Sukses

Detail Pembuatan Kebaya Pernikahan Putri Tanjung Karya Ekhi Anam

Putri Tanjung mengenakan kebaya pernikahan yang merupakan rancangan Ekhi Anam.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar bahagia datang dari Putri Tanjung resmi menikah dengan Guinandra Jatikusumo pada Minggu pagi, 20 Maret 2022. Saat prosesi akad nikah, Putri mengenakan kebaya rancangan desainer Ekhi Anam.

"Kebetulan saya sudah menjadi desainer buat Putri sejak kurang lebih saat dia masih berumur lima tahun. Suatu karunia untuk saya juga karena mengenal ibunda dari Putri, yaitu Anita Chairul Tanjung yang sudah menjadi langganan setia saya," kata Ekhi Anam saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 21 Maret 2022.

Ekhi menambahkan ia memiliki tim sendiri untuk mengerjakan kebaya pernikahan Putri. Segala detail ia tangani dan kerjakan secara langsung. "Mulai dari mengukur, fitting baju, pemilihan bahan, hingga pengerjaannya. Hal ini berlaku untuk semua klien yang memercayakan desain kebaya kepada saya," tambahnya.

Ia membuat kebaya Putri Tanjung dengan adat Solo yang menjadi permintaan dari ibunda Putri. "Beliau kebetulan dari Solo, Jawa Tengah dan kebetulan sang mempelai laki-laki juga dari Jawa," tambah Ekhi.

Sudah menjadi desainer langganan keluarga Chairul Tanjung selama 20 tahun, membuat Ekhi paham betul selera keluarga besar pengusaha tersebut. Mereka menyukai busana yang berkualitas, elegan, dan tak banyak macam.

"Kualitas fabric, kualitas bahan yang digunakan, kualitas kerjaannya, bagaimana baju itu kesannya dibuat sangat detail, tapi tidak menor. Pengennya yang karismatik dan elegan," terangnya soal kebaya pernikahan Putri Tanjung.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Detail

Putri Tanjung mengenakan busana rancangan Ekhi mulai dari prosesi siraman, midodareni, hingga akad nikah. Desainer ini juga membuat baju yang dikenakan Chairul Tanjung dan Anita Tanjung.

"Untuk detailing kebaya Putri Tanjung saat akad nikah itu sebetulnya saya buat all handmade. Emang banyak yang bisa bikin all handmade, tetapi saya bermain cutting di sini, terutama brokat yang banyak motif dan banyak orang kalau motong pasti ketabrak-tabrak motifnya," ungkapnya.

Ekhi menjelaskan ia membuat kebaya Putri mulai dari bagian tangan, sambungan bahu, badan, bagian depan, dan belakang. "Itu tidak ada jahitan, tidak ada motif yang menggaris," tambahnya.

Ia menerangkan, "Dari lingkar tangan, lingkar ketiak itu tidak ada motif sambungan, tidak ada motif yang menggaris. Dari lingkar tangan menuju ke tangan bawah kan sangat kecil, jadi itu tantangan karena saya bikin tidak ada jahitan sama sekali yang ngegaris."

 
 
3 dari 5 halaman

Payet hingga Swarovski

Telah lama mengenal keluarga Chairul Tanjung membuat Ekhi mengerjakan seluruh busana dengan sepenuh hati dan berupaya yang terbaik. Ia tak ingin mengecewakan Putri dan keluarga.

"Saya selalu pikirkan bagaimana caranya yang terbaik dan terbaik untuk Putri Tanjung. Bukan masalahnya dia siapa, tapi masalahnya kedekatan hati yang sudah beda. 20 tahun client saya," ungkapnya.

Desainer ini mengatakan, "Nah, secara detail payet, Swaroski, mutiara itu beneran. Saya bikin tanpa guntingan itu semuanya lembaran gitu. Bisa dipakaikan di badan yang nempel padahal itu hanya lembaran. Tidak ada sama sekali jahitannya."

Ekhi juga mengatakan soal paduan warna, pakem, dan kain batik yang dikenakan Putri. "Batik itu rata-rata warnanya cokelat atau sogan. Ini ngomongin pakem, yaitu batik sogan yang dipilih keluarga Tanjung," katanya.

"Mereka memilih tradisional Solo yang memadukan cokelat dengan putih. Kembali lagi kepada pilihan ibu Anita yang suka tradisional dari Solo. Kain Solo atau batik Solo juga dipilih sama dia," lanjutnya.

4 dari 5 halaman

Proses Pembuatan

Ekhi juga bercerita mengenai di balik proses pembuatan beskap yang dikenakan oleh Andra. Kendala ditemui dalam proses ini karena Andra bekerja di Singapura.

"Saat pandemi kan enggak sebebas dulu yang saya bisa ke Singapura, tapi sekarang kan enggak. Jadi kita ngobrol dan hanya dapat ukuran saja. Jadi teknik saya itu kalau dikasi ukuran doang kurang match," terangnya.

Ekhi lalu membuat dummy dan ketika Andra ke Indonesia, ia meminta Andra untuk fitting. "Karena buat saya tidak masuk akal kalau saya buat baju kurang lebih tiga minggu. Buat saya jadi kurang lepas untuk sang suaminya. Saya maksimal aja yang terbaik untuk mereka."

Sedangkan proses pembuatan busana di hari bahagia ini kurang lebih 6--7 bulan. "Hanya Andra sendiri yang tadi saya bilang tiga mninggu karena menunggu dia datang dari Singapura untuk fitting," tambahnya.

Ekhi menambahkan, "Untuk pembuatan kebayanya sendiri saya bikin sampelnya aja sampai satu bulanan, saya coba enam bulan. Jadi kurang lebih satu kebaya 6--7 bulan." (Natalia Adinda)

5 dari 5 halaman

Infografis Bedanya Kartu Nikah dengan Buku Nikah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.