Sukses

Atraksi-Atraksi Unik di Desa Wisata Kampung Yoboi yang Berada di Atas Danau Sentani

Desa Wisata Kampung Yoboi menjadi salah satu yang masuk dalam kategori desa wisata terbaik ADWI 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Desa Wisata Kampung Yoboi berhasil menyabet juara keempat dalam kategori Desa Wisata Terbaik Kategori Konten Kreatif di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2021. Desa wisata yang berlokasi di Jayapura, Papua ini menyimpan beragam atraksi seru.

Setiap desa wisata memiliki keunikannya tersendiri. Begitu pula dengan Desa Wisata Kampung Yoboi. Dikutip dari laman resmi Jaringan Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Kamis, 30 Desember 2021, kampung ini berada di atas Danau Sentani atau terapung.

Sekitar 90 persen bangunan desa wisata ini berada di atas Danau Sentani. Selain itu, Desa Wisata Kampung Yoboi memiliki potensi wisata alam hingga budaya.

Salah satu atraksi seru di desa ini adalah dermaga warna-warni. Dermaga ini tentunya menjadi spot Instagramable dan sangat cocok untuk jadi latar mengabadikan momen manis ketika berkunjung ke sana.

Desa Wisata Kampung Yoboi juga menawarkan beragam keseruan lain. Wisatawan dapat menikmati treking hutan sagu, lapangan bola voli terapung, festival ulat sagu, gereja terapung, festival ela atau berburu, tarian di atas air atau Isosolo, dan lainnya.

Tarian Isosolo sendiri dibawakan oleh lebih dari lima orang dengan mengunakan beberapa perahu yang dikaitkan. Tarian ini dilakukan dengan tujuan tertentu, yakni membawa makan yang berupa hasil bumi kepada ondoafi/kepala suku, acara penobatan-penobatan ondoafi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tradisi Unik

Isosolo dilakukan dengan menari sambil menyanyi. Penonton yang ingin menyaksikan atraksi ini diminta membayar mulai Rp200 ribu.

Ada pula tradisi lain adalah Pembayaran (mahar) Kepala di Desa Wisata Kampung Yoboi. Ini adalah tradisi membayar untuk orang yang sudah meninggal yang dibayar kepada pihak atau saudara dari pihak ibu yang mengandung kita. Pembayaran menggunakan tomako bata/kapak batu, uang dan manik-manik.

Desa wisata ini juga memiliki tradisi panen ulat sagu yang biasa dilakukan saat sagu ditebang untuk disiapkan sampai membusuk dan menjadi ulat sagu. Proses panen agak rumit karena perlu mengupas kulit pohon sagu. Proses mencarinya dengan mengupas kulit dan membaliknya.

3 dari 4 halaman

Festival Ulat Sagu

Desa Wisata Kampung Yoboi juga menghadirkan festival ulat sagu yang digelar setahun sekali. Kepala suku terlebih dulu mengizinkan warga menebang pohon-pohon sagu yang telah ditentukan.

Sagu lalu dibiarkan dua bulan agar membusuk dan menjadi tempat bersarang ulat. Sebelum dipanen, ulat sagu dibuatkan suatu ritual. Ulat sagu hasil panen kemudian diolah dengan dibakar seperti satai, dibakar dengan sagu bakar, direbus, atau dimakan dengan papeda.

Selain itu, tersedia pula paket wisata kerajinan tangan yang dibuat masyarakat. Beberapa kerajinan yang dihasilkan adalah gantungan kunci tifa dari bahan kayu, hiloy atau garpu untuk memakan papeda, flashdisk kayu diukir, perahu mini, pakaian adat (dari kulit kayu), topi dari bahan bulu hewan, sayuran organik dan lain-lain .

4 dari 4 halaman

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.