Sukses

Cerita Akhir Pekan: Peran Makcomblang Online dalam Mencari Cinta

Dengan semakin tinggi teknologi, aplikasi perjodohan makcomblang online pun bermunculan.

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi semakin pesat dan besar pengaruhnya dalam berbagai aspek kehidupan masa kini. Kini, semua bisa dilakukan dengan online atau daring. Jualan online, bimbingan belajar online, pinjam uang juga bisa online. Bahkan mencari jodoh pun sekarang bisa dilakukan dengan online. Lalu ditambah lagi dengan kemudahan berkencan online.

Dulu, orang mencari jodoh lewat biro jodoh atau dikenal dengan makcomblang atau match making. Ada yang lewat salam-salam melalui radio, ada juga melalui teman, minta dikenalkan kepada teman lainnya, atau melalui saudara.

Perjodohan melalui biro jodoh atau makcomblang biasanya langgeng sampai pernikahan. Jodoh yang dipilihkan juga jodoh yang baik tentunya. Kini, makcomblang pun sudah ikut modernisasi.

Dengan semakin tinggi teknologi, memanfaatkan maraknya penggunaan smartphone, aplikasi perjodohan makcomblang online pun bermunculan. Salah satunya adalah Ayonikah.com yang sudah eksis sejak 2007.

Aplikasi ini bisa membantu mereka dalam menemukan gadis/ perjaka/janda/duda single yang juga sedang mencari jodoh. Dalam keterangan tim Customer Service (CS) Ayonikah.com pada Liputan6.com, 3 Februari 2022, untuk menjadi anggota aplikasi dan web kencan harus membayar uang pendaftaran.

Calon anggota harus membayar Rp200 ribu dan hanya membayar sekali saja karena tidak ada uang iuran bulanan atau semacamnya. Mereka punya alasan khusus kenapa harus membayar uang pendaftaran.

"Itu untuk menunjukkan keseriusan dan kesiapan mental (juga finansial). Jodoh dan nikah adalah hal serius. Apabila gratis, banyak yang iseng, belum benar-benar siap mencari jodoh seperti: belum cukup usia, belum berpenghasilan, dan sebagainya," terang tim CS Ayonikah.com.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kelas Pranikah

Uang pendaftaran tersebut berlaku sampai anggota mendapat jodoh atau maksimal selama lima tahun. Untuk para anggota, mereka menyediakan video panduan, lalu CS juga online setiap hari pada jam kerja (termasuk tanggal merah).

"Aplikasi kami ini sangat aman, dan InsyaAllah 100 persen aman . Tidak ada data privasi seperti nomor ponsel atau alamat yang dibagikan atau dicantumkan. Para anggota bisa login dari ponsel atau laptop setiap saat," lanjutnya.

Mereka menambahkan, setelah menjadi member VIP, didalam aplikasi terdapat tombol undangan untuk bergabung dengan grup khusus Member VIP. Grup-grup ini terbagi sesuai kota-kota besar. Anda juga akan mendapatkan info gathering/kopi darat dan info bermanfaat lainnya.

Untuk mereka yang sudah mendapatkan jodoh, boleh menghapus keanggotaan dengan menekan tombol Hapus Profil yang tersedia di aplikasi dan juga di web.  Makcomblang online lainnya yang cukup unik dan menarik adalah Kelas Jodoh yang sebenarnya merupakan kelas pranikah online.

Namun kelas ini hanya boleh diikuti oleh pria/wanita muslim, single atau sudah pernah menikah. Para anggota tak harus siap menikah karena yang utama adalah bisa fokus belajar ilmunya. Tapi kelas ini bukan untuk mencari istri kedua atau poligami.

Sistem kelas. masa belajar selama sekitar 15 hari, melalui grup WhatsApp dan Website Kelas Jodoh. Materi yang dipelajari meliputi pranikah, hijrah, mengikhlaskan, sampai pascanikah.

3 dari 5 halaman

Media Taaruf

Setelah masa kelas selesai dan semua tugas dikerjakan, para anggota tidak akan dikeluarkan dari grup, dan masih tetap akan dimaintenance oleh tim Kelas Jodoh. "Sedangkan bagi yang sudah siap menikah, Insya Allah tim kami siap bantu memfasilitasi taaruf sesama member melalui fitur Navigasi Jodoh," terang tim Kelas Jodoh pada Liputan6.com.

Makcomblang online lainnya adalah Rumah Taaruf. Mereka tidak disebut dengan biro jodoh tapi media taaruf.  "Alasannya, karena RumahTaaruf.com sebatas memfasilitasi taaruf saja, perihal jodoh atau tidaknya adalah kuasa dari Allah. Jadi saya memakai istilah "Media Taaruf", bukan "Biro Jodoh"," terang Tri Wahyu Nugroho selaku pendiri Rumah Taaruf pada Liputan6.com, 4 Februari 2022.

Menurut pria yang biasa disapa Wahyu ini proses taaruf untuk anggota RumahTaaruf.com diawali dengan metode pertukaran CV atau biodata taaruf secara online. Admin RumahTaaruf.com memfasilitasi taaruf berdasarkan kriteria mutlak yang ditetapkan anggota seperti yang tertulis di CV mereka.

Agenda pertemuan taaruf secara langsung/taaruf offline bisa dijalani apabila anggota sama-sama cocok setelah membaca CV taaruf yang saling ditukar tersebut.  Wahtu mengatakan, peran media taaruf cukup besar dalam memfasilitasi ikhtiar mencari jodoh, karena media taaruf tersebut bisa menjadi "pihak ketiga" yang mendampingi prosesnya agar berjalan sesuai aturan.

Media taaruf juga bisa membantu dalam menyeleksi calon pasangan berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Lalu, bagaimana kecenderungan seseorang dalam mencari pasangan secara online dalam beberapa tahun terakhir ini, terutama di masa pandemi ini?

4 dari 5 halaman

Bergantung Pribadi Tiap Orang

"Secara spesifik di RumahTaaruf.com dapat dikatakan biasa saja, jumlah anggota yang terdaftar cenderung naik turun dalam rentang yang tidak signifikan setiap bulannya. Untuk media taaruf lainnya saya tidak tahu kecenderungannya seperti apa," jelas Wahyu.

Dengan banyaknya media taaruf maupun biro jodoh online, ada kesan mencari jodoh justru jadi selektif dan berlangsung lama. Mereka yang merasa tidak mendapatkan profil calon pasangan yang cocok di satu aplikasi, maka bisa saja mencari lagi di aplikasi kencan atau jodoh lainnya dan akan terus mencari sampai mendapatkan yang dianggap benar-benar cocok.

Menurut Wahyu, kecenderungan tersebut bergantung dari pribadi tiap orang dan tidak bisa dikendalikan oleh media taaruf maupun biro jodoh.

"Ada kemungkinan seseorang bisa ikhtiar di beberapa media taaruf tersebut. Perihal mencari pasangan yang lebih baik di beberapa media taaruf tersebut saya tidak bisa memastikan, tentunya dikembalikan ke pribadi masing-masing," terangnya.

5 dari 5 halaman

Bedanya Kartu Nikah dengan Buku Nikah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.