Sukses

Gandeng 10 Konten Kreator, Usaha Wahid Foundation Wujudkan Ruang Digital yang Toleran

Kampanye yang digagas Wahid Foundation ini bernama Salam Forum dan dilakukan bersama dengan 10 konten kreator dari berbagai kalangan.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ruang digital tidak bisa dipungkiri muncul sebagai pendorong utama pertumbuhan di sektor ekonomi, budaya, media, dan pendidikan. Pertumbuhan itu sejalan dengan munculnya sejumlah konten keator baru yang punya banyak ide kreatif.

Meski begitu, terbukanya akses ruang digital bagi setiap orang juga menghadirkan berbagai tantangan termasuk penyebaran narasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan. Wahid Foundation sebagai organisasi masyarakat sipil berusaha melakukan upaya kontra narasi dengan menggagas langkah konkret dalam menyebarkan toleransi dan perdamaian dengan menonjolkan praktik-praktik baik di masyarakat.

Kampanye yang bernama Salam Forum ini dilakukan bersama dengan 10 konten kreator dari kalangan tokoh, agama, media moderat dan aktivis perempuan. Salam Forum merupakan kampanye hasil kerjasama Wahid Foundation, Google/YouTube, dan UNDP Bangkok Regional Hub dalam melindungi masyarakat khususnya anak muda di Indonesia dari konten berbahaya.

Kerjasama ini berupaya untuk membangun kapasitas cendekiawan Islam moderat guna menghasilkan dan menyebarkan pesan damai untuk melawan intoleransi dan ekstremisme kekerasan secara online yang akhirnya dapat membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya toleransi di tengah perbedaan suku, ras, agama dan kepercayaan di Indonesia.

Menurut Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, bentuk komitmen mereka dalam mendukung peningkatan kemampuan para kreator dalam menyebarkan pesan-pesan damai di ruang digital, adalah dengan menyediakan program fellowship.

“Program ini berbentuk mentoring dan pendanaan awal dalam produksi video kampanye untuk perdamaian. Nantinya, video hasil kolaborasi dengan 10 content creator ini akan dapat di akses melalui kanal youtube oleh masyarakat di seluruh Indonesia,” terang Yenny di Gedung Djakarta Theater, Jumat, 1 April 2022.

Sementara itu, pemerintah maupun masyarakat sipil melakukan berbagai upaya kontra narasi telah dilakukan untuk meredam sirkulasi pesan-pesan intoleransi dan ekstremisme kekerasan di ruang digital. Salah satunya adalah melalui kolaborasi berbagai pihak sentral termasuk tokoh agama dan media dalam menyebarkan kontra dan alternatif narasi di ruang digital.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pesan Damai

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan RI, Prof. Mahfud MD., menyambut baik dan memberikan apresiasi atas inisiatif dan upaya bersama yang telah dilakukan oleh Wahid Foundation, Google/YouTube Indonesia, dan UNDP dalam membangun kapasitas cendekiawan Islam moderat. Harapannya, kapasitas dan kemampuan yang mumpuni mampu menyebarkan pesan-pesan damai pada masyarakat Indonesia.

"Ketersediaan saluran informasi yang timbul akibat perkembangan teknologi dan informasi telah merevolusi cara kita berkomunikasi dan cara masyarakat memperoleh sumber-sumber berita. Ruang digital telah menjadi sumber informasi bagi masyarakat yang pada kenyataannya kerap mengabaikan etika publik bahkan tidak jarang menjadi ruang penyebaran secara luas informasi hoaks dan berbagai konten negatif lainnya," tuturnya melalui rekaman video.

"Jadi pemerintah memerlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak dalam menangani dan mengelola narasi negatif, informasi hoaks, dan konten-konten ekstrimisme kekerasan lainnya di ruang digital," lanjutnya.

3 dari 5 halaman

Literasi Digital

Danny Ardianto selaku Head of Government Affairs, YouTube Indonesia dan Frontier Asia Selatan mengatakan bahwa upaya mencegah meluasnya intoleransi dan ekstremisme tidak hanya terbatas melalui pengembangan teknologi, namun juga pemberdayaan masyarakat melalui literasi digital. Melalui Salam Forum, para kreator konten didorong untuk aktif menyuarakan pesan perdamaian dan toleransi di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.

Sepuluh video hasil kolaborasi ini merupakan upaya kolektif untuk membangun kesadaran dan literasi digital serta perwujudan komitmen YouTube dan Google. Mereka berharap untuk menciptakan ruang digital yang aman, sehat dan positif, baik melalui kebijakan, fitur teknologi maupun kemitraan dengan para pemangku kepentingan.

4 dari 5 halaman

Nilai Keberagaman

Kampanye ini juga mendapatkan dukungan penuh dari badan pembangunan PBB, UNDP. Mitra Modaressi selaku PVE Program Manager UNDP Bangkok Regional Hub mengungkapkan kesiapannya dalam memberikan dukungan penuh dalam menyediakan fellowship. Mereka mendukung ulama muda untuk mampu memproduksi konten yang berkualitas yang mempromosikan nilai keberagaman dan kohesi sosial.

"UNDP ingin memperluas keterlibatan para pemuda dari seluruh Asia Tenggara dalam mempromosikan narasi positif dan masyarakat yang inklusif di ruang digital," kata Mitra Modaressi.

Sementara, Marc Vierstraete Verlinde selaku Pakar Keamanan dan Kontra Terorisme Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam meyakini bahwa budaya popular dapat dimanfaatkan dan memiliki peran penting dalam membangun kohesi sosial.

5 dari 5 halaman

Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.