Sukses

Video Viral Ibu Tenangkan Bayi Menangis dengan Suara Pengering Rambut

Nyatanya, suara pengering rambut yang mendiamkan bayi menangis adalah salah satu white noise. Apa itu?

Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai macam metode untuk menenangkan bayi menangis, dan di salah satu unggahan, seorang ibu tampak menggunakan suara pengering rambut. Ini dibagikan melalui akun TikTok-nya, @miamiftahf, baru-baru ini.

Lewat video singkat itu, ia memperlihatkan bayinya tengah menangis, sambil menggerakkan tangan dan kakinya. Namun, beberapa detik setelah diperdengarkan suara pengering rambut, si bayi seketika diam, bahkan tampak menguap.

Di tengah rekaman video yang sudah ditonton lebih dari 700 ribu kali tersebut, pengering rambut itu dimatikan, membuat si bayi menangis lagi. Cara mendiamkannya? Si ibu kembali menyalakan pengering rambut, yang langsung membuat bayinya tidak lagi menangis.

Video tersebut segera menarik perhatian warganet, yang mana beberapa mengaku heran melihat kejadian itu. "Atau kayaknya pas besar mau jadi barber," kelakar salah satunya.

Sedangkan ada juga yang menyebut bahwa suara pengering rambut merupakan salah satu white noise yang dapat menenangkan bayi. Apa itu dan mengapa bisa membuat bayi berhenti menangis?

Melansir Today's Parent, Selasa, 4 Januari 2022, meski berlawanan dengan intuisi, sebagian besar bayi baru lahir merasa lebih tenang dengan suara bising di latar belakang daripada dalam keheningan, termasuk saat hendak tidur.

"Bayi telah menghabiskan waktu berbulan-bulan di dalam rahim, dan selama itu mereka mendengar semacam suara mendesis di dalam rahim," kata Robyn Stremler, seorang perawat, peneliti tidur, dan profesor di University of Toronto. "White noise dapat membantu meniru itu."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ada Juga Pink Noise

Sebuah studi yang diterbitkan di BMJ menemukan bahwa bayi baru lahir yang tertidur di kamar dengan white noise lebih mungkin untuk tertidur dalam waktu lima menit dan tidur lebih lama. Namun, tidak semua bayi membutuhkan suara itu saat mereka tumbuh jadi balita.

"Itu tampaknya tergantung pada temperamen anak," kata Wendy Hall, spesialis tidur dan profesor emerita di School of Nursing UBC. "Anda bisa menidurkan beberapa anak di tengah pesta makan malam yang riuh dan mereka tetap bisa tidur."

"Tapi, sering kali keluarga yang bekerja dengan saya akan memberi tahu saya bahwa mereka memiliki anak yang sulit tidur nyenyak, dan mereka akan bangun ketika ada kebisingan di sekitar mereka, bahkan jika sedang tertidur lelap," imbuhnya.

Jika tinggal di tempat yang lebih kecil atau lingkungan lebih bising, white noise dapat membantu menutupi ledakan suara tiba-tiba yang membangunkan anak-anak, seperti lalu lintas yang bising atau teriakan seseorang.

White noise pada dasarnya mencakup seluruh spektrum suara, dari yang sangat rendah hingga sangat tinggi. Deru kipas atau suara statis dari radio antar stasiun adalah contoh white noise, selain ada juga istilah pink noise.

Ini mencakup lebih sedikit frekuensi tinggi dan umum terjadi di alam, seperti angin, hujan, atau detak jantung. Penting untuk mencari suara yang konsisten, seperti hujan, daripada rekaman yang berisi ledakan kebisingan, seperti deru ombak laut secara berkala, suara paus atau jangkrik, yang mungkin mengejutkan bayi.

Beberapa orang merasa sulit tidur ketika mendengarkan desis white noise dan lebih memilih suara pink noise yang lebih netral. Ada cukup banyak bukti yang menunjukkan bahwa pink noise dapat bermanfaat. "Penelitian melaporkan bahwa orang tertidur lebih cepat dan berpindah ke tidur non-REM yang lebih dalam, lebih cepat, dan lebih lama jika terpapar pink noise," kata Hall.

3 dari 4 halaman

Risiko Kerusakan Pendengaran

Apapun jenis suara yang Anda pilih, tetap ada risiko kerusakan pendengaran jika terlalu keras. Sebuah studi dari para peneliti di Toronto's Hospital for Sick Children menemukan bahwa banyak mesin white noise naik ke tingkat tidak aman, dengan beberapa di antaranya mencapai 85 desibel.

Memiliki mesin yang keras membuat bayi berisiko kehilangan pendengaran seiring waktu. Para peneliti merekomendasikan orangtua meletakkan mesin sejauh mungkin dari tempat tidur bayi dan menjaga volumenya tetap rendah, idealnya hingga 50 desibel.

Pink noise, dalam hal ini, kemungkinan lebih aman, kata Hall. "Itu berada di ujung spektrum frekuensi rendah, dan karena telinga manusia kurang sensitif terhadap suara frekuensi rendah, potensinya untuk merusak pendengaran Anda lebih kecil.”

Para peneliti SickKids juga merekomendasikan untuk mematikan mesin white noise setelah bayi tertidur, meski Hall mengatakan itu tidak masuk akal, karena bayi yang tertidur dengan suara bising juga perlu mendengar suara sepanjang malam. "Anak Anda akan bangun mencari suara itu jika tidak ada," jelasnya.

Saat menyalakan white noise atau pink noise sebelum tidur, bayi membentuk asosiasi tidur dengannya. Dengan kata lain, mereka akan selalu membutuhkannya untuk tertidur.

Itu tidak selalu merupakan hal yang buruk, kata Stremler, karena sangat umum bagi bayi untuk membentuk asosiasi tidur dengan sesuatu yang terjadi sebelum tidur. "Ada banyak hal yang bisa diasosiasikan anak-anak dengan tidur: digoyang, menyusui, atau memutar-mutar rambut ibu," katanya.

4 dari 4 halaman

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.