Sukses

Apa Itu Persemaian Mentawir di Dekat Kawasan Inti IKN?

Persemaian Mentawir berdiri di atas lahan seluas 120 hektare, berada dekat dengan kawasan inti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Persemaian Mentawir terletak di Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Area persemaian ini dibangun di dekat kawasan inti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Menurut keterangan pers yang diterima Liputan6.com, baru-baru ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah membangun Persemaian Mentawir di atas lahan seluas 120 hektare, dengan area persemaian dan bangunan sekitar 32,5 hektare. Persemaian ini menggunakan konsep kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Hasil kerja sama patungan antara KLHK, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta pihak swasta ini diklaim dapat memproduksi 15--20 juta bibit per tahun. Nantinya, jutaan bibit yang dihasilkan dari Persemaian Mentawir akan dibawa ke IKN untuk ditanam di lahan-lahan kritis.

Persemaian Mentawir dalam 6--7 bulan ke depan diharapkan dapat memproduksi bibit pohon yang antara lain terdiri dari kayu nyatoh, meranti, kapur, gaharu, dan jambu-jambuan. Penanaman pohon-pohon tersebut diharapkan akan menarik satwa dan burung-burung untuk masuk ke habitatnya di IKN.

Menteri LHK, Siti Nurbaya, berkata, "Bapak Presiden (Jokowi) meminta dari 256 ribu hektare areal seluruh daerah otorita IKN, 70 persen adalah tutupan alam dan pepohonan. Sekarang baru ada 42 persen, sehingga harus ditambahkan 28 persen lagi untuk bisa hijau semuanya."

"Untuk tercapai 70 persen (areal) atau sekitar 80 ribu hektare, akan selesai tertanam dalam waktu 2--3 tahun, dan akan kelihatan hasilnya dalam 4--5 tahun. Jadi, konsep IKN sebagai Green City akan betul-betul terlihat," ia menyambung.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Persemaian Mentawir pada Senin, 14 Maret 2022. Di kesempatan itu, Jokowi berkeliling melihat sejumlah fasilitas dan bibit pohon di lokasi persemaian.

"Inilah yang sudah sering saya sampaikan bahwa pembangunan IKN akan kita awali dengan merehabilitasi hutan-hutan yang ada, agar area-area di IKN dan sekitarnya kembali pada fungsi semula, yaitu sebagai hutan tropis, bukan hutan monokultur yang homogen," Jokowi mengatakan dalam keterangan persnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ganggu Habitat Orangutan?

KLHK sebelumnya menampik tudingan bahwa pembangunan IKN mengganggu habitat orangutan. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, menyatakan bahwa pusat IKN bukan daerah sebaran alami orangutan. 

Ia menerangkan, populasi orangutan Kalimantan terbagi ke dalam 17 lanskap berdasarkan PHVA 2016. Ini termasuk Lanskap Beratus, Sungai Wain, TN Kutai-Bontang, Belayan-Senyiur, Wehea-Lesan, Sangkulirang, Tabin, Area Hutan Tengah, Kinabatangan Rendah, Kinabatangan Utara, Ulu Kalumpang, Crocker, Lingkabau, Bonggaya, Ulu Tungud, Trus Madi, dan Sepilok.

"Orangutan terdekat dengan IKN hanya di lanskap Sungai Wain. Orangutan yang terdapat di areal Sungai Wain adalah orangutan hasil rehabiltasi," kata Wiratno dalam keterangan tertulis.

3 dari 5 halaman

Antisipasi Masuknya Orangutan ke Zona IKN

Wiratno menjelaskan, dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) IKN telah diidentifikasi lokasi-lokasi yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi untuk dipertahankan. Juga, lokasi-lokasi yang rusak agar ditanam kembali, dipulihkan ekosistemnnya, dan membuat koridor satwa.

Meski begitu, sejumlah upaya disiapkan untuk mengantisipasi masuknya orangutan ke zona IKN. Upaya yang melibatkan banyak pihak itu, termasuk membangun koridor satwa liar dan memulihkan ekosistem untuk memperbanyak klaster habitat satwa, terutama di area bekas tambang.

4 dari 5 halaman

Khawatir Nasib Orangutan

Sebelumnya, wakil CEO Borneo Orangutan Survival Foundation, Anton Nurcahyo, mengingatkan bahwa pembangunan IKN berdampak besar pada lingkungan dan kawasan. Masuknya sebagian besar pegawai negeri sipil dan keluarga mereka dari Jakarta dapat memaksa perampasan orang dan hewan.

"Langkah ini tidak hanya akan membawa populasi besar, tapi juga tuntutan besar untuk perubahan penggunaan lahan guna mengakomodasi kompleks perumahan dan perkantoran baru, bahkan pusat produksi pangan," kata Anton, dikutip dari CNN.

Ia mengakui kawasan yang direncanakan untuk lokasi IKN memang tidak memiliki populasi orangutan liar. "Tapi, pusat rehabilitasi orangutan terletak di sini, di atas hutan seluas 1.850 hektare yang saat ini kondisinya perlu dilestarikan," ia menyebutkan.

Kalimantan telah kehilangan hutan yang luas dan pembunuhan dua ribu hingga tiga ribu orangutan per tahun sejak 1970-an, menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Orangutan masuk dalam daftar merah spesies yang terancam punah.

Kekhawatiran besarnya adalah kebanyakan orangutan di Kalimantan hidup di luar kawasan lindung. Atau, seperti yang dikatakan WWF, "di hutan yang dieksploitasi untuk produksi kayu atau sedang dalam proses dikonversi jadi lahan pertanian."

5 dari 5 halaman

Infografis Serba-Serbi Bawaan Para Gubenur di Titik Nol IKN Nusantara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.