Sukses

6 Fakta Menarik Kota Banjar, Pintu Gerbang Utama Jalur Selatan Jawa Barat

Letaknya yang strategis membuat Kota Banjar menjadi daerah yang cukup penting dalam arus perpindahan barang dan manusia di bagian selatan Pulau Jawa.

Liputan6.com, Jakarta - Kota Banjar atau Kota Banjar Patroman adalah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia yang letaknya berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kota Banjar merupakan pintu gerbang utama jalur lintas Selatan Jawa Barat. Pada 2021, jumlah penduduk kota Banjar sebanyak 205.579 jiwa, dengan kepadatan 1.811 jiwa/km persegi.

Kota Banjar terbagi dalam empat kecamatan, yaitu: Kecamatan Banjar, Kecamatan Langensari, kecamatan Pataruman, dan Kecamatan Purwaharja. Letaknya sangat strategis membuat Banjar menjadi daerah yang cukup penting dalam arus perpindahan barang dan manusia di bagian selatan Pulau Jawa.

Kota Banjar memiliki landskap yang beragam. Bagian utara, selatan dan barat kota merupakan wilayah berbukit-bukit. Kota ini dibelah oleh Sungai Citanduy di tengah. Terdapat pula sebagian kawasan pertanian, terutama di pinggiran kota.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Banjar. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Banjar yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Banjar

Banjar awalnya adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Ciamis sebelum kemudian menjadi kota administratif pada 1991. Wilayah Kecamatan Banjar menunjukkan perkembangan dan kemajuan dengan ciri dan sifat kehidupan perkotaan, sehingga wilayah itu dinilai perlu ditingkatkan menjadi Kota Administratif yang memerlukan pembinaan serta pengaturan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara khusus.

Keadaan geografis, demografis, dan sosiologis kehidupan masyarakat yang perkembangannya sangat pesat memerlukan peningkatan pelayanan dan pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2002, Banjar resmi menjadi Kotamadya pada 20 Februari 2021 yang akhirnya dijadikan tanggal ulang tahun daerah itu.

2. Stasiun Banjar

Stasiun Banjar (BJR) adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Hegarsari, Pataruman, Kota Banjar. Stasiun ini adalah stasiun paling timur dan stasiun aktif yang memiliki ketinggian terendah di Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus.

Sebagai stasiun kelas besar, stasiun ini dapat berfungsi sebagai tempat berhenti kereta api untuk berganti masinis. Terkadang, di stasiun ini juga dilakukan penambahan lokomotif atau kereta/gerbong di jalur selatan. Terdapat percabangan jalur rel menuju dari stasiun ini menuju Pangandaran hingga Cijulang yang sudah tidak aktif sejak 3 Februari 1981.

Ada depo lokomotif dan bekas pemutar rel di stasiun ini. Dahulu di depan stasiun ini terdapat sebuah jalur yang menghubungkan pemutar rel dengan jalur cabang nonaktif Banjar–Cijulang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Taman Situ Leutik

Kota Banjar punya ruang publik hijau yang Instagramable yaitu Taman Situ Leutik. Tempat ini dibangun oleh Pemkot Banjar sebagai sarana interaksi sosial, bahkan sarana hiburan bagi masyarakat.

Lokasinya yang cukup strategis, sehingga tidak merepotkan pengunjung untuk memasuki kawasan ini. Di tengah menjamurnya hobi bersepeda di masa pandemi Covid-19, banyak pengunjung mendatangi lokasi wisata dengan bersepeda.

Beberapa fasilitas seperti musala, arena bermain, toilet, jogging track, taman, gazebo, tempat pemancingan dan ornamen-ornamen yang unik dan menarik membuat tempat ini semakin diminati. Untuk masuk tempat ini tidak dipungut bayaran, kecuali kalau ingin naik perahu untuk mengelilingi danau. Anda harus membayar sekitar Rp5.000 per orang.

4. Situ Mustika

Berada di pinggir pantai menjadikan Kota Banjar bercuaca panas. Situ Mustika bisa jadi pilihan tepat untuk dikunjungi kita dapat menikmati sejuknya udara hutan jati nan rimbun. Tempat ini biasanya ramai dikunjungi di akhir pekan. 

Terletak di kaki Gunung Babakan menjadikan udara di Situ Mustika terasa sejuk dan segar. Danau Mustika juga memiliki pulau kecil di tengahnya yang bisa dicapai dengan menyeberangi jembatan gantung.

Fasilitas di sini cukup lengkap. Pengunjung akan sangat nyaman berkeliling hutan jati karena jalan setapaknya menggunakan paving block. Terdapat bangku dan taman untuk pengunjung untuk duduk dan melepas lelah. Di Situ Mustika juga terdapat toilet, musala, tempat parkir dan restoran. Tempat wisata ini juga sering dikunjungi anak sekolah untuk kegiatan pramuka.

3 dari 4 halaman

5. Kuliner Khas Banjar

Kuliner khas Kota Banjar cukup menarik dan beragam. Salah satunya adalah Soto Banjar yang berbeda dengan soto daerah lain yang biasanya mempunyai kuah kekuningan. Soto Banjar mempunyai kuah bening tanpa menggunakan santan. Isiannya terdiri dari telur, bihun, perkedel kentang dan irisan wortel. Daging yang digunakan dalam soto ini biasanya adalah daging ayam kampung, yang lebih nikmat jika disantap dengan lontong.

Ada pula Mih Iteng, mi lidi khas Banjar yang biasa dijadikan pilihan oleh-oleh. Camilan ini biasa disajikan dalam bentuk kemasan kotak. Lalu ada Pepes Lubang. Makanan ini berupa belut yang dipepes menggunakan bumbu pilihan dengan tambahan sedikit daun kemangi dan daun bawang untuk menghasilkan rasa dan aroma yang menggoda.

Selain itu ada Mie Ayam OSIS di Jalan Hamara Efendi (Jalan Gudang), tepatnya di kanan bekas Bioskop Kenanga yang kini berubah menjadi Baninza Cineplex (Toserba Samudera).

Ada juga Mie Entok Mardi yang punya banyak penggemar. Tak hanya dari Banjar, pelanggannya pun datang dari Majenang dan Cilacap. Untuk mendapatkan satu porsi mi entok Mardi, pelanggan cukup merogoh kocek Rp15 ribu per porsi. Mardi memilih memakai daging entok atau itik Manila karena teksturnya lembut dan dagingnya relatif lebih banyak dibandingkan dengan daging bebek.

6. Masjid Agung Banjar

Masjid Agung Banjar sebelumnya memiliki nama Masjid Jami Baiturrahman, sesuai dengan aksara Arab yang tertera pada pintu masuk masjid. Namun, dengan berubahnya status Banjar dari kota administratif menjadi kota yang memiliki otonomi penuh, masjid ini pun berubah nama menjadi Masjid Agung dan menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Banjar.

Masjid ini menawarkan nuansa sejuk nan tenang. Hal tersebut bukan hanya efek dari ubin, namun juga karena masih berjejernya pepohonan rimbun yang berada di depan gerbang masjid. Selain itu juga, beragam fasilitas seperti internet, taman, perpustakaan, hingga parkir yang luas benar-benar membuat betah pengunjung dan jemaah.

Masjid Agung Banjar terdiri dari dua lantai dengan tambahan satu menara yang berada di sudut tenggara masjid. Dari dua lantai tersebut, ruangan terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Pada lantai satu atau lantai dasar masjid terdiri dari Pusat Dakwah Islam (Pusdai) serta tempat wudu jemaah dan lantai dua adalah pusat ibadah jemaah.

4 dari 4 halaman

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.