Sukses

Maju Mundur Amerika Serikat soal Aturan Pakai Masker di Pesawat

Pengadilan federal Amerika Serikat menyatakan bahwa kewajiban memakai masker di pesawat melanggar undang-undang, tapi...

Liputan6.com, Jakarta - Penumpang pesawat di Amerika Serikat dilepaskan dari kewajiban memakai masker setelah hakim pengadilan federal menyatakan bahwa mandat pemerintah tentang kewajiban pakai masker di pesawat melanggar hukum. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sebelumnya mendesak agar aturan pakai masker untuk menekan penyebaran Covid-19 itu tetap berlaku hingga 3 Mei 2022.

Akan tetapi, hakim AS di Florida, Kathryn Kimball Mizelle, membalikkan arah kebijakan itu pada Senin, 18 April 2022. Pihak maskapai pun meresponsnya dengan melonggarkan kebijakan.

Sejumlah maskapai, meliputi Delta Air Lines, American Airlines, United Airlines, Southwest Airlines, Alaska Airlines, JetBlue, Spirit Airlines, Frontier Airlines, Allegiant Air, Hawaiian Airlines, dan Sun Country Airlines, kini menyebut pemakaian masker di dalam penerbangan sebagai opsional. Penumpang boleh memakai masker maupun tidak, tergantung pada kenyamanan masing-masing. 

Kebijakan yang sama juga diberlakukan bagi awak kabin. Aturan itu hanya diwajibkan untuk penerbangan tertentu. Lembaga Administrasi Keamanan Transportasi juga menyatakan tidak akan memaksa warga mengenakan masker di dalam transportasi umum maupun titik hubung.

Meski begitu, pemerintahan Biden memiliki pandangan berbeda. Pemerintah menyebut bahwa putusan hakim itu tidak akan langsung berlaku dan mereka masih mengkajinya. Kajian itu diketahui berapa lama akan berlangsung dan apa kesimpulannya.

"Pemerintah masih mengkaji keputusan dan mempertimbangkan langkah selanjutnya yang potensial," kata pejabat pemerintahan Biden pada Senin malam, dikutip dari CNN, Rabu (20/4/2022).

"Selama (kajian) itu, keputusan pengadilan hari ini terkait kewajiban CDC soal pemakaian masker di transportasi umum belum berlaku saat ini."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mereka yang Rentan

Aturan pemakaian masker di pesawat sebelumnya diinisiasi oleh pihak maskapai pada musim semi 2020, jauh sebelum dimandatkan secara federal pada 2021. Hal itu mengingat penyebaran Covid-19 terjadi begitu cepat dan seringkali tanpa gejala.

Meski saat ini mayoritas menganggap pemakaian masker tidak wajib, tidak demikian bila seseorang memiliki masalah kesehatan. Menurut analis kesehatan CNN, Dr. Leana Wen, mereka yang rentan terpapar Covid-19 tetap diminta untuk memakai masker.

Profesor kebijakan dan manajemen kesehatan di George Washington University Milken Institute School of Public Health itu menyarankan mereka memakai masker yang memadai, seperti N95, KN95, atau KF94, sebagai alat terpenting dalam menekan risiko infeksi, terutama di dalam ruangan dan ruang publik.

"Rekomendasi saya adalah bahwa orang dengan gangguan kekebalan harus mengenakan masker saat berada di dalam ruangan di sekitar mereka yang status vaksinasinya tidak diketahui," ucap dia, bulan lalu.

"Sementara, orang lain hendaknya (memakai masker) didasarkan pada seberapa besar keinginan untuk menghindari terpapar Covid-19 dan pentingnya tidak bermasker," sambung dia.

 

3 dari 4 halaman

Jenis Masker

Ahli kesehatan masyarakat merekomendasikan agar mereka menggunakan masker yang memiliki tingkat proteksi paling efektif, khususnya N95s. Profesor biologi di Universitas Massachusetts Dartmouth, Erin Bromage menerangkan N95 bisa menyaring droplet berukuran besar dan kecil seperti aerosol dan partikel lain yang potensial mengandung virus dari mereka yang terinfeksi.

Masker N95 yang disetujui NIOSH bisa menyaring hingga 95 persen partikel bila digunakan secara tepat. Selain itu, KN95s dan KF94s juga bisa menyediakan tingkat perlindungan yang tinggi meski ada perbedaan uji di Amerika Serikat.

KN95 diproduksi oleh pabrikan China yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh Amerika Serikat. Sementara, KF94s diatur menurut Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea Selatan.

"Bila semua dibuat berdasarkan standar dan disertifikasi oleh badan yang resmi di negara itu, seperti NIOSH, masker itu pada dasarnya sama," ujar Bromage.

 

4 dari 4 halaman

Risiko Terpapar Covid-19

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) sebelumnya menyatakan risiko terpapar Covid-19 di dalam penerbangan sangat rendah, meski itu melibatkan varian Omicron yang disebut lebih mudah ditransmisikan dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya.

Namun, perlu dicatat bahwa kewajiban penggunaan masker menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada rendahnya risiko itu. Dikombinasikan dengan teknologi kualitas udara di dalam pesawat jet modern dan posisi duduk penumpang yang menghadap ke arah yang sama, risiko penularan menjadi lebih rendah di dalam pesawat.

Pada bulan lalu, ahli transmisi penyakit menular via udara, Linsey Marr mengatakan bahwa pencabutan mandat penggunaan masker bisa masuk akal sepanjang angka kasus rendah. "Kesempatan seseorang terinfeksi di dalam pesawat lebih kecil. Dan kita tahu pesawat memiliki pengaturan dan penyaringan udara yang sangat baik, yang membantu mengurangi risiko transmisi di dalam pesawat," ujar Marr.

Namun, Dr. Sanjay Gupta mengingatkan bahwa risiko sebenarnya dari bepergian melalui udara adalah ketika melewati area terminal dan ruang tertutup lainnya. CNN masih menunggu penjelasan IATA terkait apakan masih menganggap risiko tak menggunakan masker tetap sangat rendah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.