Sukses

Cerita Akhir Pekan: Mempromosikan Rempah dengan Momentum Wisata

Momentum wisata seperti di desa wisata dijadikan sebagai salah satu ajang untuk menggaungkan kekayaan rempah Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Momentum wisata turut jadi salah satu langkah untuk mempromosikan kekayaan rempah-rempah Nusantara. Melimpahnya rempah diolah oleh masyarakat di berbagai wilayah sebagai produk pendukung kesehatan.

Pengelolaan rempah-rempah juga diterapkan Desa Wisata Sumberbulu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Warga desa wisata ini bahkan mengembangkan daya tarik ini dalam sebuah paket wisata edukasi.

"Saat ini, produk unggulan kita jamu tradisional Sumberbulu yang ada 19 varian jamu. Kita memanfaatkan rempah-rempah yang sangat melimpah karena masyarakat wajib menanam tanaman obat waktu pandemi," kata Titin Riyadiningsih, Manager Desa Wisata Sumberbulu saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 21 Januari 2022.

Titin melanjutkan, pengolahan jamu lahir di desa ini lahir pada masa pandemi, tepatnya Oktober 2020. Berlimpahnya rempah-rempah lantas diolah oleh ibu-ibu PKK hingga menawarkan 19 varian jamu.

"Ada beberapa jamu yang jadi produk secara instan jadi dikonsumsi langsung. Juga dalam empat produk original dalam bentuk celup tanpa campuran. Kalau instan ada campuran gula dan rempah-rempah juga bumbu," terang Titin.

Sedangkan untuk versi original dikemas dalam bentuk celup, terdiri atas teh kelor, jahe wangi, kunir putih, kunir asam. Selain produk siap saji, pihaknya juga menawarkan wisata edukasi terkait pembuatan jamu untuk wisatawan.

"Karena kita desa wisata, di Sumberbulu semenjak pandemi kita tetap konsisten menarik wisatawan datang. Jadi produk unggulan edukasi juga di jamu. Wisatawan datang diajari membuat jamunya," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Desa Wisata Sumberbulu

Paket wisata edukasi membuat jamu ini terbagi atas beberapa rangkaian. Dimulai dengan wisatawan yang datang diajari cara membuat jamu, menanam rempah-rempah, proses pembuatan dengan cara tradisional seperti ditumbuk dan dimasak dengan tungku.

"Setelah itu diajari mengemasnya produk, mencicipi secara langsung dan pulang membawa produk yang dibuat. Waktungnya kurang lebih 1--2 jam dan biayanya Rp35 ribu, pulang bawa produknya juga," tutur Titin.

Beberapa varian jamu yang dimiliki Desa Wisata Sumberbulu, terdiri atas jahe, kunir putih, kunyit, kelor, beras kencur, kencur, temulawak, hingga jahe merah. Paket wisata membuat jamu di desa wisata ini ternyata mendapat respons positif dari wisatawan.

"Alhamdullilah sampai saat ini sudah banyak dari ibu-ibu PKK luar kota, adik-adik sekolah, mereka tidak hanya membantu promosi, tapi juga belajar juga," ungkap Titin.

Promosi jamu khas Desa Wisata Sumberbulu tidak hanya dipromosikan secara langsung di desa wisata, namun juga melalui media sosial dan e-commerce. Harga jual jamu juga bervariasi.

"Harganya tidak sama karena tergantung bahan baku, ada yang per 100 gram Rp25 ribu. Yang paling laris jahe merah dan kunir asam," tutup Titin.

3 dari 4 halaman

Desa Wisata Braja Harjosari

Rempah-rempah juga dimanfaatkan untuk pembuatan jamu di Desa Wisata Braja Harjosari, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Beberapa rempah seperti jahe, kunyit, dan temulawak dihaluskan menjadi serbuk dan disajikan untuk diminum.

"Untuk konsumsi warga sekitar dan tamu yang hadir, biasanya yang antusias wisatawan mancanegara," kata Suhadak, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Braja Harjosari saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 19 Januari 2022.

Suhadak melanjutkan, Desa Wisata Braja Harjosari juga membudidayakan lebah madu trigona yang hasilnya bisa langsung diambil di sarang. Sedangkan rempah yang dihalukan menjadi serbuk dikemas alam sachet.

"Kita bikin sachet-an bisa langsung minum, harganya dari Rp1 ribu--Rp10 ribuan. Raciknya masing-masing," tambahnya.

Suhadak mengungkapkan wisatawan mancanegara yang datang ke desa wisata ini menyukai minuman rempah ini. "Rata-rata yang datang dari akademisi, jadi sudah tahu manfaat rempah-rempah itu," tuturnya.

Pria yang juga bertugas sebagai Ketua Kelompok Tani Hutan Desa Wisata Braja Harjosari ini juga menyebut desa wisaanya mendapat fasilitas website dari La Trobe University. Website tersebut nantinya akan digunakan unutk mempromosikan Desa Wisata Braja Harjosari.

"Polanya di ekowisata kaitannya dengan alam dan rempah-rempah yang kaya sekali di Indonesia, kita kembali ke alam. Ada juga program pemanfaatan lahan pekarangan, apotek keluarga istilahnya tanaman obat keluarga (TOGA), madu ada, rempah-rempah kita sediakan di pekarangan," kata Suhadak.

4 dari 4 halaman

Infografis Daerah Penghasil Rempah di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.