Sukses

Ahli Sebut 2 Alasan Permintaan Tes COVID-19 di AS Menurun

Amerika Serikat sendiri tercatat baru keluar dari gelombang Omicron.

Liputan6.com, Jakarta - Keluar dari gelombang Omicron, permintaan tes COVID-19 telah melambat di Amerika Serikat (AS). Pada pertengahan Januari 2022, saat jumlah kasus harian mencapai puncaknya, sekitar 2,5 juta tes diproses setiap hari.

Sekarang, CNN melaporkan, Rabu (2/3/2022), ada sekitar 670 ribu tes COVID-19 yang dilakukan setiap hari, menurut data Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. Data federal melacak hasil yang dikirim lebih dari seribu laboratorium dan lokasi pengujian di seluruh negeri.

Namun, angka itu tidak menangkap sebagian besar pengujian mandiri di rumah yang semakin populer karena pasokan alat tes lebih tersedia. Tapi, permintaan tampaknya juga turun di sana. Salah satu pengecer besar, CVS, mencatat penurunan permintaan untuk tes mandiri sejak puncak Omicron, menurut juru bicara perusahaan.

Alasan penurunan ini ada dua, menurut Mara Aspinall, seorang profesor praktik diagnostik biomedis di Arizona State University. Pertama, kasus COVID-19 menurun, dan di sisi lain, permintaan mulai memudar.

Kasus COVID-19 di AS dilaporkan turun lebih dari 90 persen sejak puncak pandemi. Namun, kasus di negara itu baru mulai turun ke tingkat kasus pra-Omicron. Karenanya, Aspinall dan pakar lain memperingatkan penting memanfaatkan kesempatan ini untuk memastikan negara itu aman, serta lebih siap menghadapi lonjakan.

"Jika melihat epidemi dan pandemi di masa lalu, negara dan komunitas yang berkinerja terbaik adalah yang paling fleksibel dan mampu merespon permintaan yang ada," kata Aspinall.

"Bagian dari tantangan pandemi yang sedang berlangsung adalah kesulitan dalam meningkatkan pengujian ketika lonjakan (kasus COVID-19) mulai terjadi," ucap Dr. Thomas Tsai, asisten profesor di Harvard TH Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan. "Sayangnya, berkali-kali, upaya pengujian di waktu itu terlalu sedikit, terlalu terlambat."

Bahkan saat tes tampaknya lebih mudah diakses sekarang, baru dua bulan lalu varian Omicron membuat orang Amerika berada dalam antrean panjang di tempat-tempat pengujian. Dari 22 juta tes COVID-19 di rumah yang terjual di CVS, 70 persen terjual dalam tiga bulan terakhir, menurut juru bicara perusahaan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pasokan Alat Tes COVID-19

Sepanjang pandemi, ada tanda-tanda peringatan bahwa pasokan pengujian akan menegang. Selama gelombang Delta tahun lalu, pengujian naik dengan cepat mulai Juli dan bertahan selama berbulan-bulan.

Salah satu produsen pengujian di rumah terbesar, Abbott Laboratories, memperingatkan bahwa mungkin ada kekurangan pasokan. Pada September 2021, pemerintahan AS mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan 2 miliar dolar AS dalam pengujian.

Kemudian, menambahkan satu miliar lagi dalam perjanjian pembelian pada Oktober 2021. Namun, itu hanya cukup untuk memberi AS sekitar 200 juta tes di rumah setiap bulan.

3 dari 5 halaman

Tes COVID-19 di Rumah

Kedatangan Omicron terus menekankan kembali pentingnya upaya Gedung Putih memperbaiki kekurangan pengujian COVID-19, termasuk distribusi 500 juta pengujian di rumah secara gratis. Tapi sekarang, permintaan turun.

"Tentu saja, pasokan telah meningkat tepat ketika permintaan mulai turun, karena gelombang Omicron baru-baru ini dan kasus terkait COVID turun lebih rendah. Ini telah menciptakan fenomena ketersediaan tes yang tidak tersedia saat kami membutuhkannya," kata ahli epidemiologi Dr Michael Mina.

4 dari 5 halaman

Perubahan Paradigma

Tes COVID-19 ditegaskan masih relevan. Orang sakit "tidak tahu" apakah gejala mereka berasal dari COVID-19, influenza, atau pilek, kata Mina. Jadi, kuncinya tetap tes antigen sebelum mengunjungi orang yang rentan atau ketika mengambil keputusan untuk memakai masker atau tinggal di rumah dan tidak pergi ke tempat kerja.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan pengujian jika Anda memiliki gejala COVID-19. Lalu, jika mengetahui atau mencurigai kontak dekat dengan virus corona, sebelum atau sesudah perjalanan, serta penyaringan di sekolah, tempat kerja, dan tempat-tempat umum lain.

Terakhir, ketika diminta tes oleh profesional perawatan kesehatan atau pejabat kesehatan masyarakat. Sejalan dengan itu, pemerintah AS terus menekankan bahwa ada 20 ribu situs pengujian COVID-19 gratis di seluruh negeri.

Namun, gelombang baru-baru ini mencatat tren tes mandiri di rumah. Kemungkinan-kemungkinan ini, Aspinall menyebut, menunjukkan bahwa hambatan untuk pengujian COVID-19 seharusnya dihilangkan.

Dengan peningkatan pendidikan, akses, dan pasokan sekarang, Tsai juga melihat ini sebagai momen penting untuk pengujian antigen di masa depan. Ia berkata, "Gelombang Omicron telah melahirkan perubahan paradigma dalam peran tes antigen, dan semoga pelajaran dari gelombang Omicron tentang peran vital pengujian sebagai sistem peringatan dini tidak hilang untuk wabah di masa depan."

5 dari 5 halaman

Infografis Gejala COVID-19 Omicron dan Cara Penanganan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.