kualitas pembiakan ternak, sebuah proses yang masih berlangsung sampai sekarang, terutama untuk ternak bernilai tinggi seperti sapi jantan.  Namun, sejak enam tahun terakhir sebuah industri baru telah muncul - menawarkan jasa kloning hewan peliharaan.

Dilansir dar BBC, pada 2015, ViaGen mulai menawarkan layanannya kepada pemilik hewan peliharaan yang ingin mengkloning kucing atau anjing kesayangan mereka.  Mereka mematok harga tidak murah yaitu sebesar 35.000 dolar AS atau sekitar Rp502 juta untuk mengkloning kucing, dan 50.000 dolar AS atau sekitar Rp717 juta untuk seekor anjing.

3 dari 4 halaman

Diminati Artis Hollywood

Walaupun mahal, permintaan dan pasar atas jasa itu ada. ViaGen tidak mengungkap dengan pasti berapa hewan peliharaan yang telah mereka kloning sejauh ini. Mereka hanya mengatakan, jumlahnya mencapai ratusan.

Karena besarnya biaya layanan kloning ini, Rodriguez menjelaskan, 90 persen klien mereka hanya memilih untuk menyimpan atau mengawetkan sel hewan peliharaan, dengan biaya 1.600 dolar AS atau sekiatr Rp21,5juta, dengan harapan suatu saat nanti mereka punya uang untuk melakukan kloning.

Selain Petfluencer, sejumlah artis Hollywood juga gemar melakukan kloning hewan peliharaan mereka. Salah satunya adalah aktris dan penyanyi senior Barbra Streisand.  Pada 2018 lalu, Streisand mendapatkan sepasang anak anjing hasil kloning dari anjing jenis coton de tulear bernama Samantha yang mati pada 2017.

Menurut Streisand, sel dari mulut dan perut anjing yang mati pada usia 14 tahun itu diambil untuk keperluan kloning. "Mereka sepertinya punya sifat yang berbeda. Saya masih menunggu mereka tumbuh dewasa dahulu, baru saya menilai apakah mereka benar-benar punya kesamaan, dan mata cokelat Samantha," kata Streisand.

4 dari 4 halaman

Masalah Serius

Dia mengungkapkan, ketika sepasang anak anjing kloningnya sampai di rumahnya, keduanya langsung diberi nama yaitu Miss Scarlett dan Miss Violet.  Kedua anak anjing itu masing-masing diberikan pakaian berwarna merah dan lavender. Aktris pemenang Oscar ini mengatakan bahwa dia juga mengadopsi anak anjing lain yang masih memiliki hubungan dengan Samantha.

Anak anjing ini bernama Funny Girl (judul film yang pernah dibintangi Streisand). Namun, ketika Streisand mengadopsinya dia mengubah namanya menjadi Miss Fanny.

Meski begitu, praktik kloning hewan peliharaan masih menjadi kontroversi.  Kloning dianggap telah menimbulkan masalah yang serius seputar kekejaman terhadap hewan.  Hal itu karena memasukkan hewan pengganti melalui IVF adalah proses yang cukup sulit.

Selain itu, banyak yang tampaknya menganggap proses itu berlebihan padahal ada lebih dari 6,3 juta hewan di AS yang ditampung setiap tahunnya.  Organisasi pembela hak-hak hewan, PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) juga sudah lama menyoroti soal kloning hewan peliharaan.

Menurut mereka, proses kloning bukan hanya menyiksa hewan, tapi juga akan banyak menimbulkan masalah karena hewan di tempat penampungan tidak akan berkurang dan bahkan akan terus bertambah. Terlepas dari kontroversi dan kritik seputar kloning hewan, tampaknya semakin banyak petfluencer yang menempuh jalan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.