Sukses

Cerita Akhir Pekan: Suka Duka Mengelola Destinasi Agrowisata

Cukupkah destinasi agrowisata mengandalkan semata komoditas pertanian untuk menarik pengunjung?

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan pariwisata di dalam negeri telah begitu beragam, dan menambah daftar panjangnya adalah agrowisata. Singkatnya, agrowisata merupakan pemanfaatan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian.

Destinasi wisata ini sudah cukup menjamur. Jika bertandang ke Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, agrowisata salah satunya bisa dinikmati di Kampoeng Kopi Banaran. Sesuai namanya, kopi jadi komoditas unggulan di sini.

"Selain itu, kami juga punya pohon buah dengan koleksi cukup lengkap," General Manager Kampoeng Kopi Banaran, Frina Bonita, mengatakan ketika ditemui di Skyview Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 31 Maret 2022.

Salah satu yang dianggap unik oleh Frina adalah buah bisbul. "Mirip apel, tapi berburu," ia menjelaskan visual buah tersebut. "Hampir seluruh perwakilan buah Indonesia ada di sini."

Sementara soal kopi, Frina menjelaskan bahwa yang dihasilkan merupakan kopi robusta, mengingat lokasinya berada di ketinggian 500--600 meter di atas permukaan laut. "Jadi, secara rasa lebih ada kokoanya, nutty," imbuhnya.

Bergeser ke Pulau Lombok, agrowisata juga jadi citra Desa Wisata Sembalun Timba Gading, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sini, pengunjung akan disuguhkan, salah satunya pengalaman memetik stroberi langsung dari kebun.

"Timba Gading berada di titik 0 kilometer (km) Desa Sembalun. Penghasilan masyarakatnya memang dari sektor pertanian, perdagangan, dan industri pariwisata," Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Sembalun Timba Gading, Bizan Fatomi, mengatakan melalui pesan suara pada Liputan6.com, Jumat, 1 April 2022.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pengembangan Desa Wisata Sembalun Timba Gading sebagai destinasi agrowisata dimulai pada 2016-an. "Dulunya wisata di Sembalun terkenal hanya (sebagai jalur) pendakian Gunung Rinjani. Pengunjung biasanya hanya numpang tidur (di Desa Sembalun), besoknya berangkat (untuk mendaki Gunung Rinjani)," tuturnya.

Merujuk pada fenomena itu, pihaknya pun menggagas agrowisata untuk menciptakan masa tinggal lebih lama di kawasan Desa Sembalun. "Bahwa, Sembalun itu ada agrowisata," ucap Bizan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Berbenah Diri

Bizan menyebut agrowisata membuat penduduk lokal Desa Timba Gading bisa mendapat penghasilan tanpa harus terfokus pada semata sektor pertanian. Di sisi lain, pihaknya mengaku masih terkendala pengadaan sarana prasarana memadai untuk melengkapi diri sebagai destinasi agrowisata.

"Karena itu, tahun ini kami memilih fokus pada perbaikan sarana prasarana. Lokasinya sudah bagus, tinggal perbaikan fasilitas, seperti rawat jalan dan perbaikan jembatan," ia mengutarakan.

Sementara menurut Frina, destinasi agrowisata sekarang semestinya berkembang dengan merangkul banyak aspek. Ia berkata, "Orang kalau datang, pasti bertanya, bisa ngapain aja. Kalau di sini cuma kebun kopi, pasti boring juga."

 

3 dari 5 halaman

Edutainment di Kampung Kopi

Maka itu, Kampoeng Kopi Banaran menawarkan edutainment. "Fun learning, khususnya anak-anak, karena permintaan eduwisata dari anak TK dan SD di sini cukup tinggi," Frina menjabarkan.

Ia melanjutkan, biasanya kunjungan wisata ini akan berupa paket yang isinya bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan. "Ada yang digabung dengan outbound kids, naik kereta wisata, dan bermain di waterpark," ujarnya.

Materi edukasi tentang kopi yang diberikan pun disesuaikan dengan usia pengunjung. Paket di sini tersedia mulai dari hanya Rp20 ribu per pax. "Ini biasa disesuaikan dengan tujuan dan bujet field trip-nya," Frina menyebut.

4 dari 5 halaman

Paket Wisata

Bizan mengatakan, Desa Wisata Sembalun Timba Gading berjarak sekitar 2,5--3 jam perjalanan dari kota Mataram. Secara umum, pihaknya hanya menawarkan paket wisata, seperti paket wisata keluarga, paket wisata kuliner, dan wisata edukasi.

"Kami mengajarkan mulai dari mengelola dan merawat berbagai macam jenis (produk) pertanian, karena banyak yang tidak tahu cara menanam cabai dan kentang. Jenis kentang dan stroberi juga banyak yang tidak tahu bentuk pohon dan proses menanamnya bagaimana," tandasnya.

Jadi, siap memilih agrowisata sebagai aktivitas menarik di perjalanan Anda selanjutnya?

5 dari 5 halaman

Infografis Tempat-Tempat Agrowisata di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.