Sukses

6 Fakta Menarik Langsa, Punya Hutan Mangrove yang Jadi Tempat Ekowisata Terpopuler

Kota Langsa di Aceh terkenal sebagai kota pendidikan, kota perdagangan, kota kuliner atau makanan, dan kota wisata.

Liputan6.com, Jakarta - Langsa adalah salah satu kota di Provinsi Aceh, Indonesia, yang menerapkan hukum Syariat Islam. Kota ini berada kurang lebih 400 km dari kota Banda Aceh, ibu kota provinsi Aceh. Pada 2021, jumlah penduduk kota Langsa sebanyak 185.622 jiwa, dengan kepadatan 707 jiwa/km persegi.

Langsa awalnya berstatus kota administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Langsa. Kota Administratif Langsa diangkat statusnya menjadi Kota Langsa berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tanggal 21 Juni 2001.

Kota Langsa merupakan kota pemekaran Kabupaten Aceh Timur dan merupakan salah satu kota otonom termuda di Aceh setelah Kota Sabang dan Kota Subulussalam. Kota Langsa terkenal sebagai kota pendidikan, kota perdagangan, kota kuliner atau makanan, dan kota wisata.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Langsa. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Langsa yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Penduduk Langsa

Mayoritas penduduk Kota Langsa adalah suku Aceh, disusul oleh suku Melayu, suku Jawa, suku Tionghoa, suku Gayo, suku Batak, suku Alas, dan suku Karo. Kota Langsa merupakan kota termaju dan terbesar di provinsi Aceh setelah kota Banda Aceh. Kota ini juga merupakan kota terpadat dan teramai setelah Banda Aceh.

Bahasa yang digunakan masyarakat kota Langsa adalah Bahasa Melayu dan bahasa Aceh. Namun, bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama dan menjadi pemersatu untuk berkomunikasi antar-etnis, terutama untuk berbicara kepada pendatang luar provinsi Aceh.

Kota Langsa merupakan kota yang kaya akan perbedaan etnis dan penduduk tetap hidup dalam damai serta memiliki toleransi beragama yang kuat. Mayoritas penduduk Langsa adalah kaum Muslim dengan syariat Islam menjadi aturan dasar dalam kehidupan masyarakat Kota Langsa. Agama Kristen juga menjadi bagian dari populasi, sedangkan Buddha banyak diadopsi oleh komunitas warga Tionghoa. 

2. Pelabuhan Kuala Langsa

Pelabuhan Kuala Langsa adalah pelabuhan internasional yang menghubungkan Kota Langsa dengan luar negeri dan juga aktif dengan kegiatan Ekspor Impor. Pada 23 Februari 2013, pelayaran perdana Kota Langsa - Penang kembali diresmikan setelah sempat vakum pada masa konflik dengan Malaysia.

Pelabuhan ini juga menarik untuk para wisatawan. Di pelabuhan ini, wisatawan bisa memancing, berenang, bersantai dengan keluarga dan melihat perahu-perahu nelayan yang lalu lalang. Di tempat ini juga banyak dijumpai pedagang yang menjual aneka makanan dan minuman, seperti bakso, jagung rebus, es krim, mie Aceh, es kelapa muda dan lain sebagainya.

Para penjualnya sebagian besar berasal dari desa setempat. Kuala Langsa juga menjadi sejarah penting bagi masyarakat dunia, yakni aksi penyelamatan ratusan imigran muslim Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Mangrove Forest Park

Salah satu wisata alam di Langsa adalah Wisata Hutan Mangrove Kota Langsa atau disebut juga dengan nama Mangrove Forest Park. Destinasi ini pernah terpilih sebagai Juara 1 Anugerah Pesona Indonesia 2019 Kategori Ekowisata Terpopuler dan Juara Terfavorit Untuk Semua Kategori Anugerah Pesona Indonesia 2019 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Kawasan Hutan Mangrove yang terletak di kilometer 10 Kuala Langs. Hutan ini sangat indah, rimbunan pohon bakau atau mangrove terbentang luas di atas lahan rawa pesisir Kuala Langsa ini. Aneka ragam pohon mangrove di hutan mangrove ini adalah salah satu yang terlengkap di dunia.

Ada jalan setapak di dalam hutan mangrove sehingga pengunjung bisa masuk ke dalam hutan mangrove dengan sangat nyaman. Pengunjung bisa merasakan sensasi dan sejuknya suasana hutan mangrove yang mungkin tidak bisa didapatkan di kota lain di Aceh.

4. Gedung Balee Juang

Balee Juang adalah gedung peninggalan kolonial Belanda dengan desain arsitektur ala kolonial yang kental. Gedung ini telah ada sejak 920. Ketika itu bernama Het Kantoorgebouw Der Atjehsche Handel-Maatschappij Te Langsar.

Gedung semacam ini hanya ada di Aceh saja ketika itu yaitu di Kuta Raja dan di Kota Langsa. Balai Juang direbut oleh pejuang-pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai tempat perkumpulan para pejuang kemerdekaan pada masa itu. 

Gedung ini juga pernah digunakan sebagai kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Timur, sebelum daerah itu mekar dari Aceh Timur menjadi kota Langsa pada 2001. Gedung Balee Juang diresmikan menjadi Museum Kota Langsa oleh Wali kota Langsa Tgk. Usman Abdullah, SE pada 22 Januari 2019.

Museum ini diharapkan bisa membuat masyarakat menambah pengetahuan terkait sejarah kota Langsa maupun provinsi Aceh serta tidak melupakan peradaban Islam di provinsi berjuluk ‘Serambi Mekkah’ tersebut. Koleksi museum ini sangat beragam, mulai dari peralatan rumah tangga hingga benda-benda kerajaan seperti keramik kuno, piring saladon, guro saladon dan sebagainya. Ada juga koleksi senjata perjuangan, perhiasan serta alatalat yang digunakan masyarakat Aceh untuk mencari rezeki seperti langai dan cree.

3 dari 4 halaman

5. Kuliner Khas Langsa

Aceh punya beragam kuliner khas, termasuk di Langsa. Salah satunya adalah Mie Wak yang disebut makanan khas Langsa, karena mi ini dibuat oleh pemilik warung yang bernama Mie Wak Hasan. Ada juga Sop Sekengkel yang biasanya terbuat dari iga-iga ataupun tulang dari kaki sapi. 

Lalu ada Ayam Tangkap yang berbahan utama ayam goreng dengan berbagai macam bumbu ataupun rempah-rempah yang khas Langsa. Selain itu ada Gulai Ikan Sembilang yang bahan utamanya adalah ikan sembilang dan dilengkapi dengan bumbu gulai. Kuliner khas lainnya dari Kota Langsa adalah Sate Matang, Kuah Blang, Kue Timpan, Kue Keukarah, Dendeng Aceh dan masih banyak lagi.

6. Taman Hutan Kota Langsa

Taman Hutan Kota Langsa dikenal juga dengan sebutan Hutan Lindung Kota Langsa, berlokasi di Jalan Perumnas, Desa Paya Bujok Seulemak, Langsa Baro. Taman hutan ini adalah kawasan wisata dengan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang juga berfungsi sebagai paru-paru Kota Langsa.

Memiliki luas sekitar 10 hektare, pengunjung bisa merasakan sejuknya suasana alam serta melihat keindahan dan keasrian flora fauna di taman hutan ini.  Di taman hutan ini terdapat sekitar 300 jenis tanaman dan puluhan binatang. Jika beruntung, pengunjung juga bisa menyaksikan bunga bangkai yang sedang mekar.

Momen ini hanya terjadi setahun sekali, biasanya pada November atau Desember. Waktunya pun hanya berlangsung sekitar empat hari.. Kegiatan yang paling digemari, terutama bagi anak-anak yaitu memberi makan rusa. Cukup membeli makanannya berupa wortel yang sudah dirajang, pengunjung pun bisa memberi makan rusa-rusa tersebut.

4 dari 4 halaman

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.