Sukses

Cerita Akhir Pekan: Pencegahan Dini Gangguan Kesehatan Mental

Kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologi, dan sosial yang akhirnya memengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertindak.

Liputan6.com, Jakarta - Gagasan merawat kesehatan mental tidak sama penting dengan menjaga kebugaran fisik sudah harus dibuang jauh-jauh. Kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologi, dan sosial yang akhirnya memengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertindak.

Kondisi kesehatan mental juga membantu menentukan bagaimana seseorang menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan. Kesehatan mental penting pada setiap tahap kehidupan, dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.

Sayangnya, menurut psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di Indonesia masih sangat kurang. "Terutama jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia," ia menyebutkan melalui pesan pada Liputan6.com, Jumat, 4 Maret 2022.

Hingga saat ini, katanya, masyarakat Indonesia masih memiliki stigma berupa labelling, stereotip, pengucilan, dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sehingga mempersulit proses penyembuhan dan kesejahteraan hidup mereka. Demikian pula dengan isu gangguan mental emosional (GME).

Kasandra menjelaskan, "Masyarakat masih banyak memandang masalah GME secara sempit dan reduktif. Memiliki gangguan mental emosional juga masih dianggap hal yang tabu, bahkan aib dalam keluarga. Hal ini menyebabkan banyak orang yang membutuhkan bantuan jadi takut dan penanganannya jadi terhambat."

Ia juga menyebut bahwa kondisi kesehatan jiwa di Indonesia masih memprihatinkan. Narasi ini merujuk pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 12 juta penduduk di atas 15 tahun mengalami depresi. Juga, lebih dari 19 juta penduduk di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.

"Tentunya, gambaran data ini akan berdampak buruk pada pembangunan Indonesia dalam jangka panjang," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Kasandra menilai sulit bagi seseorang untuk melakukan pencegahan dini gangguan kesehatan mental. Selain stigma yang melekat, informasi mengenai kesehatan mental masih belum banyak dipahami publik.

"Minimnya pengetahuan tentang kesehatan mental membuat penilaian masyarakat terhadap (orang yang) mengalami gangguan kesehatan mental jadi negatif, yang mengakibatkan minimnya penanganan, bahkan salah penanganan terhadap pasien kesehatan mental," Kasandra menyebutkan.

Karena itu, sudah seharusnya masyarakat Indonesia saling mengedukasi satu sama lain untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental. Ia mengatakan, "Akan jauh lebih baik jika seluruh lapisan masyarakat menyadari pentingnya kesehatan mental sebagai salah satu upaya pencegahan untuk menekan angka gangguan kesehatan mental."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Dilakukan Berkala

Tindakan pencegahan gangguan kesehatan mental disarankan Kasandra dilakukan secara berkala melalui psychological check up. Hal ini penting dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pada diri seseorang sebelum problem tersebut muncul dan jadi gangguan yang tidak diharapkan di kemudian hari.

"Umumnya PCU perlu dilakukan minimal enam kali dalam kehidupan, (yakni) untuk mengetahui fungsi perkembangan, pilihan studi, prakerja, pranikah, sebelum merencanakan keluarga atau (punya) anak, dan menjelang pensiun," Kasandra mengutarakan.

3 dari 6 halaman

Tidak Semua Gangguan Mental Bisa Dicegah

Kesehatan mental remaja maupun orang dewasa yang terjaga tidak hanya mencegah gangguan mental, namun juga membuat individu mencapai kesejahteraan dan mampu berfungsi maksimal dalam lingkungan, Kasandra menjelaskan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setidaknya ada empat kriteria yang jadi pertanda terjaganya kesehatan mental:

1. Bisa bekerja secara produktif;

2. Mampu mengatasi berbagai stres dan masalah kehidupan;

3. Bisa menggali potensi diri;

4. Berkontribusi terhadap masyarakat sekitar.

Tidak semua gangguan mental bisa dicegah, Kasandra mengingatkan. Tapi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental: pertama, menjalin hubungan dengan orang lain. Kemudian, olahraga, belajar cara mengendalikan stres, makan makanan yang sehat, dan menjaga pola tidur yang teratur.

4 dari 6 halaman

Sejalan dengan Perawatan Diri

Sementara menurut Institut Kesehatan Mental Nasional Amerika Serikat (NIMH), mengutip situs webnya, Minggu (6/3/2022), menjaga kesehatan mental berbanding lurus dengan upaya perawatan diri. Self-care berarti meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membantu hidup dengan baik, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental Anda.

Dalam hal kesehatan mental, perawatan diri dapat membantu mengelola stres, menurunkan risiko penyakit, dan meningkatkan energi. Bahkan tindakan kecil dari perawatan diri dalam kehidupan sehari-hari dapat memiliki dampak yang besar.

Karena itu, pihaknya juga menyarankan untuk mencoba aktivitas relaksasi diri. Jelajahi program atau aplikasi relaksasi maupun kesehatan yang dapat menggabungkan meditasi, relaksasi otot, atau latihan pernapasan.

Lalu, jadwalkan waktu rutin untuk ini dan aktivitas sehat lain yang Anda sukai, seperti menulis jurnal. Sebagai catatan, perawatan diri bisa saja berbeda bagi setiap orang, dan penting untuk menemukan apa yang Anda butuhkan, juga nikmati.

Mungkin perlu coba-coba untuk menemukan apa yang paling cocok untuk Anda. Selain itu, meski perawatan diri bukan obat untuk penyakit mental, memahami apa yang menyebabkan atau memicu gejala ringan dapat membantu mengelola kesehatan mental.

5 dari 6 halaman

Merawat Kesehatan Mental Secara Berkelanjutan

Penerapan konsep "person in environment" bisa jadi salah satu pilihan tepat untuk menyebarkan kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia, Kasandra mengatakan. Konsep ini menitikberatkan pada penggabungan antara individu dengan situasi, juga lingkungan dalam sebuah konsep tunggal.

Berdasarkan konsep ini, permasalahan kesehatan mental dilihat secara bersamaan, di mana tidak hanya dipandang dari sisi individu saja, melainkan bagaimana individu tersebut dalam lingkungan sosialnya. Dengan mengaplikasikan konsep ini, seluruh lapisan masyarakat akan saling berdampak baik terhadap satu sama lain perihal kesehatan mental.

"Peningkatan kesehatan mental masyarakat harus dimulai dengan meningkatkan psikoedukasi, memperluas informasi, dan menyebarkannya pada orang-orang terdekat," tandasnya.

6 dari 6 halaman

Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.