Sukses

Coca Cola Bangun 8 Sumur Resapan di Jatiluhur demi Ketersediaan Air

Bekerja sama dengan Yayasan FIELD, Coca Cola membangun delapan sumur resapan di Jatiluhur, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan dapat mengakibatkan terbatasnya ketersediaan air serta menyebabkan penurunan debit air di daerah yang terdampak. The Coca-Cola Foundation sangat mendukung pembangunan sumur resapan bersama Yayasan FIELD di delapan desa yg berada di wilayah resapan air hujan di Jatiluhur, Jawa Barat.

"Solusi ini merupakan bagian dalam upaya mempertahankan kelestarianlingkungan. Selain itu, untuk mendukung akses air bagi masyarakat setempat yang membutuhkan,” kata President of The Coca-Cola Foundation, Saadia Madsbjerg, Selasa, 29 Maret 2022.

Adapun kedelapan lokasi desa tersebut meliputi Desa Tajursindang, Desa Sindanglaya, Desa Panyindangan, Desa Batutumpang, Desa Tegalwaru, Desa Tegalsari, Desa Sukahaji dan Desa Warungjeruk yang merupakanwilayah resapan air di Jatiluhur. Pembangunan sumur resapan telah berjalan dari tahun 2021 dan selesai pada Maret 2022.

"Selama proses pembangunan sumur resapan telah berdampak kepada 6.800jiwa. Sumur-sumur resapan yang dibangun telah dirasakan manfaatnya dalam pengendalian banjir lokal dan juga memperbaiki ketersediaan air di desa-desa sekitar pembangunan sumur resapan," jelasnya.

Hal senada disampaikan Sekretaris Kabupaten Purwakarta, H. Iyus Permana. Ia mengatakan, program sumur resapan ini sangat penting serta dibutuhkan oleh warga Kecamatan Tegalwaru dan Sukatani, di mana setiap musim kemarau mereka selalu rentan mengalami kekeringan. "Dengan adanya program ini, kami berharap masalah kekeringan dapat berkurang dan teratasi," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Keterlibatan Masyarakat

Program Sumur Resapan tidak terlepas dari dukungan dan keterlibatan aktif dari masyarakat sebagai salah satu faktor pendukung keberlanjutan dari program. Lahan yang digunakan untuk membangun sumur-sumur resapan merupakan sumbangan dari masyarakat setempat.

Selain itu, program ini juga telah memfasilitasi Sekolah Lapangan Sumur Resapan di mana terdapat 16 orang pemandu/ fasilitator yang memberikan pelatihan kepada 200 masyarakat sekitar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka terkait pemeliharaan serta perawatan sumur resapan dan konservasi sumber daya air.

3 dari 5 halaman

Menabung Air Hujan

Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) memiliki rekam jejak yang panjang dalam mendukung kemitraan terhadap inisiatif konservasi airdi Indonesia. "Melalui program “Menabung Air Hujan di Sumur Resapan”, masyarakat dapat menabung air selama musim hujan dan memanen hasilnya dalam waktu yang relatif singkat, serta menjamin ketersediaan akses air bagi masyarakat penerima program dan kelestarian lingkungan,” ujar KetuaPelaksana CCFI, Triyono Prijosoesilo.

Triyono menambahkan, saat ini Program Konservasi Air melalui inisiatif menabung air hujan telah membangun sebanyak 5.052 sumur resapan. Semuanya tersebar di berbagai kawasan tangkapan air di berbagai daerah di wilayah Jawa dan Sumatera.

4 dari 5 halaman

Mudah dan Murah

Direktur Eksekutif Yayasan FIELD, Heru Setyoko lebih lanjut menjelaskan teknologi Sumur Resapan cocok untuk dibangun di delapan desa di sekitar Jatiluhur. Sumur resapan merupakan teknologi yang mudah dan murah, namun cukup efektif dan efisien dalam menanggulangi krisis air. “Dengan sumur resapan inilah air dapat tertampung, tertahan dan meresapkan aliran air atau air hujan ke lapisan tanah (akuifer). Berdasarkan penelitian, program Sumur Resapan dapat meningkatkan jumlah debit air tanah sebesar 30 persen dalam waktu 1-2 tahun.”

Pembangunan sumur resapan ini tidak hanya akan berdampak pada meningkatnya debit air di wilayah Jatiluhur, akan tetapi juga dapat menyelesaikan permasalahan sosial dan ekonomi pada warga sekitar,mengingat peningkatan debit air yang signifikan dapat berpengaruh pada sumber air untuk pertania. Bidang pertanian merupakan salah satu mata pencaharian terbesar bagi penduduk setempat.

5 dari 5 halaman

INFOGRAFIS: Gedung-Gedung Jakarta Bakal Dilarang Memakai Air Tanah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.