Sukses

Aktivis Iklim Greta Thunberg Jadi Nama Spesies Katak Baru

Keterkaitan Greta Thunberg dengan spesies katak baru ini disebut tidak sekadar karena nama mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivis iklim, Greta Thunberg, jadi orang terkenal terbaru yang memiliki hewan yang dinamai menurut nama mereka. Sebuah jurnal ilmiah mengumumkan spesies katak baru minggu lalu, Pristimantis gretathunbergae, merujuk pada nama gadis asal Swedia tersebut, lapor VICE World News, Kamis, 20 Januari 2022.

Hewan itu ditemukan di pegunungan terpencil di hutan hujan Panama sekitar satu dekade lalu, tapi baru saja dinamai secara resmi. Pengumuman tersebut datang dari Rainforest Trust, yang merayakan ulang tahun ke-30 mereka pada 2018 dengan melelang hak penamaan untuk beberapa spesies yang baru, termasuk Greta Thunberg Rainfrog yang disebutkan di atas.

Organisasi tidak menyebutkan nama pemenang lelang yang memilih nama tersebut. Katak ini awalnya ditemukan oleh dua peneliti, Abel Batista dari Panama, dan Konrad Anggotat dari Swiss.

"Tim menemukan kodok di Cerro Chucantí, sebuah pulau yang dipenuhi hutan hujan tropis dataran rendah di Panama timur," tulis Rainforest Trust. "Mencapai habitatnya bisa dilakukan dengan menaiki kuda melalui jalan berlumpur, mendaki lereng curam, melewati dua helikopter yang jatuh beberapa dekade lalu, dan berkemah di atas ketinggian seribu meter.”

Penamaan kodok datang bersamaan dengan penerbitan artikel yang menggambarkan spesies baru di jurnal ilmiah ZooKeys. Berasal dari genus Pristimantis, salah satu jenis katak paling umum yang ditemukan di seluruh Amerika Tengah dan Selatan, para peneliti menjelaskan dalam artikel bahwa Greta Thunberg Rainfrog berbeda dari subspesies Pristimantis serupa lain.

Identifikasinya berasal dari "mata hitam yang luar biasa menonjol, bagian atas yang terang dan kontras, bibir yang umumnya berupa tuberkulum berbentuk kerucut hingga seperti tulang belakang di kelopak mata atas, dan kepala lebih besar."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Sekadar Nama

Katak ini disebut "memiliki hubungan lebih dekat dengan Thunberg daripada hanya nama mereka." Para peneliti menulis bahwa "Cerro Chucantí dan Pegunungan Maje di sekitarnya sangat terancam oleh penggundulan hutan yang cepat, digantikan perkebunan dan padang rumput ternak,” yang dapat mempengaruhi kodok yang baru ditemukan.

Para peneliti kemudian menjelaskan mengapa menghubungkan katak dengan Thunberg itu penting. "Greta Thunberg mewakili suara autentik yang mengungkap motivasi di balik tirai diplomatik para politisi dan pemangku kepentingan bisnis," tulis mereka.

"Suaranya sangat penting jika kita ingin kembali dan memelihara lingkungan yang sehat di planet yang kita semua bagi, dan paling tidak, belajar untuk menghormati keanekaragaman kehidupan yang membutuhkan jutaan tahun untuk berevolusi," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Tidak Hanya Greta Thunberg

Pristimantis gretathunbergae bukan satu-satunya katak yang baru-baru ini dinamai menurut nama seseorang di mata publik. Katak lain dari genus Pristimantis yang ditemukan di Ekuador dinamai menurut nama band rock legendaris Led Zeppelin pada Juni tahun lalu.

Daerah tempat asal Pristimantis ledzeppelin juga merupakan kawasan lingkungan yang terancam di Amerika Selatan, yang berarti Thunberg mungkin memiliki lebih dari sekadar kataknya sendiri untuk diperjuangkan. 

Dalam sebuah makalah yang menerbitkan temuan mereka, para ilmuwan David Brito-Zapata dan Carolina Reyes-Puig menulis bahwa "nama tersebut menghormati Led Zeppelin dan musik mereka yang luar biasa, salah satu band paling berpengaruh sepanjang tahun 1970-an, dan nenek moyang dari hard rock dan heavy metal."

Peneliti Ekuador juga menjelaskan bahwa anggota Led Zeppelin yang masih hidup, penggemar mereka, dan penggemar amfibi lain mungkin memiliki alasan untuk khawatir tentang kesejahteraan katak kecil itu.

"Cordillera del Condor adalah bagian dari salah satu ekoregion paling terancam di dunia," tulis para ilmuwan dalam temuan mereka, secara khusus menunjuk pada kegiatan peternakan, ekstraksi kayu, dan penambangan di daerah yang dapat mengancam spesies tersebut.

Mereka juga menjelaskan bahwa makhluk kecil yang tidak mencolok itu dapat dengan mudah diinjak dan dibunuh, serta tidak mungkin menyebar ke luar habitatnya saat ini. "Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan inisiatif jangka panjang baru untuk tindakan konservasi vertebrata kecil," tulis mereka.

4 dari 4 halaman

Infografis Keragaman Hayati Hutan Adat Guguk

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.