Sukses

Omicron Persulit Perjalanan Turis ke Eropa

Sejumlah negara Eropa melakukan penguncian wilayah demi menekan penyebaran Omicron.

Liputan6.com, Jakarta - Covid-19 varian Omicron yang menular sangat cepat memaksa sejumlah negara Eropa melakukan penguncian wilayah selama beberapa hari terakhir. Karena semakin banyak pembatasan yang diberlakukan, perjalanan ke dan melintasi Eropa menjadi semakin sulit bagi wisatawan, terutama mereka yang berasal dari Inggris yang kasusnya meroket.

Belanda memasuki penguncian ketat pada Minggu, 19 Desember 2021, dengan toko-toko non-esensial, hotel, dan institusi budaya ditutup. Selain itu, pertemuan dalam ruangan dibatasi maksimal dua pengunjung, seperti dilansir dari laman CNN, Selasa (21/12/2021).

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menggambarkan langkah itu "tidak dapat dihindari" karena lonjakan infeksi di negaranya. "Belanda kembali tutup. Itu tidak bisa dihindari karena gelombang kelima yang datang kepada kami dengan varian Omicron," kata Rutte saat konferensi pers di akhir pekan.

Keputusan itu muncul hanya beberapa hari setelah Jerman mengumumkan karantina wajib selama 14 hari bagi semua pelancong yang datang dari Inggris mulai 20 Desember 2021.

Sementara itu, Prancis telah melarang semua turis yang tidak penting ke dan dari Inggris dalam upaya untuk mengurangi penyebaran varian baru. Langkah itu dilakukan saat banyak turis Inggris bersiap untuk melakukan perjalanan untuk awal musim ski Alpine.

"Karena varian Omicron menyebar sangat cepat di Inggris, pemerintah Prancis telah memutuskan untuk menerapkan kembali alasan kuat untuk perjalanan dari dan ke Inggris, dan untuk memperkuat tes wajib pada keberangkatan dan kedatangan," kata Perdana Menteri Prancis Jean Castex dalam pernyataannya pekan lalu.

Pada Sabtu, 18 Desember 2021, lebih dari 90.000 kasus Covid-19 dilaporkan di Inggris untuk hari kedua berturut-turut, termasuk lebih dari 10.000 kasus Omicron.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kebijakan Lain di Eropa

Sementara itu, baik Yunani dan Italia telah menerapkan pembatasan yang mewajibkan semua turis, termasuk yang berasal dari dalam Uni Eropa, untuk menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 negatif sebelum masuk. Italia mewajibkan pendatang menunjukkan hasil tes antigen yang diambil tidak lebih dari 24 jam sebelum keberangkatan, sementara mereka yang mengunjungi Yunani harus menunjukkan hasil tes PCR negatif yang diambil dalam 48 jam terakhir.

Sebelumnya, pelancong yang divaksinasi lengkap yang datang dari negara-negara Schengen dapat masuk tanpa harus mengikuti tes Covid-19. Namun, sejumlah destinasi Eropa, termasuk Portugal, kembali memberlakukan persyaratan pengujian wajib bagi semua pengunjung karena adanya varian baru tersebut.

Denmark dan Norwegia juga telah memilih untuk memberlakukan pembatasan Covid-19 baru selama beberapa hari terakhir karena meningkatnya tingkat infeksi. Di Denmark, tempat-tempat umum seperti bioskop dan gedung konser telah ditutup, serta taman hiburan populer Tivoli Gardens, sementara pejabat pemerintah telah memilih untuk menutup pusat kebugaran dan kolam renang di Norwegia, serta melarang penyajian alkohol di bar dan restoran. 

3 dari 4 halaman

Bertindak Cepat

Sementara itu, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre mencatat bahwa negaranya perlu bertindak cepat untuk menahan penyebaran varian Omicron. Bagi dia, banyak orang ini akan terasa seperti penguncian.

Di Swedia, pengecualian paspor vaksin akan dijatuhkan untuk pengunjung dari sesama negara Nordik Norwegia, Finlandia, Denmark dan Islandia mulai 21 Desember 2021. Itu berarti mereka yang datang dari tujuan ini harus menunjukkan bukti vaksinasi saat masuk.

Menteri Sosial Swedia Lena Hallengren juga menyarankan siapa pun yang bepergian ke negara itu untuk mengikuti tes Covid-19 terlebih dahulu karena situasi yang "memburuk". "Penyebaran infeksi meningkat tajam. Varian virus baru omicron membuat sulit untuk memprediksi penyebaran infeksi di masa depan," kata Hallengren.

Sejak pertama kali muncul pada akhir November, Omicron telah terdeteksi di 89 negara, dengan kasus virus corona yang melibatkan varian berlipat ganda setiap 1,5 hingga tiga hari menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.