Sukses

Gara-Gara COVID-19, Bandara Inggris Peringatkan Antrean Penumpang Dapat Berlangsung Berbulan-bulan

Antrean penumpang di bandara Inggris ini salah satunya karena banyak staf yang tidak bisa bekerja karena positif COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Bandara di Inggris memperingatkan penumpang untuk mengantisipasi penundaan yang mengganggu perjalanan. Perkiraan itu akan berlanjut selama berbulan-bulan, merujuk peringatan yang diumumkan pada Jumat, 8 April 2022.

Dilansir dari Japan Today, Sabtu (9/4/2022), peringatan tersebut dilakukan karena adanya regulator penerbangan Inggris yang mengatakan pada industri udara negara itu untuk kembali membentuk pola perjalanan. Pasalnya, berminggu-minggu sudah banyak penerbangan dibatalkan dan antrean penumpang tampak mengular.

Kepala Bandara Manchester mengatakan, penumpang bisa menunggu hingga 90 menit untuk melewati pos keamanan bandara selama beberapa bulan ke depan. Pelancong di Inggris tercatat telah melihat penundaan perjalanan selama berhari-hari di tengah liburan sekolah Paskah saat ini.

Selain itu, British Airways dan easyJet membatalkan ratusan penerbangan karena ketidakhadiran staf terkait virus corona baru. Hal itu membuat adanya antrean panjang yang dibangun di titik check-in bandara, pos keamanan, dan area klaim bagasi.

Bandara Manchester, Heathrow, dan Birmingham semuanya mengalami masalah. Ada yang disebabkan staf yang sakit karena COVID-19 atau kesulitan mengganti pekerja yang diberhentikan selama pandemi.

Direktur Pelaksana Bandara Manchester mengundurkan diri pada minggu ini. Charlie Cornish selaku kepala eksekutif pemilik Manchester Airports Group mengakui, bandara tidak memiliki jumlah staf yang mereka butuhkan untuk memberikan tingkat layanan yang layak bagi penumpang pesawat.

"Terlepas dari upaya kami sejak musim gugur lalu, pasar tenaga kerja yang ketat di sekitar bandara membuat kami tidak dapat mempekerjakan orang dengan cukup cepat untuk membentuk tim dengan kekuatan penuh,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tiba 3 Jam Sebelum Penerbangan

Lebih lanjut Cornish menambahkan, penumpang yang berangkat harus tiba tiga jam sebelum penerbangan untuk memastikan memiliki cukup waktu. Richard Moriarty selaku Kepala Eksekutif Otoritas Penerbangan Sipil Inggris mengatakan pada maskapai penerbangan, mereka harus menetapkan jadwal yang dapat dikirimkan dan memiliki tingkat staf yang diperlukan.

"Penundaan dan pembatalan itu tidak hanya menyusahkan bagi konsumen, tapi berpotensi memengaruhi tingkat kepercayaan di seluruh industri,” tambahnya dalam sebuah surat.

EasyJet mengatakan awal pekan ini bahwa jumlah kru mereka yang sakit lebih dari dua kali lipat dari tingkat normal. Hal itu selaras dengan tingkat infeksi COVID-19 yang tinggi di seluruh Eropa.

Sedangkan British Airways menyebut, banyak penerbangan yang dibatalkan, termasuk penerbangan yang ditiadakan bulan lalu ketika pihaknya memutuskan mempersingkat jadwal terbang hingga akhir Mei 2022. Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya kasus COVID-19.

Infeksi di seluruh Inggris telah melonjak lagi dengan penyebaran cepat varian omicron BA.2 yang diklaim lebih menular. Penyebaran itu mencapai tingkat rekor pada minggu lalu ketika angka resmi menunjukkan sekitar 1 dari 13 orang dinyatakan positif COVID-19. (Natalia Adinda)

3 dari 4 halaman

Varian Baru Omicron

Mengutip situs web WHO, Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 (TAG-VE) telah bertemu untuk membahas bukti terbaru tentang varian Omicron yang jadi perhatian, termasuk BA.1 dan BA.2. Ini merujuk pada pernyataan tertanggal 22 Februari 2022.

Berdasarkan data transmisi, keparahan, infeksi ulang, diagnostik, terapi, dan dampak vaksin yang tersedia, kelompok tersebut menegaskan bahwa subgaris keturunan BA.2 harus terus dianggap sebagai varian yang jadi perhatian dan diklasifikasikan sebagai Omicron.

Telah dijelaskan bahwa Omicron terdiri dari beberapa varian, masing-masing dipantau WHO dan mitra mereka di seluruh dunia. Data menunjukkan, varian yang paling umum adalah BA.1, BA.1.1 (atau Nextstrain clade 21K) dan BA.2 (atau Nextstrain clade 21L).

Pada tingkat global, transmisi varian BA.2 dilaporkan telah meningkat, berbanding relatif terhadap BA.1 dalam beberapa minggu terakhir. Namun, sirkulasi global dari semua varian COVID-19 secara umum dilaporkan menurun.

4 dari 4 halaman

Berbeda Urutan Genetiknya

BA.2 berbeda dari BA.1 dalam urutan genetiknya. Penelitian telah menunjukkan bahwa BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan BA.1. Studi sedang berlangsung untuk memahami alasan keuntungan pertumbuhan ini, tapi data awal menunjukkan bahwa BA.2 lebih menular daripada BA.1.

Perbedaan dalam transmisibilitas ini tampaknya jauh lebih kecil daripada, misalnya, perbedaan antara BA.1 dan Delta. Selanjutnya, meski infeksi BA.2 meningkat secara proporsional relatif terhadap varian Omicron lainnya (BA.1 dan BA.1.1), masih ada penurunan yang dilaporkan dalam keseluruhan kasus secara global.

Studi juga mengevaluasi risiko infeksi ulang dengan BA.2 dibanding BA.1. Infeksi ulang dengan BA.2 setelah infeksi BA.1 telah didokumentasikan, namun, data awal dari studi reinfeksi tingkat populasi menunjukkan bahwa infeksi BA.1 memberi perlindungan yang kuat terhadap infeksi ulang dengan BA.2.

"WHO akan terus memantau dengan cermat garis keturunan BA.2 sebagai bagian dari Omicron dan meminta negara-negara untuk terus waspada, memantau dan melaporkan urutannya, serta melakukan analisis independen dan komparatif dari subgaris keturunan Omicron yang berbeda," pihaknya menulis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.