Sukses

Mahasiswa Indonesia Magang Jadi Petani Jamur di Jepang, Digaji Rp1,3 Juta per Hari

Menurut mahasiswa Indonesia tersebut, mereka tak merasa lelah walau mengerjakan tugas petani jamur selama magang.

Liputan6.com, Jakarta - Para mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri biasanya bekerja paruh waktu atau magang untuk menambah uang saku mereka. Begitu pula dengan beberapa mahasiswa yang kuliah di Jepang.

Sebagian di antara mahasiswa Indonesia itu memilih menjadi petani. Mereka mengikuti program magang dari kampus untuk menjadi seorang petani di sebuah perusahaan jamur di Jepang.

Para mahasiswa tersebut belajar membudidayakan tanaman jamur bersama petani lokal asal Jepang. Selain mendapat ilmu, mereka ternyata juga bisa hidup mandiri dari penghasilan yang didapat selama magang di sana.

Pengalaman ini diceritakan oleh akun TikTok @heyedle, salah satu mahasiswa yang mengikuti program magang di Jepang. Ia bersama teman-temannya mencoba menjadi petani selama mereka di sana.

"NYOBA JADI PETANI PADI DI JEPANG 10.000yen/hari! (1,3jt),' tulisnya dalam keterangan video yang diunggah pada 30 Januari 2022 itu.

Para mahasiswa itu bertugas untuk memasukkan komponen seperti tanah dan bibit dalam wadah plastik. Pekerjaan mereka dipermudah dengan bantuan mesin dan arahan dari para petani lokal yang baik.

"Pake mesin jadi gacape sama sekali. Petaninya baik semua dan ngebantuin bgt," ungkap pemilik akun. Para mahasiswa ini juga mendapatkan insentif selama bekerja di sana.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penghasilan Mahasiswa

Diungkapkan oleh pemilik akun @heyedle, gaji yang ia dapati selama magang di perusahaan tersebut yakni 800 yen per jam. Ia dan teman-temannya bekerja selama 8 jam sehari.

"Part time dapet sekitar 1,3jt/ 8 jam. Gimana ga semangat coba?!! Mana gacape sama sekali," tulisnya lagi.  Saat lembur pun mereka mendapat uang saku sekitar 25 sampai 30 persen per jamnya.

Jika memasuki musim dingin, para mahasiswa ini bisa mendapatkan penghasilan mencapai 210.000 yen atau sekitar Rp26 juta per bulan. Total bersih yang didapatkan oleh mahasiswa tersebut setelah dikurangi dengan kebutuhan hidup selama sebulan di Jepang, bisa berkisar 100.000 sampai 140.000 yen per bulan atau sekitar Rp13 juta.

Biaya hidup di Jepang lebih besar dibandingkan di Indonesia. Karena itu, bisa menabung hingga kurang lebih Rp13 juta per bulan tentu terbilang lumayan. Apalagi kalau kursnya baik, akan lebih banyak lagi uang yang didapat.

3 dari 4 halaman

Diliput Koran Lokal

Selama delapan jam kerja, para mahasiswa itu hanya menerima tuntutan tugas untuk memasukkan tanah, bibit di naungan plastik menggunakan mesin. Sistem kerja itu bahkan tidak membuat dirinya dan teman-temannya lelah.

Dibanding dengan itu semua, pengalaman belajar dengan petani Jepang dan orang-orang dalam perusahaan tersebut lebih berharga dibanding uang yang didapat. Para mahasiswa asal Indonesia ini juga sempat diliput oleh surat kabar lokal di Jepang karena mereka mencoba teknologi atau mesin baru saat menjadi petani.

Dalam kesempatan itu, mereka juga menceritakan segala aktivitas yang dikerjakan. Aktivitas mereka di ladang sangat terbantu dengan bantuan para petani yang sigap. Video itu berhasil mencuri perhatian warganet dan sempat viral. Sampai berita ini ditulis, video tentang mahasiswa magang jadi petani itu telah ditonton sebanyak 2,1 juta kali dan disukai lebih dari 239 ribu kali.

Beragam komentar memenuhi unggahan video tersebut. "Kalo bisa ilmu pertanian dari jepangnya dibawa ke indo kak," komentar seorang warganet. "di Korea juga kalo perkebunan kaya misal magang panen gitu perhari sama dibayarnya kisaran segitu," komentar warganet lainnya.

4 dari 4 halaman

Infografis hari tani nasional

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.