Sukses

Tampil Elegan Saat Lebaran dengan Busana Perpaduan Nuansa Palembang dan Timur Tengah

Total ada 30 looks perpaduan nuansa Palembang dan Timur Tengah yang dipersembahkan Klamby sebagai koleksi busana Lebaran mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Mashrabiya," jenama fesyen lokal, Klamby, merilis koleksi Ied Series 2022 mereka. Dalam tidak kurang dari 30 looks, pihaknya mempersembahkan potongan mode yang merupakan hasil perkawinan nuansa Palembang dan Timur Tengah.

"Palembang memang jadi tema (busana) Lebaran dan kebetulan kemarin dapat tawaran dari Bank Indonesia untuk show di Dubai Expo, makanya temanya jadi Timur Tengah," founder Wearing Klamby, Nadine Gaus, bercerita usai sesi preview koleksi tersebut di bilangan Jakarta Selatan, Jumat, 1 April 2022.

Ia melanjutkan, setelah ditelaah secara sejarah, Palembang masuk dalam jalur sutra. Karea itu, banyak akulturasi budaya antara wilayah itu dengan Timur Tengah, yang salah satunya tergambar lewat motif songket Palembang.

"'Mashrabiya' sendiri merupakan motif arsitektural berupa kotak-kotak atau bintang-bintang yang berada di depan bangunan. Karena menggabungkan Middle East dengan Songket Palembang, (inspirasinya merujuk pada) pertukaran emas dan rempah," Nadine mengatakan.

Ia melanjutkan, "Zaman dulu, orang Timur Tengah datang ke Indonesia (dalam hal ini Palembang) untuk membeli rempah-rempah, dan dibayar pakai emas. Jadi, ada beberapa (motif) bunga (dalam koleksi) yang merepresentasi rempah yang dimaksud."

Karena bernuansa Timur Tengah, Nadine menambahkan, siluet dalam koleksi ini didominasi A line. "Lebih lebar lagi, sehingga secara pemakaian bahannya jauh lebih banyak. Ini bermaksud menciptakan kesan loose," tuturnya.

Karena itu pula, potongan busananya kebanyakan berupa gaun panjang dan rok. "Di Timur Tengah jarang pakai celana," ia menambahkan. Namun demikian, pihaknya tetap menghadirkan satu-dua celana panjang yang dalam sesi preview dikombinasikan atasan panjang.

Muhammad Ridho Jufri, selaku CEO Wearing Klamby, menyambung bahwa koleksi ini juga lebih banyak memvisualkan plisket. "Polosannya juga ada gradasi warna karena Klamby ingin mengeluarkan sesuatu yang baru. Tahun lalu sudah lebih ke pattern," tuturnya di kesempatan yang sama.

Plisket, menurut Ridho, bisa dipakai semua kalangan. "Non-hijab bisa masuk, hijab apalagi. Dengan begitu, kami bisa gaet pasar secara lebih luas," ucapnya.

"Soal material, koleksi ini macem-macem banget, mulai dari poliester karena printing, yang terbaru pakai chiffon silk, itu agak susah ditemukan sekarang karena harganya naik terus, satin, sampai katun," Nadine menjabarkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Usung Kombinasi Bahan Sendiri

Masih terkait material dalam koleksi teranyar Klamby, Ridho mengatakan, pihaknya juga menggunakan velvet dan satin. "Ada bahan yang di-develop sendiri, yang mana itu campuran antara satin dan silk. Jadi, enggak terlalu mengilap, tapi mewahnya tetap dapat (terlihat)," ucapnya.

Lantaran menetapkan harga jual lebih mahal dari sebelumnya, jenama fesyen ini mengaku bisa memanfaatkan material berharga lebih, menambah eksplorasi portofolio mereka. "Koleksi ini suasananya sudah Lebaran banget. Karena kalau sesuai rencana, Lebaran ini sudah bisa silaturahmi, kami sengaja menunjukkan baju yang show banget, biar dilirik orang," Ridho mengatakan.

3 dari 5 halaman

Berapa Harganya?

Ridho mengatakan, harga gaun panjang dalam koleksi terbaru Klamby dibanderol Rp900 ribu. "Kalau yang ada payet, itu antara Rp1,5 juta--Rp2 juta. Karena material dinaikkan, swarovskinya juga banyak," katanya.

Selain itu, ia menambahkan, potongan mode dalam koleski ini juga diproduksi secara terbatas. Ia mengatakan, "Ada satu baju yang dibuat hanya 300 potong. Jadi, limited production merupakan daya tarik lain dalam koleksi ini."

4 dari 5 halaman

Palet Warna Koleksi

Soal palet warna, Nadine mengatakan, pihaknya mengambil "jalur tengah." Artinya, warna-warna yang diusung tidak sepenuhnya pastel, tapi juga tidak didominasi bold colors.

"Kami tone down dulu. Ini memang bertentangan dengan tren global (yang cenderung mengusung warna-warna terang), karena tahun kemarin kami sudah bold banget. Makanya kalem dulu untuk sekarang," ia mengatakan.

Selain earth tone, mereka juga menyisipkan warna-warna segar, seperti biru dan hijau, dalam koleksi ini.

Koleksi tesebut, Ridho mengatakan, merupakan salah satu pernyataan mereka dalam menaikkan brand value. "Karea itu, ke depan akan ada banyak event (preview koleksi) seperti ini," tutupnya.

5 dari 5 halaman

Infografis Desainer Indonesia di Pentas Fesyen Dunia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.