Sukses

Usai Rambut Hitam, Siswi di Jepang Kini Tak Boleh Pakai Gaya Rambut Kuncir Kuda

Alasan siswi di Jepang tak boleh pakai gaya rambut kuncir kuda kembali menuai kontroversi.

Liputan6.com, Jakarta - Masalah aturan sekolah di Jepang kembali menuai polemik. Yang terbaru, sekolah-sekolah Jepang melarang siswa perempuan memakai rambut kuncir kuda.

Alasannya pun kembali menuai kontroversi, yaitu karena “tengkuk mereka” bisa “menggairahkan secara seksual” siswa laki-laki. Dikutip dari NY Post, Sabtu, 12 Maret 2022, mantan guru sekolah menengah Motoki Sugiyama mengatakan bahwa alasan di balik kebijakan itu mirip dengan larangan menggunakan pakaian dalam berwarna di sekolah.

"Mereka khawatir anak laki-laki akan melihat anak perempuan, yang mirip dengan alasan di balik penegakan aturan warna pakaian dalam putih saja," terangnya. "Saya selalu mengkritik aturan ini, tetapi karena kritiknya kurang dan menjadi sangat normal, siswi tidak punya pilihan selain menerimanya."

Menurut Vice, survei tahun 2020 menunjukkan bahwa di prefektur Fukuok, Jepang, satu dari 10 sekolah melarang up-do atau sanggul. Sugiyama mengajar di prefektur Shizuoka selama 11 tahun di lima sekolah yang berbeda, yang semuanya melarang gaya rambut ekor kuda.

Dia merasa aturan gender itu seksis dan mengecilkan ekspresi diri siswa, dia berusaha membebaskan anak-anak yang menjadi sasaran "tuntutan yang tidak masuk akal" itu. Orangtua dan siswa sama-sama menyatakan kemarahannya pada aturan berpakaian yang tidak masuk akal pada bulan Juni.

Hal itu mendorong pemerintah Jepang untuk merevisi peraturan dewan pendidikan prefektur. Tapi tidak setiap sekolah mengikuti aturan tersebut. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Keluhan Siswa

Faktanya, Sugiyama masih menerima keluhan dari siswa yang mengklaim sekolah mereka tidak akan melonggarkan pembatasan aturan berpakaian. "Banyak sekolah mengabaikan pemberitahuan yang tidak mengikat secara hukum atau yang tidak memiliki hukuman," ungkapnya.

Larangan kuncir kuda dan warna pakaian dalam bukan satu-satunya pedoman ketat yang harus diikuti oleh siswa Jepang. Sekolah memberlakukan pembatasan lebih lanjut seperti warna kaus kaki anak-anak, panjang rok dan bahkan bentuk alis mereka.

3 dari 5 halaman

Rambut Hitam

Urusan warna rambut siswa Jepang juga jadi persoalan tersendiri. Kontroversi muncul karena kebijakan sekolah mengharuskan para siswa untuk mewarnai rambutnya agar menjadi hitam.

Baru-baru ini, para anggota Dewan Pendidikan Metropolitan Tokyo berkumpul untuk membicarakan hal tersebut. Belakangan ini ada peningkatan diskusi di Jepang tentang apakah sudah waktunya untuk menyingkirkan aturan sekolah tertentu.

Salah satunya soal warna rambut, yang masih diberlakukan di beberapa institusi, dilansir dari laman SoraNews24, Sabtu, 12 Maret 2022. Alasan pihak sekolah yang mengharuskan siswa untuk mewarnai rambut mereka menjadi hitam untuk menciptakan penampilan yang seragam bagi siswa.

4 dari 5 halaman

Reformasi Warna

Selama tahun ajaran 2021, tujuh sekolah menengah umum di Tokyo masih mewajibkan siswa dengan rambut non-hitam alami untuk mewarnainya menjadi hitam. Musim semi adalah awal tahun ajaran di Jepang.

Artinya, tahun ajaran 2022 yang akan segera dimulai, aturan tersebut telah sepenuhnya dihapuskan, dan tidak lagi berlaku di sekolah menengah kota mana pun. Reformasi terkait warna lainnya, sebanyak 13 sekolah menengah yang memiliki aturan yang menentukan warna pakaian dalam yang harus dikenakan siswa. Namun, sekarang semuanya akan menyerahkan pilihan itu kepada para siswa.

5 dari 5 halaman

Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.