Sukses

Memupuk Cinta Batik Lewat Komunitas Pembatik Cilik

Pembatik cilik terus bermunculan di wilayah Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Masa depan batik Indonesia bergantung pada regenerasi para pembatiknya. Upaya menanamkan kecintaan pada batik pun tidak bisa instan. Berangkat dari itu, Komunitas Pembatik Cilik didirikan oleh Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim (YPAMDR).

"Pada 2021, YPMDR mendirikan Komunitas Pembatik Cilik, yang terdiri dari siswa-siswa berbakat lintas di sekolah binaan di area Kampung Berseri Astra di area Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul," ujar Ketua Pengurus YPAMDR Herawati Prasetyo dalam konferensi pers virtual Komunitas Pembatik Cilik, Kamis, 24 Februari 2022.

Hera mengatakan membatik adalah salah satu pelatihan kecakapan hidup untuk para siswa. Pada tahun ini, komunitas akan dikembangkan lagi di Gedangsari dan area Pandak, Kabupaten Bantul.

"Ini untuk memberikan panggung kepada siswa siswi sekolah binaan. Selain belajar, mereka tetap dapat mengeksplorasikan dan kreativitasnya dalam membatik," kata Hera.

Hera mengaku bersyukur, pemerintah Gunungkidul dan Bantul memasukkan pelajaran membatik sebagai muatan lokal di kurikulum sekolah. "Ini membuktikan bahwa pembinaan yang telah kami lakukan sejak 2007-2008 mendapat sambutan positif dan peminatnya pun semakin banyak," imbuh Hera.

Ia menyebut semakin banyak anak yang berminat membatik. Padahal, selama ini pembatik didominasi oleh generasi senior. "Dengan adanya Komunitas Pembatik Cilik ini, paling tidak adik-adik meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh orangtua mereka. Kami yakin komunitas pembatik ini akan berkembang menjadi Kampung Pembatik Cilik," imbuh Hera.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengasah Kecakapan Hidup

Selain di Gunungkidul, Hera mengatakan sekolah binaan YPADMR ada di Pandak, Bantul. Di sana batik juga menjadi kearifan lokal mereka.

"Jadi, tahun ini kami juga mengembangkan batik di sana. Kami berharap, mereka bukan hanya cerdas di bidang akademis, tapi juga dapat terus mengasah kecakapan hidupnya melalui batik, " sambung Hera.

Sejauh ini, Hera mengatakan pihaknya sudah memberikan pelatihan membatik untuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Dengan membatik, pihaknya juga ingin memberikan panggung kepada mereka dalam hal membatik.

3 dari 5 halaman

700 Siswa

Pelatih Komunitas Pembatik Cilik Anjanie Sekar Arum mengatakan ia sudah berkecimpung di dunia batik sejak 2014. Awalnya, ia mengembangkan komunitas pembatik berada di wilayah Bantul, tempat ia tinggal.

"Di sana sudah sukses dan ada sekitar 700 siswa yang kami bina bersama Astra melalui Bu Hera. Saya diajak untuk mengembangkan komunitas pembatik cilik di Gedangsari," ia mengungkapkan. 

4 dari 5 halaman

Pembatasan Jumlah

Di sana, kata Anjani, pihaknya melatih membatik seminggu sekali di setiap sekolah. Itu pun terbatas dari jumlah siswa karena kondisi sedang pandemi.

"Di Gedangsari ada delapan sekolah binaan YPADMR. Mereka berasal dari enam SD, satu SMP, dan satu SMA. Setiap sekolah dibatasi hanya 15 siswa," ujarnya.

Dengan jumlah tersebut, kata Anjani, pihak bisa lebih memaksimalkan pembinaan. Hal itu dilakukan karena jumlah mereka tidak terlalu banyak.

5 dari 5 halaman

Infografis Motif-Motif Batik Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.