Sukses

Penumpang Pesawat Dipenjara 6 Bulan Usai Lecehkan Pramugari Saat Pura-Pura Tidur

Pramugari korban pelecehan seksual itu sebelumnya menyangka penumpang bersangkutan sedang tertidur saat ia meletakkan kudapan di pangkuannya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria dijatuhi hukuman penjara selama enam bulan karena melakukan pelecehan seksual terhadap pramugari. Insiden itu terjadi dalam perjalanan dari Cancun ke Bandara Internasional Miami dengan penerbangan American Airlines 1723 pada Januari 2021.

Dikutip dari laman CNN, Jumat (28/1/2022), dokumen pengadilan mencatat pelaku pria bernama Enio Socorro Zayar diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan Florida. Zayas didakwa setelah insiden pada Jumat, 6 Agustus 2012.

Dalam surat pernyataan untuk mendukung pengaduan pidana tersebut dijelaskan bahwa pramugari tersebut meyakini Zayar sedang tertidur saat ia meletakkan kudapan di pangkuan pria itu. Namun ketika ia berbalik, pramugari itu merasakan ada tangan yang mencengkram pahanya lalu meraba pantatnya, sebelum menggosokkannya ke kanan dan kiri dengan kuat.

Seorang penumpang pesawat menguatkan kesaksian itu, berdasarkan surat pernyataan tersebut. Zayas kemudian diputus bersalah atas aksi pelecehan seksual yang dilakukannya pada Oktober 2021.

Kasus ini menambah daftar panjang para penumpang bermasalah selama penerbangan di masa pandemi. Beberapa bahkan tergolong tindakan kriminal.

Tahun lalu merupakan yang terburuk dalam hal catatan penumpang pesawat berperilaku buruk di dalam penerbangan. Hampir 6.000 kasus tentang penumpang yang tak bisa diatur dilaporkan pada 2021, berdasarkan data Administrasi Penerbangan Federal (FAA).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Meningkat Drastis

Pada Januari 2021, FAA mengumumkan kebijakan 'nol toleransi' bagi penumpang yang tak bisa diatur. Artinya, mereka berhak langsung menghukum penumpang bermasalah, termasuk di dalamnya menerapkan denda tinggi dan hukuman penjara.

Kebijakan diambil menyusul tingginya kasus penumpang bermasalah selama penerbangan di masa pandemi. Sebelum pandemi, tepatnya dari 1995 hingga 2020, rata-rata hanya 182 kasus per tahun yang diinvestigasi terkait hal itu. Namun pada 2021, FAA mencatat 1.081 investasi ditangani, meningkat 494 persen dari biasanya.

Pada 4 November 2021, FAA telah merujuk 37 dari 227 kasus yang diusut ke FBI untuk diproses tuntutan pidananya. Pasalnya, FAA tak berwenang untuk mengadili kasus pidana. Tambahan kasus lainnya juga sudah dirujuk ke FBI secara berkala. Kasus-kasus tersebut turut menjadi perhatian Departemen Kehakiman. 

3 dari 4 halaman

Belajar Bela Diri

Selain memperberat sanksi, kasus penumpang bermasalah membuat pramugari lebih waspada. Sejak pertengahan 2021, Administrasi Keamanan Transportasi Amerika Serikat (AS) mencanangkan program latihan bela diri bagi awak kabin. Bentuknya adalah kursus setengah hari yang pertama kali dikembangkan pada 2004, namun tertunda karena pandemi global.

Keterampilan bela diri yang diajarkan itu termasuk bagaimana menyerang, menginjak, dan menaklukkan "penyerang yang kejam," sebuah skenario yang menurut pramugari mungkin tidak akan pernah mereka temui. Singkatnya, mereka diajari serangkaian teknik untuk menangani "penumpang yang sulit."

Dalam sesi latihan, instruktur mengajarkan berbagai keterampilan bela diri, mulai dari sikap bertahan hingga pukulan yang dapat dilakukan pada calon pembajak pesawat. Seorang instruktur menggunakan manekin untuk mendemonstrasikan metode terakhir untuk menyerang mata si penyerang. (Natalia Adinda)

4 dari 4 halaman

6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.