Sukses

Ilmuwan Top AS Sebut Omicron Tidak Lebih Parah dari Delta

Omicron disebut kemungkinan tidak lebih parah dibanding dari Delta. Hal itu disampaikan oleh Anthony Fauci,

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan varian baru virus Covid-19, Omicron, membuat masyarakat dunia resah. Omicron sempat disebut-sebut lebih berbahaya ketimbang Delta.

Namun, kabar melegakan datang. Pakar penyakit menular top Amerika Serikat (AS) telah menggemakan pernyataan yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Omicron tidak mungkin lebih parah daripada varian Covid-19 lainnya.

Anthony Fauci mengatakan bahwa meskipun terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti. Namun, ada indikasi awal bahwa varian tersebut sebenarnya dapat menyebabkan penyakit yang lebih ringan.

“Ada beberapa saran bahwa itu bahkan mungkin kurang parah, karena ketika Anda melihat beberapa kelompok yang diikuti di Afrika Selatan, rasio antara jumlah infeksi dan jumlah rawat inap tampaknya lebih sedikit dibandingkan dengan Delta, ” seperti dikutip dari The Thaiger dari AFP, Rabu (8/12/2021).

Namun, dia mengatakan terlalu dini untuk mengambil kesimpulan. Itu terkait infeksi di Afrika Selatan terutama terjadi pada orang muda, yang cenderung tidak mengalami gejala parah atau perlu dirawat di rumah sakit.

“Saya pikir itu akan memakan waktu beberapa minggu lagi setidaknya di Afrika Selatan. Karena kita mendapatkan lebih banyak infeksi di seluruh dunia, mungkin perlu waktu lebih lama untuk melihat tingkat keparahannya,” kata Fauci.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tiga Area

Menurut laporan AFP, Fauci mengatakan ada tiga area yang diketahui dan tidak diketahui tentang varian baru. Pertama, penularannya. Kedua, potensinya untuk menghindari kekebalan dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Ketiga, potensinya untuk menyebabkan penyakit parah, rawat inap, atau kematian.

Fauci mengatakan ada sedikit keraguan bahwa varian Omicron jauh lebih menular daripada Delta dan juga tampak lebih baik dalam menginfeksi ulang orang yang sudah memiliki Covid-19. Ia menambahkan, temuan dari tes kemanjuran vaksin saat ini terhadap varian baru harus tersedia dalam waktu seminggu.

Secara keseluruhan, sementara ini masih awal, Fauci mengatakan skenario kasus terbaik adalah varian yang, meski lebih menular, tidak menyebabkan penyakit parah, atau peningkatan rawat inap dan kematian.

“Skenario terburuknya adalah tidak hanya sangat menular, tetapi juga menyebabkan penyakit parah dan kemudian Anda memiliki gelombang infeksi lain yang belum tentu tumpul oleh vaksin atau oleh infeksi sebelumnya dari orang-orang. Saya tidak berpikir bahwa skenario terburuk akan terjadi, tetapi Anda tidak pernah tahu,” kata Fauci.

3 dari 4 halaman

Karantina

Kasus Omicron membuat Korea Selatan menerapkan aturan baru terkait karantina pelancong setelah adanya lima kasus Covid-19 varian Omicron. Sejak Jumat, 3 Desember 2021, pelancong yang masuk ke Korea Selatan harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama 10 hari di bawah aturan karantina darurat pemerintah, dilansir dari laman Korea Times.

Karantina wajib 10 hari untuk semua pelancong yang tiba di Korea Selatan itu berlaku hingga 16 Desember 2021. Warga Korea Selatan dan orang asing yang tinggal jangka panjang harus karantina mandiri di rumah, sementara orang asing yang tinggal dalam jangka pendek harus menjalani karantina di fasilitas yang ditetapkan pemerintah.

Ada pengecualian untuk aturan karantina baru itu. Mereka yang datang dari negara-negara yang telah menandatangani perjanjian travel bubble dengan Korea Selatan, seperti Singapura dan Saipan, dibebaskan dari karantina. Pengecualian juga berlaku untuk personel penting perusahaan, seperti eksekutif dan pejabat pemerintah berpangkat.

4 dari 4 halaman

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.